Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengunjungi Tapak Natuna, Pesona Bumi Ratusan Juta Tahun Lalu

image-gnews
Beberapa pengunjung berswafoto dengan latar Gunung Ranai Natuna di Objek Wisata Tapak Natuna, Kepri, awal November 2021. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Beberapa pengunjung berswafoto dengan latar Gunung Ranai Natuna di Objek Wisata Tapak Natuna, Kepri, awal November 2021. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Iklan

TEMPO.CO, Riau - Saat berkunjung ke Natuna Kepulauan Riau, destinasi wisata bebatuan menjadi salah satu tujuan wisata favorit. Bentang alam itu yang membuat Natuna masuk sebagai salah satu geopark nasional.

Bentang bebatuan itu muncul dari dasar dalam tanah. Tidak hanya di tepi pantai, bebatuan menyebar hingga ke darat bahkan di depan perkarangan rumah warga. Salah satunya bisa disaksikan di Tapak Natuna.

Objek wisata bebatuan itu berada di kawasan Natuna Dave Resort di Jalan Raya Sepemapang, Buguruan Timur, Kabupaten Natuna. Dari Bandara Udara Raden Sadjad Natuna hanya butuh sekitar satu jam perjalanan menuju Tapak Natuna.

Menjelang sampai di Tapak Natuna, pengunjung akan disuguhkan pemandangan pantai disepanjang jalan raya. Pohon kelapa yang menjulang ke langit dan pemandangan lepas laut Natuna akan memanjakan mata ketika disaksikan dari kendaraan.

Namun, sekarang pemandangan itu sedikit terganggu karena sudah terdapat beberapa bangunan rumah warga di sepanjang jalan yang menutupi pantai. “Kalau dulu, rumah-rumah ini tidak ada, jadi pandangan kita lepas, dan lebih cantik,” ujar Rahmat Wijaya, salah seorang warga Natuna yang mengajak Tempo berkunjung ke Tapak Natuna itu awal November 2021.

Tapak Natuna berada di sebelah kanan jalan, tepat mengarah ke Laut Natuna. Jika berkeliling Natuna, sebaiknya siapkan tranportasi pribadi, misalnya menyewa kendaraan roda dua atau roda empat. Pengunjung bisa juga menggunakan tranportasi yang disewakan tempat penginapan. Sedangkan untuk transportasi umum tidak terlihat ada di Natuna.

Sebelum menuju Tapak Natuna, pengunjung akan melihat bangunan ‘Natuna Dave Resort’. Bangunan itu berada di tengah hamparan bebatauan dan pohon kelapa yang subur.

Selain tempat menginap, Natuna Dave Resort sering menjadi tempat swafoto karena bangunannya yang unik. Tidak salah, Natuna Dave Resort menjadi resort tebaik penerima penghargaan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Award 2021 beberapa waktu lalu.

Arsitektur bangunan resort ini mendapat pujian karena menjaga lingkungan alam dan kearifan lokal. Di kawasan resort juga terdapat kafe dengan minuman khas kopi ‘sebalau’ dan berbagai minuman dan makanan lainnya.

Meskipun berada di kawasan resort, objek wisata Tapak Natuna dibuka untuk masyarakat umum. “Kawasan ini terbuka untuk umum, tidak hanya untuk pengunjung yang menginap di resort,” kata Pengelola Natuna Dave Resort Bobby Rozano.

Kondisi Tapak Natuna ini menjorok ke laut. Pengunjung akan melintasi jembatan kayu yang berada di atas air di tepi laut. Di bagian kiri kanan jembatan terdapat bebatuan yang muncul dari dasar tanah. Sedangkan di bagian ujung menyambut batu-batu besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat air laut sedang surut, beberapa batuan jelas terlihat muncul dari pasir laut yang bersih. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang ukuran tinggi satu meter, hingga belasan meter.

Bebatuan ini juga memiliki jenis warna bervariasi. Bagian atas telihat hitam, kemudian bagian tengah mulai berwarna putih, seperti kue lapis, dari hitam, putih, orange, abu-abu hingga hijau. 

