Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Candi Kotomahligai di Muaro Jambi, Ada Pohon yang Hanya Tumbuh di Sana

image-gnews
Pohon-pohon kundu atau pohon sialang di kawasan Candi Kotomahligai dalam Kompleks Percandian Muarajambi di Provinsi Jambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono
Pohon-pohon kundu atau pohon sialang di kawasan Candi Kotomahligai dalam Kompleks Percandian Muarajambi di Provinsi Jambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Jambi - Deretan pohon duku dan durian laksana berbaris di tepi jalan Desa Baru, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, selepas Jembatan Batanghari II hingga masuk Kompleks Percandian Muarajambi. Area tersebut masuk dalam Kawasan Cagar Budaya Nasional atau KCBN Muarajambi. 

Kawasan cagar budaya ini terletak di tepian Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Pulau Sumatera, yang berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di pantai timur Jambi. KCBN Muarajambi berstatus warisan budaya nasional melalui penetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 259/M/2013 Tanggal 30 Desember 2013 dengan luas 3.981 hektare. Kompleks percandian agama Buddha ini menjadi zona inti KCBN Muarajambi, dengan luas 17,5 kilometer persegi (1.750 hektare) atau 44 persen dari luas total KCBN.  

"Saking luasnya, dari Jembatan Batanghari sampai masuk kompleks percandian ini masih sebagian kecil dari seluruh luas KCBN Muarajambi,” kata Ramond, seorang pegiat jurnalistik dan juga pemerhati budaya Jambi pada Sabtu, 7 Mei 2022. KCBN Muarajambi mencakup kompleks percandian serta situs permukiman dan jaringan pengairan kuno. 

Secara administratif, luas KCBN Muarajambi terhampar di delapan desa dalam dua kecamatan. Yaitu, Muarajambi, Danau Lamo, dan Dusun Baru di Kecamatan Marosebo, serta Kemingking Luar, Kemingking Dalam, Dusun Mudo, Teluk Jambu, dan Tebat Patah di Kecamatan Taman Rajo. 

Menurut Ramond, buah duku yang banyak dijual di Jakarta dan kota besar lainnya dengan nama duku Palembang sejatinya banyak berasal dari Kabupaten Muaro Jambi, termasuk yang tumbuh liar maupun dibudidayakan masyarakat di dalam KCBN Muarajambi. Keadaan ini mirip dengan nasib buah apel dari wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, terutama dari Kecamatan Nongkojajar dan Kecamatan Tosari, yang diberi label sebagai apel Batu atau apel Malang. Misalnya begitu.

Selain duku dan durian, bagi Ramond, ada satu jenis pohon yang sangat eksotis di dalam Kompleks Percandian Muarajambi, yaitu pohon kundu atau pohon sialang. Perlu diketahui, selain Candi Kotomahligai, Kompleks Percandian Muarajambi mempunyai Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Gedong 1 dan Candi Gedong 2, Candi Astano, dan kolam Talaga Rajo. 

Pohon kundu atau pohon sialang ini bernama ilmiah Koompassia excelsa. Pohon itu hanya bisa dijumpai di Candi Kotomahligai yang suasananya sangat hening dan teduh. Secara administratif, candi ini berlokasi di Desa Danau Lamo, Kecamatan Marosebo, berdekatan dengan jalan menuju Muara Sabak, Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Candi Kotomahligai terletak di bagian paling barat Kompleks Percandian Muarajambi, sekitar 900 meter dari Candi Kedaton -kedua candi dipisahkan Sungai Terusan. Candi Kotomahligai dikelilingi rawa dan kanal-kanal kuno, hutan belukar, serta kebun duku, durian, karet, dan jengkol. Kanal-kanal ini yang menghubungkan Candi Kotomahligai dengan candi-candi lainnya.

