TEMPO.CO, Jakarta - Aerospace Technology Institute (ATI) tengah mengembangkan konsep pesawat terbang bertenaga hidrogen cair untuk menjadi solusi transportasi udara bebas karbon. Konsep itu diresmikan pada Senin, 6 Desember 2021.
Dikembangkan dalam proyek FlyZero dengan pendanaan dari pemerintah Inggris, pesawat bertenaga hidrogen diyakini akan lebih unggul dari pesawat bertenaga listrik. Pesawat itu diklaim mampu memangkas waktu perjalanan, mengurangi dampak perjalanan internasional serta memiliki kecepatan yang sama dengan pesawat saat ini, tetapi dengan jangkauan yang lebih jauh.
Mengenai ukurannya, diperkirakan akan berukuran sedang dengan kemampuan angkut maksimal 279 penumpang secara non-stop dari London (Inggris) ke San Fransisco (Amerika Serikat) atau dari London ke Auckland (Selandia Baru) hanya dengan satu pengisian bahan bakar. Penerbangan pertama pesawat ini diharapkan mulai sekitar pertengahan 2030-an.
“Penelitian perintis Institut Teknologi Aerospace menyoroti potensi hidrogen dalam mewujudkan konektivitas global nol-karbon. Teknologi hijau terobosan ini tampaknya akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi penerbangan dan melalui kerja Jet Zero Council, sektor penerbangan Inggris sedang menjajaki semua jalan untuk memastikan kami melindungi manfaat terbang bagi generasi mendatang sambil memangkas karbon,” kata CEO Jet Zero, Emma Gilthorpe.
Pesawat itu akan menggunakan hidrogen cair, bahan bakar yang diteliti untuk pesawat dan mobil selama bertahun-tahun yang menghasilkan energi jauh lebih banyak daripada minyak tanah penerbangan tetapi tidak melepaskan karbon dioksida saat digunakan.
Di samping manfaat iklim, hidrogen cair memiliki berat sekitar sepertiga dari berat minyak tanah untuk perjalanan penerbangan yang sama. Itu memungkinkan pesawat untuk meningkatkan jangkauannya guna mengurangi persinggahan di tengah penerbangan yang mengganggu.
Secara desain, ATI mengatakan bahwa pesawat akan memiliki memiliki dua tangki besar hidrogen cair yang disimpan secara kriogenik di bagian belakang, yang akan menyimpan hidrogen -250 derajat Celcius. Juga dua tangki yang lebih kecil di bagian depan untuk menjaga keseimbangan saat bahan bakar digunakan.
“Pada saat dunia sedang fokus dalam mengatasi perubahan iklim, konsep menengah kami menetapkan visi yang benar-benar revolusioner untuk masa depan perjalanan udara global yang menjaga keluarga, bisnis, dan negara tetap terhubung tanpa jejak karbon,” ujar Chris Gear, Direktur Proyek FlyZero.
Sementara itu, Sekretaris Bisnis Kwasi Kwarteng mengatakan bahwa desain desain pesawat bertenaga hidrogen cair ini dapat menentukan masa depan kedirgantaraan dan penerbangan dunia.
Sebab, dengan mengisi bahan bakar pesawat secara berkelanjutan akan memungkinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan seperti yang kita lakukan sekarang, tetapi dengan cara yang tidak merusak planet ini (bumi). “Dengan bekerja sama dengan industri, kami menunjukkan bahwa penerbangan yang benar-benar bebas karbon dapat dilakukan dengan hidrogen sebagai pelopor untuk menggantikan bahan bakar fosil konvensional,” ujar Kwasi Kwarteng.
ANDINI SABRINA | GOV.UK | ILF SCIENCE
Baca juga: 10 Penerbangan Pesawat Komersil Tersingkat di Dunia, Ada yang Hanya 47 Detik