Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita James Cook dan Misteri Ujung Selatan Bumi, Berbuah Khasiat Jeruk Limau

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Kapten James Cook. Foto: Wikipedia
Kapten James Cook. Foto: Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, JakartaJames Cook adalah seorang tentara Angkatan Laut Inggris pada abad ke-18. Dia juga anggota Royal Society yang merupakan komunitas ilmuwan Inggris terbaik pada masa itu.

Pada 1769, Letnan James Cook dengan Kapal Endeavour kembali ke Inggris melalui Samudera Hindia. Pada pelayaran itu, ia berhasil memetakan Pulau New Zealand. James Cook kemudian memberi nama semua pantai, teluk, dan tanjung di New Zealand. Nama-nama itu masih digunakan sampai sekarang.

Mengutip buku Cook, James, Journal of the HMS Endeavour, 1768–1771, National Library of Australia, Manuscripts Collection, MS 1, 22 August 1770, sebelum 1774, para ilmuwan masih menganut teori lama yang percaya bahwa di ujung selatan Bumi terdapat sebuah benua yang disebut Terra Australis Incognita.

"Pada masa itu, para ilmuwan percaya benua di ujung selatan Bumi berfungsi mengimbangi benua yang ada di sebelah utara Bumi," kata Hari Suroto, dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua. "Sebab jika tidak, menurut mereka, bumi ini menjadi berat sebelah."

Untuk membuktikannya, Royal Society yang berpusat di London, Inggris, mengutus James Cook untuk berlayar menuju Bumi paling selatan guna mencari Terra Australis Incognita. Pada 1772, James Cook dengan 108 anak buah kapal berlayar naik Kapal Endeavour sejauh 20.000 mil melalui Samudera Hindia.

Dia tiba di Antartika pada 28 Januari 1774 dan tidak menemukan benua. "Yang dijumpainya hanyalah laut dengan ombak setinggi gunung, salju, dan gunung es," kata Hari Suroto. "Sejak saat itu, Terra Australis Incognita dianggap mitos belaka."

Kendati tidak menemukan benua paling ujung selatan Bumi, James Cook tetap berjasa. Dia menemukan cara mencegah penyakit skorbut atau scurvy yang ketika itu menghantui para pelaut. Dalam ilmu kedokteran modern, penyakit skorbut adalah gangguan kesehatan yang disebabkan kekurangan vitamin C akut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Skorbut atau The Plague of The Sea menjadi penyakit yang memicu kematian tertinggi bagi para pelaut saat berlayar. Terkadang setengah hingga tiga perempat jumlah anak buah kapal tewas karena terkena scurvy. James Cook menduga penyakit skorbut itu muncul karena asupan makanan para pelaut yang tidak higienis selama berlayar.

Saat berada di atas kapal, para pelaut juga hampir tidak pernah makan sayur. Pada masa itu, makanan para pelaut berupa daging kotor yang dimasak dengan air kotor, roti lapuk dimakan tikus, ikan kering dan keras bagai kayu. Mereka juga tidak pernah menyantap buah-buahan ketika mengarungi lautan.

Untuk mencegah penyakit skorbut menjangkiti awak kapal, James Cook menyiapkan perbekalan, terutama logistik sebaik mungkin sebelum kapal melepas sauh. Semua anak buah kapal harus makan sayur dan buah sebelum berangkat dan setiap kali mencapai daratan. Mereka juga wajib minum air perasan jeruk limau selama berlayar.

Dalam pelayaran yang berlangsung tiga tahun dengan 108 anak buah kapal, hanya empat orang yang meninggal. "Itu pun bukan karena penyakit skorbut," kata Hari Suroto mengutip buku tadi. Ketika kembali ke Inggris, masyarakat kagum dengan pencapaian James Cook.

Lupakan James Cook yang tidak menemukan Terra Australis Incognita karena memang itu hanya mitos. Kerajaan Inggris menganugerahkan bintang emas kepada James Cook sebagai penghargaan atas jasanya. James Cook kemudian naik pangkat menjadi kapten. Dia dikenal dengan Kapten James Cook atau Captain Cook.

Baca juga:
Polisi Sydney Tangkap 2 Wanita Perusak Patung Kapten James Cook

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mengatur Konsumsi Buah Harian

1 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
Cara Mengatur Konsumsi Buah Harian

Makan buah setiap hari dapat membantu menurunkan risiko terkena berbagai penyakit.