Kelompok candi di Muarajambi dikelilingi pagar tembok. Begitu begitu pula dengan Candi Kotomahligai yang dipagari tembok berdimensi 97,5 x 12 meter. Tembok pagar ini membagi ruang candi induk dan pendapa di bagian timur. Terdapat reruntuhan berlumut hijau mirip gundukan candi induk berukuran 20 x 20 meter dan ukuran candi perwara atau candi pengiring berdimensi 20 x 15 meter. Gundukan candi induk dan candi perwara berada di tengah halaman.

Pohon-pohon kundu atau pohon sialang di kawasan Candi Kotomahligai dalam Kompleks Percandian Muarajambi di Provinsi Jambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono

“Gundukan-gundukan ini diduga reruntuhan candi maupun bangunan lain yang menandakan di masa lalu telah ada permukiman manusia yang maju,” kata Ramond. Nah, di situlah pohon-pohon sialang tegak menjulang setinggi rata-rata 40 sampai 50 meter. Berbeda dengan kebanyakan pohon, akar pohon sialang muncul di permukaan tanah. Kaliber akarnya sangat besar, rata-rata sekitar 5-6 meter. Saking besarnya, perlu enam orang dewasa bergandengan tangan untuk bisa melingkari akarnya.

Menurut Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Jambi, Abdul Haviz alias Ahok, keberadaan pohon sialang menjadi kelebihan sekaligus keunikan Candi Kotomahligai dibanding dengan Candi Tinggi yang lebih popular. Musababnya, pohon sialang hanya tumbuh di situ. "Pohon kundu cuma ada di Kotomahligai. Jumlahnya sebelas pohon dan usianya diperkirakan ratusan tahun," kata Ahok.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Datuk Gondang, seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, pohon-pohon kundu tak hanya berkaitan dengan sikap batin dan kebudayaan masyarakat setempat, tetapi juga menjadi sumber penghasilan. Penduduk setempat menyebutnya dengan pohon madu lantaran ribuan lebah suka membangun sarang di dahan-dahannya.

Gundukan reruntuhan bangunan di kawasan Candi Kotomahligai dalam Kompleks Percandian Muarajambi menandakan pada masa lalu telah ada permukiman yang maju. TEMPO | Abdi Purmono

Masyarakat biasanya menggunakan tangga kayu sepanjang 4-5 meter untuk naik hingga ke bagian batang yang bisa dipeluk, lalu memanjat dan merayapi dahan tempat sarang-sarang lebah berada. "Makanya madu-madu dari Jambi dijamin kualitasnya karena asli dipanen dari dalam hutan, dari pohon-pohon yang tinggi,” kata Datuk Gondang, dalam obrolan malam hari di Pojok Kopi Dusun yang berada di sepetak kebun karet. 

Datuk Gondang dan Ramond menyimpan kecemasan terhadap keberadaan pohon sialang di Candi Kotomahligai sehubungan rencana pemugaran candi oleh Balai Arkeologi Sumatera Selatan. Penelitian dan ekskavasi sudah dilakukan pada 2-17 Juli 2021 untuk mengetahui peran dan fungsi Candi Kotomahligai di masa lalu. Penelitian akan dilanjutkan dalam waktu yang belum ditentukan.

Mereka khawatir pohon-pohon besar nan tua di sana akan ditebang walau sudah ada jaminan aman oleh Balai Arkeologi.  "Mungkin pohon-pohon tua di Kotomahligai tetap dipertahankan, tetapi nantinya bisa jadi ada perubahan signifikan pada lanskap eksotis lokasi ini," ujar Ramond.

Pohon-pohon kundu atau pohon sialang di kawasan Candi Kotomahligai dalam Kompleks Percandian Muarajambi di Provinsi Jambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono

Adapun Ahok meyakini pemugaran tak sampai merusak tatanan lokasi. Paling banter pohon-pohon tua, bukan cuma pohon kundu, yang mau tumbang saja yang bakal dipangkas atau dipotong sehingga tak sampai merusak nilai kesejarahannya. 

Bagi pelancong yang ingin masuk Candi Kotomahligai, sebaiknya memakai baju lengan panjang dan membawa losion antinyamuk. Lantaran mobil tak bisa masuk, naiklah sepeda motor atau sepeda sewaan untuk menjangkau Candi Kotomahligai. Berjalan kaki hitung-hitung olahraga sekaligus mencegah polusi.

