Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Syair Linon dan Smong dari Simeulue, Pesan Mitigasi Bencana Lewat Cerita Lokal

Reporter

Tumpukan material akibat gempa bumi 9,3 SR dan gelombang tsunami di kota Banda Aceh, pada 26 Desember 2004. Salah satu gempa terkuat yang pernah terjadi di Indonesia ini merenggut 160.000 korban jiwa dan juga berdampak hingga wilayah Sri Lanka, India, dan Thailand. Dok. TEMPO.
Tumpukan material akibat gempa bumi 9,3 SR dan gelombang tsunami di kota Banda Aceh, pada 26 Desember 2004. Salah satu gempa terkuat yang pernah terjadi di Indonesia ini merenggut 160.000 korban jiwa dan juga berdampak hingga wilayah Sri Lanka, India, dan Thailand. Dok. TEMPO.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa gempa dan tsunami yang melanda Aceh dan Simeulue pada 2004 belum sepenuhnya hilang dari ingatan. Terlebih, musibah itu merenggut tak kurang dari 200 ribu jiwa dan meluluhlantakkan kota.

Jatuhnya banyak korban kala itu diduga karena masyarakat tak tahu soal tsunami dan dampaknya, sehingga sebagian dari mereka justru berbondong-bondong mengambil ikan yang terdampar di bibir pantai semasa air laut surut sesaat setelah gempa. Suara gemuruh yang terdengar sebelum air bah menerjang daratan ketika itu dikira suara pesawat dan tidak dianggap sebagai pertanda bahaya sehingga tidak ada yang berinisiatif untuk menjauhi daerah pantai.

Penghuni wilayah umumnya baru bergerak menuju ke dataran tinggi setelah menyaksikan air laut menerjang dan memporak-porandakan daerah mereka. Korban jiwa pun berjatuhan. Namun, tidak demikian yang terjadi di Pulau Simeulue dan gugusan pulau di sekitarnya.

Meski gempa dan tsunami membuat rumah-rumah warga dan bangunan fasilitas publik di pulau itu hancur lebur sebagaimana yang terjadi di Aceh, namun jumlah korban jiwa di pulau di sisi barat Aceh yang posisinya lebih dekat dengan pusat gempa itu tergolong tidak banyak. Dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue, warga Simeulue yang meninggal saat gempa dan tsunami melanda 18 tahun lalu hanya enam orang dan mereka pun sebelumnya menderita stroke dan penyakit jantung.

Padahal kerusakan yang terjadi akibat bencana itu parah. "Kalau kerusakan akibat gempa dan tsunami dulu Kabupaten Simeulue ini cukup parah, banyak bangunan, rumah penduduk, serta fasilitas umum yang hancur akibat gempa dan tsunami tahun 2004 silam. Namun untuk korban jiwa cukup sedikit," kata Kepala BPBD Simeulue Zulfadli.

Korban jiwa akibat gempa dan tsunami di Simeulue tidak banyak karena umumnya warga sudah mengetahui tanda-tanda bencana sehingga segera menyelamatkan diri. Bahkan ada desa di kabupaten tersebut yang seluruh warganya meninggalkan desa dan pindah ke daerah yang berada jauh dari pinggir pantai.

Kemampuan mitigasi masyarakat Simeulue tidak lepas dari pengetahuan mereka mengenai linon dan smong atau gempa bumi dan tsunami yang pernah melanda wilayah Simeulue 115 tahun silam pada 1907. Bencana yang merenggut banyak nyawa manusia dan hewan ternak itu diceritakan secara turun-temurun di daerah Simeulue, sehingga melekat di benak setiap individu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hikayat linon dan smong yang mengisahkan tragedi gempa dan gelombang besar yang pernah melanda pulau itu membantu menyelamatkan lebih dari 80 ribu orang yang menghuni 10 wilayah kecamatan di Kabupaten Simeulue. Hikayat tersebut disampaikan lewat nyanyian.

Enggelmon Sao curito (Dengarlah sebuah cerita)
Inang maso semonan (pada masa jaman dulu)
Manoknop sao fano (tenggelam satu tempat)
Wila dasesewan (Begitulah mereka ceritakan)
Unenne Alek Linon (Diawali dengan gempa)
Besang bakatne Malli (Disusul ombak yang besar sekali)
Manoknop Sao hampong (Tenggelam seluruh kampung)
Tibo-tibo Mawi (Tiba-tiba saja)
Anga linonne Malli (Kalau gempanya kuat)
Uwek surui sahuli (Disusul air surut sekali)
Mahea mihawali (Segera cari)
Fanome singa tenggi (Tempat kalian yang lebih tinggi)
Ede Smong kahanne (Itulah Smong namanya)
Turiang da nenekta (Sejarah nenek moyang kita)
Miredem teher ere (Ingatlah ini betul-betul)
Pesan dan navida (Pesan dan nasihatnya)

Syair tentang linon dan smong itu merupakan bagian dari langkah mitigasi penduduk Simeulue. Selain lewat syair, mereka menyampaikan tragedi akibat gempa dan tsunami pada masa lalu lewat seni tradisional Nandong dan nanga-nanga yang biasa dilantunkan oleh orang tua pada bayi mereka di ayunan.

"Cerita linon dan smong ini disampaikan melalui banyak cara, bahkan sejak seseorang masih baru lahir cerita linon dan smong ini telah disampaikan, salah satunya lewat nanga-nanga ini," kata Sarman Jayadi, seorang tokoh masyarakat Simeulue.

