Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jika Kondisi Normal, Pasti Ada Perayaan Idul Adha Grebeg Besar di Yogyakarta

Reporter

image-gnews
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta, Senin 12 Agustus 2019. Pada acara guna memeriahkan Idul Adha 1440 H tersebut, keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan yang dibagikan di Masjid Gede Kauman, Pakualaman dan Kepatihan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta, Senin 12 Agustus 2019. Pada acara guna memeriahkan Idul Adha 1440 H tersebut, keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan yang dibagikan di Masjid Gede Kauman, Pakualaman dan Kepatihan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Kalau saja kondisi normal, tak ada pandemi Covid-19 dan PPKM Dariurat, perayaan Idul Adha di Yogyakarta selalu meriah. Memperingati Idul Adha dilakukan dengan menggelar gunungan Grebeg Besar oleh Keraton Yogyakarta. Namun, untuk Idul Adha kali ini, tepatnya pada 20 Juli 2021 pelaksanaan tradisi Grebeg Besar ditiadakan guna mencegah penyebaran COVID-19. Lantas, apa itu sebenarnya tradisi Grebeg Besar dan bagaimana pelaksanaanya?

Sebagaimana dikutip dari Jurnal ASPIKOM edisi 2018, Grebeg Besar merupakan salah satu tradisi masyarakat Jawa guna memperingati hari besar Islam, yaitu Idul Adha. Untuk ritual Grebeg Besar di Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta, terdapat penyembelihan hewan kurban di Masjid Gede yang dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah. Bulan Dzulhijah memiliki makna sasi besar sebagaimana digambarkan dalam Kalender Jawa Islam. Hal ini lah yang kemudian menjadi penyebutan Grebeg Idul Adha sebagai Grebeg Besar.

Dalam tradisi ini, biasanya terdapat kegiatan mengarak gunungan berbentuk segitiga. Gunungan ini berisi tumpukan makanan yang terdiri atas bebagai macam, mulai dari sayuran, buah-buahan hingga hasil bumi. Olahan ketan menjadi makanan paling ikonik dan utama dalam tradisi arak-arakan ini. Ketan dianggap sebagai lambang perekat antara hubungan raja dan rakyatnya agar semakin harmonis dan erat sebagaimana sifat ketan yang lengket.

Mengutip Jurnal Sejarah Budaya, edisi 2009, apabila pelaksanaan Grebeg Besar bersamaan dengan Tahun Dal yang jatuh setiap delapan tahun sekali (satu windu), perayaan Grebeg Besar akan dilaksanakan secara istmewa, yakni berupa penambahan satu gunungan yakni Gunung Bromo atau kutuq dengan puncak yang terdapat asap dan api.  

Upacara Grebeg atau yang juga dikenal dengan nama Garebeg dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam setahun, tepatnya saat hari-hari besar Islam, seperti Idul Fitru (Syawal), Idul Adha (Besar), dan Maulud Nabi.P elaksanaan Grebeg selain sebagai bentuk syukur atas kenikmatan yang diberikan oleh Sang Kuasa, juga digunakan untuk memperoleh keselamatan bersama.

Dikutip dari berbagai sumber, proses Grebeg Besar diawali dengan pawai para prajurit perang Keraton Yogyakarta atau disebut sebagai prajurit bregada yang terdiri atas sepuluh satuan. Pasukan bregada memakai seragam yang berbeda-beda kemudian keluar dari Keraton guna mengiringi gunungan untuk di arak ke beberapa titik terdekat Keraton, seperti Alun-Alun Yogyakarta, Kantor Gubernur, dan Kadipaten Pakualaman. Setelah melakukan prosesi serah terima dan doa, isi gunungan diperebutkan atau disebut dengan ngrayah oleh warga karena dipercaya isi gunungan dapat membawa berkah.

Di Yogyakarta, ritual dalam Grebeg Besar ini merupakan bentuk komunikasi ritual milik masyarakat dalam Keraton Yogyakarta, Asimilasi antara agama dan budaya yang tercermin dalam pelaksanan upacara Grebeg Besar sejatinya dibawa oleh Sultan Hamengkubowono 1. Kondisi ini tak mengherankan tradisi Grebeg Besar sangat kental dengan islam karena Keraton Yogyakarta telah menyelipkan agama Islam dalam sendi kehidupan Keraton.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Hari Raya Idul Adha Tahun ini Tiada Grebeg Besar di Yogyakarta

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

1 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

1 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

2 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

2 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

2 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

4 hari lalu

Demo udara berbagai pesawat warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta Senin (22/4). Dok.Istimewa
Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

4 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

4 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengakui dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pertemuan dengan eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.


Kecelakaan Tunggal, Bus Pariwisata Terguling di Bantul Sebabkan Sejumlah Penumpang Luka

4 hari lalu

Bus pariwisata mengalami kecelakaan tunggal dan terguling di Jalan Siluk-Imogiri Bantul Yogyakarta pada Ahad, 21 April 2024 sore. Dok. Istimewa
Kecelakaan Tunggal, Bus Pariwisata Terguling di Bantul Sebabkan Sejumlah Penumpang Luka

Bus pariwisata itu melaju dari arah Pantai Baron, Gunungkidul, menuju Bantul lewat jalur Siluk Imogiri yang dikenal cukup curam dengan jalan berkelok.