Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal Usul Kampung Kauman Yogyakarta, Tempat Kelahiran KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

image-gnews
Suasana upcara Gerebeg Besar Keraton Yogyakarta dalam perayaan hari raya Idul Adha di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Jumat (26/10). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Suasana upcara Gerebeg Besar Keraton Yogyakarta dalam perayaan hari raya Idul Adha di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Jumat (26/10). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kiai Haji Ahmad Dahlan atau KH Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 1 Agustus 1886. Selain bersejarah sebagai tempat kelahiran sang Pahlawan Kebangkitan Nasional, Kampung Kauman ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Seperti apa sejarah Kampung Kauman ini?

Kauman merupakan sebuah kampung yang terletak di kelurahan Ngupasan di kecamatan Gondomanan, Yogyakarta. Lokasinya berada di selatan Malioboro dan di utara Kraton Nyayogyakarta. Bagian timur kampung ini dibatasi Jalan Pekapalan dan Jalan Pangurakan, sedangkan bagian barat dibatasi Jalan Nyai Ahmad Dahlan atau dulu dikenal dengan Jalan Gerjen. Sementara bagian utara dan selatan masing-masing dibatasi oleh Jalan K.H.A. Dahlan dan tembok benteng Kraton Yogyakarta. Hanya membutuhkan waktu 10 menit jalan kaki dari Kraton Kasultanan Yogyakarta. Sementara jika jalan kaki dari Jalan Malioboro, menghabiskan waktu sekitar 15 menit.

Asal Usul Kampung Kauman

Mengutip buku K.H. Ahmad Dahlan (1868 – 1923) oleh Nur Khozin dan Isnudi, asal-usul Kampung Kauman memiliki keterkaitan dengan sejarah Kesultanan Yogyakarta yang didirikan berdasarkan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Perjanjian yang ditandatangani Gubernur Nicollas Hartigh itu menjadi salah satu bentuk politik pecah belah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Tujuannya untuk melemahkan pengaruh dan wewenang pemimpin lokal.

Berdasarkan Perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi bergelar Sultan Hamengku Buwono Senapati Ingalaga Abdurakhman Sayyidin Panatagama Khalifatullah. Sultan Hamengku Buwono I yang merupakan seorang arsitek kemudian merancang dan membangun sistem tata kota Kesultanan Yogyakarta. Per 7 Oktober 1756, Sultan Hamengku Buwono mulai menempati keraton dan menjadikannya sebagai pusat aktivitas kegiatan masyarakat.

Menurut Doktor di Universitas Gadjah Mada, Sidik Jatmika, dalam bukunya Kauman : Muhammadiyah Undercover (2010), kampung-kampung yang berada di pinggiran benteng keraton kemudian diberi nama unik. Nama ini sesuai dengan profesi mayoritas warganya. Sementara berdasarkan letaknya, perkampungan di sekitar keraton dikelompokkan ke dalam dua wilayah, yaitu njeron benteng dan njaban benteng. Njeron benteng merupakan kawasan dalam kompleks keraton, sedangkan njaban benteng adalah kawasan di luar keraton.

Kampung di wilayah njeron benteng merupakan tempat tinggal abdi dalem. Abdi dalem adalah orang yang sehari-hari menangani urusan rumah tangga keraton. Sedangkan kampung njaban ditinggali oleh komunitas lain, tersebar dari Tugu hingga Panggung Krapyak. Kampung Kauman terletak di wilayah njeron benteng. Disebut Kauman lantaran warga yang tinggal di kampung ini merupakan abdi dalem yang ditugaskan oleh sultan untuk mengurusi urusan agama, seperti dikutip dari buku Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah (2010) oleh Ahmad Adaby Darban. Nama Kauman berasal dari bahasa Arab, qoimmuddin, artinya penegak agama.

Keberadaan Kampung Kauman dilatarbelakangi oleh pembangunan Masjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 29 Mei 1773. Bersamaan dengan selesainya pembangunan masjid tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono I mengangkat abdi dalem untuk menghidupkan aktivitas dalam masjid. Abdi dalem ini memegang jabatan keagamaan dan mendapatkan tanah dari sultan, sebagaimana diungkapkan oleh Guillaume Frédéric Pijper dalam buku Fragmenta Islamica: Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia Awal Abad XX (1987).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ayah Ahmad Dahlan, Kiai Haji Abu Bakar bin Haji Sulaiman, merupakan salah satu abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Dia menjabat sebagai khatib di Masjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bertugas memberikan khotbah salat Jumat secara bergiliran dengan khatib lainnya. Ahmad Dahlan kecil, yang kala itu masih bernama Muhammad Darwis, dididik secara langsung oleh orang tuanya dalam lingkungan keluarga di Kampung Kauman ini. Muhammad Darwis mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan menjelang pulang usai menjalankan ibadah haji dan menuntut ilmu selama lima tahun di Makkah.

Kini Kampung Kauman ditetapkan sebagai Kampung Wisata. Kampung ini diklaim sebagai satu-satunya Kampung Wisata yang berbasis religi agama Islam. Kampung Kauman memiliki nilai sejarah syiar keislaman, khususnya sebagai berdirinya organisasi Islam Muhammadiyah di Yogyakarta, seperti dikutip dari laman pariwisata.jogjakota.go.id.

Salah satu bangunan yang wajib dikunjungi saat menyambangi Kampung Kauman adalah Masjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibangun sejak 1773. Tapi tak hanya itu, di kampung ini juga tersimpan tempat-tempat bersejarah saksi bisu perjalanan tokoh nasional sekaligus pendiri Muhammadiyah, KH  Ahmad Dahlan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Pergerakan Nyi Ahmad Dahlan untuk Perempuan Dimulai dari Sopo Tresno di Kampung Kauman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

1 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

1 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

1 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

2 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

2 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

2 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

2 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.


Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

3 hari lalu

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.