Lewat syair, penduduk Simeulue terus menyampaikan pengingat kepada keturunan mereka untuk mewaspadai kemungkinan terjadi bencana gempa dan tsunami. Berkat itu, penduduk Kabupaten Simeulue menyelamatkan dari bencana linon dan smong pada 2004. "Salah satu penyebabnya karena masyarakat Simeulue saat gempa tidak mendekati air laut, tapi sebaliknya, secara bersama-sama mencari tempat yang tinggi, seperti dalam cerita linon dan smong yang diceritakan secara turun temurun itu," ujar Sarman.

Baca juga: Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Netflix Tayangkan The Days, Tsunami dan Bencana Nuklir Fukushima 12 Tahun Lalu

10 jam lalu

The Days. Netflix
Netflix Tayangkan The Days, Tsunami dan Bencana Nuklir Fukushima 12 Tahun Lalu

Netflix merilis serial drama The Days, menyoroti tentang tsunami dan bencana Fukushima yang terjadi di Jepang.


NASA Kembangkan Sistem Deteksi Tsunami Berbasis GPS Inovatif GUARDIAN

2 hari lalu

Para ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA sedang menguji GUARDIAN, sebuah sistem deteksi tsunami eksperimental yang menggunakan data satelit navigasi global. (NASA/Scitechdaily)
NASA Kembangkan Sistem Deteksi Tsunami Berbasis GPS Inovatif GUARDIAN

Sistem pemantauan tsunami eksperimental ini memanfaatkan data dari kelompok GPS dan satelit pencari arah lainnya yang mengorbit Bumi.


Gempa Menengah Guncang Laut Banda, Ini Analisis dan Data BMKG

2 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Menengah Guncang Laut Banda, Ini Analisis dan Data BMKG

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Banda.


Heru Budi Sebut Kemacetan Jadi Kendala Penanganan Bencana di Jakarta

6 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama jajarannya usai meninjau pembebasan lahan di kawasan Normalisasi Kali Ciliwung, Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, Senin, 8 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Sebut Kemacetan Jadi Kendala Penanganan Bencana di Jakarta

Heru Budi bentuk Satgas Terpadu Penilaian Gedung dan Nongedung Untuk Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi Provinsi DKI Jakarta.


Studi Baru Peringatkan Potensi Tsunami Raksasa dari Antartika Terulang Lagi

8 hari lalu

Zona Perlindungan Laut di Antartika
Studi Baru Peringatkan Potensi Tsunami Raksasa dari Antartika Terulang Lagi

Tsunami raksasa dari Antartika di masa lalu bisa terjadi sampai ke kawasan Asia Tenggara. Bagaimana potensinya di masa kini?


Bali Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 , BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

12 hari lalu

Peta dan info pusat gempa di Bali pada Rabu, 24 Mei 2023, lepas tengah malam. (BMKG)
Bali Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 , BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

BMKG melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang barat daya Kuta Selatan, Bali, pada Kamis pukul 02.57 WIB.


RUU Kekhususan Jakarta Juga Atur Budaya Betawi, DKI: Tidak Hanya Sekadar Dilestarikan

13 hari lalu

Pesilat menampilkan kesenian pencak silat Betawi dalam memeriahkan hari ulang tahun (HUT) ke-495 Jakarta di kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad, 19 Juni 2022. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar pementasan kesenian tradisional khas Betawi termasuk Ondel-ondel pada 18-26 Juni 2022 di sejumlah lokasi, seperti Kota Tua, arena Pekan Raya Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), perkampungan budaya Betawi Setu Babakan, dan sejumlah pusat perbelanjaan. ANTARA/Aditya Pradana Putra
RUU Kekhususan Jakarta Juga Atur Budaya Betawi, DKI: Tidak Hanya Sekadar Dilestarikan

RUU Kekhususan Jakarta ini bertujuan mendorong Budaya Betawi sebagai kearifan lokal Jakarta.


4 Rangkuman tentang Gempa Kaledonia Baru

17 hari lalu

Gempa di Kaledonia Baru, Jumat, 19 Mei 2023, dilaporkan memicu tsunami kecil pada tide gauge di Pulau Mare. (BMKG)
4 Rangkuman tentang Gempa Kaledonia Baru

Gempa berkekuatan magnitudo 7,1 melanda tenggara Kepulauan Loyalty di Kaledonia Baru pada Sabtu, 20 Mei 2023. Gempa susulan


Gempa M5,0 di Samudra Hindia Guncang Trenggalek, Nihil Tsunami

23 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M5,0 di Samudra Hindia Guncang Trenggalek, Nihil Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


Top 3 Tekno Berita Kemarin: dari Mega-tsunami di Tonga sampai Ransomware di BSI

24 hari lalu

Pemandangan pantai dan reruntuhan setelah letusan gunung berapi dan tsunami, di Nuku'alofa, Tonga, 18 Januari 2022. Foto: Marian Kupu/Broadcom Broadcasting FM87.5/via REUTERS
Top 3 Tekno Berita Kemarin: dari Mega-tsunami di Tonga sampai Ransomware di BSI

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 12 Mei 2023, dipuncaki artikel yang mengungkap dugaan mega-tsunami akibat letusan gunung api bawah laut Tonga.