TEMPO.CO, Yogyakarta - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM berakhir pada Senin, 23 Mei 2022. Ketentuan PPKM tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Nomor 24/2022 untuk PPKM Jawa-Bali dan Instruksi Menteri Daman Negeri Nomor 25/2022 untuk wilayah luar Jawa-Bali.
Lantas bagaimana dengan daerah yang belum mencapai status PPKM Level 1? Salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta yang selama ini berstatus PPKM Level 2. Apakah otomatis menjadi PPKM Level 1 atau tidak ada lagi ketentuan PPKM alias dicabut atau dihapus?
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, memperkirakan pemerintah pusat masih mempertahankan kebijakan PPKM. "Kami memprediksi PPKM belum akan dicabut," kata Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin, 23 Mei 2022.
Wacana pencabutan PPKM diisyaratkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Dia menyatakan kebijakan PPKM akan berhenti jika penyebaran Covid-19 sudah terkendali.
Hanya saja, Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, kemungkinan pencabutan itu masih kecil. "Selama masih ada orang yang terinfeksi Covid-19 dan dirawat di rumah sakit, kami kira PPKM belum dicabut," kata Sultan.
Selain itu, Sultan melanjutkan, belum jelas apakah pandemi ini sudah bergerak ke arah endemi. Musababnya, yang berwenang menentukan status situasi kesehatan itu adalah Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, bukan pemerintah suatu negara.
Sultan Hamengku Buwono X memperkirakan pemerintah pusat terus menerapkan PPKM sampai status pandemi penularan Covid-19 di Indonesia benar-benar dinyatakan menjadi endemi. Dengan begitu, kata dia, upaya pembatasan kegiatan masyarakat masih berlaku, meski ada kelonggaran, misalkan boleh membuka masker di ruang terbuka yang tidak ramai dan syarat perjalanan atau mobilitas yang kian mudah.
Pelonggaran mobilitas ini mendorong pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta, terutama selama libur lebaran. Sultan Hamengku Buwono X melanjutkan, bergeraknya perekonomian di Yogyakarta terutama disokong sektor pariwisata dan pendidikan. "Jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta otomatis meningkat," ujarnya.
Baca juga:
Libur Lebaran, Wisatawan Keluar Duit Sampai Rp 1,2 Triliun di Sleman Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.