Jembatan yang berada di atas pantai ini menuju ke beberapa batu yang paling besar di Tapak Natuna. Jembatan kayu berukuran satu meter ini membawa pengunjung mengelilingi bebatuan besar di ujung Tapak Natuna.

Tidak hanya itu, di bagian tengah bebatuan terdapat bendungan kecil yang dibangun seperti kolam. Air ombak yang menghantam batu masuk ke dalam kolam terlihat sangat jernih dan biru.

“Kalau air pasang ini (kolam) penuh, anak-anak lokal disini bermain, meloncat dari atas batu itu, kalau saya tidak berani,” kata Bobby sambil menunjukan kolam yang diapit bebatuan tinggi di atas laut itu.

Pesona Tapak Natuna ini tidak hanya sampai di situ. Jika melihat ke belakang tepatnya ke arah darat pemandangan Gunung Ranai sangat jelas terlihat. Apalagi ketika puncaknya diselimuti awan-awan kecil seperti benang sutra.
"Ini menakjubkan awannya seperti benang sutra,” ujar Doni, salah seorang pengunjung Tapak Natuna yang tidak henti-henti mengabadikan momen ini melalui smartphonenya.

Saat ini, Natuna resmi ditetapkan menjadi geopark nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia. Geopark merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan suatu kawasan (dengan luas tertentu) secara berkelanjutan yang memadu serasikan tiga keanekaragaman alam, yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity). Konsep ini berpilar pada aspek konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat, dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui geowisata.

Kepala Dinas Pariwisata Natuna Hardinansyah mengatakan Natuna memiliki keberagaman bebatuan yang umurnya sudah ada sejak 180 juta tahun lalu. "Bebatuan ini berasal dari kerak samudera, kerak benua dan sungai purba," kata dia.

Beberapa objek wisata terdapat di Natuna, seperti Gua dan Pantai Bamak di Buguran Timur Laut, Taman Batu Alif di Buguruan Timur, Tanjung Datu Buguran Utara, Pulau Senua Buguran Timur, Senubing Buguran Timur, Gunung Ranai, Pulau Setanau, Pulau Akar, Batu Kasah dan lainnya.

Baca juga4 Destinasi Wisata di Indonesia yang Masuk dalam Geopark UNESCO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelar Geopark Ciletuh Run 2024, UGGCP Didorong jadi Destinasi Kelas Dunia

13 jam lalu

Pengunjung menikmati air terjun di kawasan wisata alam Geopark Ciletuh Curug Awang, Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad, 9 Desember 2018. Curug Awang yang memiliki tinggi 40 meter dan lebar 60 meter serta menawarkan suasana pemandangan air terjun yang masih alami tersebut menjadi alternatif wisata liburan di akhir pekan bersama keluarga. ANTARA/Nurul Ramadhan
Gelar Geopark Ciletuh Run 2024, UGGCP Didorong jadi Destinasi Kelas Dunia

Peserta Geopark Ciletuh Run 2024 bisa menikmati panorama alam yang berada di Geopark Ciletuh.


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

1 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

1 hari lalu

Pengunjung mengibarkan bendera Merah Putih di Taman Wisata Alam (TWA) Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

3 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

4 hari lalu

Embung Cangkring menjadi salah satu destinasi wisata di Geopark Karangsambung-Karangbolong. Foto: @geoparkkarangsambung
5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.


Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

8 hari lalu

Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan resmi masuk dalam jajaran UNESCO Global Geopark. Status itu ditetapkan berdasarkan keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada 24 Mei 2023. Shutterstock
Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.


10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

9 hari lalu

Pura Luhur Uluwatu, Bali. shutterstock.com
10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.


18 Geopark di Cina dan Eropa Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark Baru

14 hari lalu

Geopark Meteora, Yunani. Unsplash.com/Jason Blackeye
18 Geopark di Cina dan Eropa Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark Baru

Geopark apa saja yang termasuk dalam 18 geopark yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark baru


Penetapan dan Kriteria UNESCO Global Geopark

14 hari lalu

Panorama kawah di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Penetapan dan Kriteria UNESCO Global Geopark

UNESCO Global Geopark merupakan kawasan geografis yang memiliki signifikansi geologi internasional


Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

31 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.