TEMPO.CO, Mataram - Di tengah situasi pandemi Covid-19, para ilmuwan dan ahli di seluruh dunia terus berinovasi untuk menemukan cara menangani virus tersebut. Salah satunya juga dilakukan oleh Sumbawa Technopark dari Nusa Tenggara Barat.
Lembaga yang menginisiasi pengetahuan dan teknologi diantara lembaga penelitian dan pengembangan, universitas dan industri itu membuat sistem deteksi dan surveilans virus SARS-Cov2. Penemuan tersebut dipresentasikan pada Ahad, 13 Juni lalu di Bandara Sultan M Salahudin Bima oleh Direktur Sumbawa Technopark Kiki Yulianto di depan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Kiki mengatakan hadirnya sistem itu diantaranya untuk memulihkan sektor pariwisata di NTB. Terlebih, NTB akan menjadi tuan rumah sejumlah agenda internasional seperti World Superbike dan MotoGP Mandalika.
Dari presentasi tersebut, Kiki berharap Kemenparekraf dapat memberikan bantuan berupa penambahan fasililitas alat yang dibutuhkan untuk menjalankan program sistem deteksi dan surveilans virus SARS-Cov2. ''Yang dapat mendukung program pariwisata di NTB dan mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berwisata di NTB,'' ujarnya kepada Tempo, Senin, 14 Juni 2021.
Penemuan itu adalah hasil kontribusi Ali Budhi Kusuma lulusan S-3 Mikrobiologi dari Newcastle University, Ari Pribadi lulusan S3 Air Pollution and Environmental Science King’s College London & Imperial College dan Haryandi ahli madya lingkungan kerja.
Sistem tersebut menggunakan seperangkat alat pengecekan keberadaan partikel virus SARS-Cov2, termasuk deteksi varian baru dari virus tersebut. Sistem ini menggunakan serangkaian alat yang terdiri dari air quality sampler, Real-time Polymerase Chain Reaction (RT- PCR) dan Ilumina Sequencer.
Menurut Kiki, alat Ilumina Sequencer itu harganya bervariasi antara Rp 2 miliar sampai Rp 4,5 miliar. ''Fungsinya untuk mengetahui cetak biru (blueprint) suatu makhluk hidup dalam bentuk urutan kode genetik (DNA)," ujarnya.
Alat tersebut juga berfungsi untuk memetakan keseluruhan materi genetik virus SARS-cov2 dan memantau keberadaan varian baru dengan mengacu kepada cetak biru virus SARS-Cov2 yang ditemukan pertama kali. Karena mahalnya alat itu, pihaknya membutuhkan bantuan dari pemerintah.
Penggunaan sistem itu diharapkan Sumbawa Technopark dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali datang ke NTB. Sehingga berdampak pada ekonomi wilayah setempat.
Baca juga: Mahasiswa Pariwisata Bantu Promosi 17 Desa Wisata di Lombok dan Sumbawa NTB