10 Buah yang Tidak Baik Dikonsumsi Setiap Hari

1 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
10 Buah yang Tidak Baik Dikonsumsi Setiap Hari

Buah-buahan memang baik bagi kesehatan. Namun 10 buah ini jangan dikonsumsi setiap hari karena akan membawa dampak negatif bagi sebagian orang.


Nelayan Korban Tabrakan di Perairan Perbatasan Batam-Singapura Belum Ditemukan

4 hari lalu

Basarnas terus melakukan pencarian terhadap satu orang nelayan korban tabrakan di perairan Batam-Singapura. Foto Humas Basarnas.
Nelayan Korban Tabrakan di Perairan Perbatasan Batam-Singapura Belum Ditemukan

Pencarian terhadap seorang nelayan yang menjadi korban tabrakan di perairan perbatasan Batam-Singapura terus dilanjutkan, Selasa, 3 September 2024.


Kapal Kuno yang Ditemukan di Bintan Disebut "Kapal Lancang Kuning", Ini Kata Arkeolog

6 hari lalu

Tim menemukan artefak dari dalam lambung kapal, terdiri dari fragmen keramik, kaca dan benda logam menyerupai kunci. Dok. Istimewa
Kapal Kuno yang Ditemukan di Bintan Disebut "Kapal Lancang Kuning", Ini Kata Arkeolog

Hasil sementara penelitian kapal kuno abad ke 12 Masehi yang ditemukan tertimbun di pasir di pantai kawasan Lagoi Bintan, Provinsi Kepulauan cukup uni


Kapal Kuno yang Ditemukan di Pesisir Bintan Diteliti, Kerja Sama dengan Italia

6 hari lalu

Penampakan kapal kuno dari abad ke-12 yang ditemukan di pesisir Lagoi Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Foto BRIN-UNIVERSITAS NAPOLI L'ORIENTALE
Kapal Kuno yang Ditemukan di Pesisir Bintan Diteliti, Kerja Sama dengan Italia

Kapal tersebut sudah ditemukan sejak 2016 di Bintan, namun penelitian dilanjutkan dua tahun belakangan.


Manfaat Buah Sawo untuk Kesehatan, Si Cokelat Kaya Vitamin C

7 hari lalu

Ilustrasi buah sawo. etsy.com
Manfaat Buah Sawo untuk Kesehatan, Si Cokelat Kaya Vitamin C

Buah sawo atau dikenal sebagai Manilkara zapota, adalah buah tropis yang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, kaya vitamin C.


Bisa Angkat Sel Kulit Mati, 5 Buah Ini Mampu Perlambat Penuaan Dini

8 hari lalu

Penuaan Dini/Bisnis.com
Bisa Angkat Sel Kulit Mati, 5 Buah Ini Mampu Perlambat Penuaan Dini

Penuaan kulit dapat diperlambat dengan pola makan yang tepat, dan rajin mengonsumsi buah-buahan.


Namibia Cabut Izin Berlabuh Kapal Pembawa Kargo Militer ke Israel

8 hari lalu

Tentara Yaman dan milisi Houthi menyerang kapal yang berhubungan dengan Israel di Laut Hitam. Irna news
Namibia Cabut Izin Berlabuh Kapal Pembawa Kargo Militer ke Israel

Kapal itu mengangkut bahan peledak RDX ke Israel di tengah serangan Gaza, kata media Namibia


Petugas Imigrasi Ranai Periksa Kapal Pengangkut Ikan Asal Hong Kong di Natuna

8 hari lalu

Suasana Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 29 Agustus 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Petugas Imigrasi Ranai Periksa Kapal Pengangkut Ikan Asal Hong Kong di Natuna

Petugas dari Kantor Imigrasi Kelas II Ranai memeriksa paspor Anak Buah Kapal (ABK) dari kapal pengangkut ikan asal Hong Kong di perairan Natuna.


Bamsoet Pastikan Penanganan Kasus Kapal MT ARMAN 114 Adil dan Transparan

8 hari lalu

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menerima kunjungan Duta Besar Iran, H.E. Mr. Mohammad Boroujerdi, di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024. Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet menegaskan bahwa penanganan kasus hukum yang melibatkan kapal MT ARMAN 114 akan dilakukan secara transparan dan berkeadilan. Dok. MPR
Bamsoet Pastikan Penanganan Kasus Kapal MT ARMAN 114 Adil dan Transparan

Bambang Soesatyo memastikan proses hukum terhadap kasus hukum kapal MT ARMAN 114 berbendera Iran akan berjalan transparan dan berkeadilan.