Baca juga:
Candi Muara Jambi: Ada Kopi Nikmat, Dewi Kebijakan dan Bersepada

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

4 hari lalu

Foto udara Masjid Sultan Ternate di Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu 20 Maret 2024. Masjid yang dibangun pada tahun 1606 di masa kekuasaan Sultan Saidi Barakati tersebut merupakan bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di kawasan Timur Nusantara dan menjadi salah satu tujuan wisata religi yang dikunjungi umat Islam saat bulan Ramadhan. ANTARA FOTO/Andri Saputra
Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.


Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

6 hari lalu

Polres Batanghari memantau api yang menyala kembali di bekas sumur minyak ilegal, Selasa, 23 April 2024. (ANTARA/HO-Polres Batanghari)
Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

Semburan api yang muncul ini akibat aktivitas pengeboran sumur minyak ilegal di kawasan Tahura di Desa Senami, Kabupaten Batanghari.


Jadwal dan Harga Tiket Dieng Culture Festival 2024

6 hari lalu

Prosesi pemotongan rambut anak gimbal di Dieng Culture Festival 2018 yang bertempat di pelataram kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu, 5 Agustus 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Jadwal dan Harga Tiket Dieng Culture Festival 2024

Dieng Culture Festival 2024, yang bertajuk "The Journey," akan kembali menyapa penggemar budaya dan seni pada Agustus mendatang.


Jokowi Kunjungan Kerja ke Jambi untuk Cek Pasar dan RSUD

28 hari lalu

Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan pemerintah untuk Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 3 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Kunjungan Kerja ke Jambi untuk Cek Pasar dan RSUD

Presiden Joko Widodo bertolak menuju Provinsi Jambi untuk kunjungan kerja pada Rabu pagi, 3 April 2024.


Viral Kasus Perusakan Toko Laundry di Grogol Petamburan, Polisi Tangkap 1 Tersangka di Jambi

37 hari lalu

Ilustrasi jasa laundry. TEMPO/Fahmi Ali
Viral Kasus Perusakan Toko Laundry di Grogol Petamburan, Polisi Tangkap 1 Tersangka di Jambi

Polisi menangkap tersangka perusakan toko laundry berinisial J, 41 tahun, di daerah Jambi.


Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

38 hari lalu

Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta (Dua dari kiri), Kabid Humas Kombes Pol Mulia Prianto (tiga dari kiri) dan Kapolres Tebo I Wayan Arta (empat dari kanan) menyampaikan keterangan pers terkait hasil penyidikan kasus penganiayaan santri di Tebo, Sabtu, 23 Maret 2024. Foto: ANTARA/Tuyani.
Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.


Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

39 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

Polres Tebo, Jambi, menangkap terduga pelaku penyebab kematian santri berinsial AH, 13 tahun, di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes).


Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

44 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

Kasus kematian santri di salah satu Pondok Pesantren di Tebo Jambi ini sempat mandek, hingga viral lagi setelah dibawa ke Hotman Paris.


Disinggung Hotman Paris, Kasus Santri Tewas di Jambi yang Sempat Mandek Berlanjut

45 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Disinggung Hotman Paris, Kasus Santri Tewas di Jambi yang Sempat Mandek Berlanjut

Polda Jambi menyatakan penyelidikan kasus kematian seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Tebo terus berlanjut.


Mengenal Tradisi Bantai Adat di Jambi untuk Menyambut Ramadan

53 hari lalu

Masyarakat di Kecamatan Tabir menggelar Festival Bantai Adat pada Jumat (8/3/2024). (ANTARA/HO-Diskominfo Merangin)
Mengenal Tradisi Bantai Adat di Jambi untuk Menyambut Ramadan

Dalam tradisi Bantai Adat tahun ini, sebanyak 84 kerbau disembelih untuk diperjualbelikan ke warga. Bakal jadi lauk selama Ramadan.