TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tak setuju jika pemerintah sampai menutup sejumlah gerai restoran cepat saji McDonald's usai menimbulkan kerumunan pada Rabu, 9 Juni 2021.
Kerumunan McDonald's di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman kemarin terjadi ketika restoran itu mulai menggelar promo kolaborasi dengan grup idol Korea, BTS Meal, melalui layanan pesan antar dan drive thru. Satgas Covid-19 setempat menilai kerumunan McDonalds itu sebagai upaya kontra produktif dengan upaya memerangi penularan Covid-19 yang masih meluas di DIY.
“Kami tak setuju jika sanksinya untuk McDonald's itu lalu penutupan, langkah itu namanya mematikan usaha,” kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono saat ditemui Tempo, Kamis, 10 Juni 2021.
Deddy menuturkan penutupan gerai restoran itu sama saja menyelesaikan masalah namun memunculkan masalah baru. “Karena kalau penutupan itu lalu berkaitan dengan kondisi di dalam sektor usaha, implikasinya cukup luas ada tenaga kerja, supplier dan lainnya yang bergantung di situ padahal ekonomi kita baru akan bangkit,” kata dia.
Menurut Deddy, manajemen McDonald's di DIY juga merupakan anggota PHRI, untuk itu pihaknya telah melakukan pembinaan. "Sementara ini kami berikan bukan sanksi, tapi peringatan dan pembinaan. Kalau sanksi berat juga susah karena itu program dari manajemen pusat di daerah hanya menjalankan," ujarnya.
Dari hasil klarifikasi PHRI DIY ke manajemen restoran itu, pihak manajemen mengakui program ini mendadak turun dari manajemen pusat. Sehingga mereka di daerah sampai tidak sempat melaporkan ke Satgas Covid-19 PHRI DIY maupun Satgas Covid-19 pemerintah.
"Memang seharusnya dengan program promo yang berpotensi memicu kerumunan seperti ini harus lapor Satgas Covid-19," kata Deddy.
Manajemen McDonald's di DIY, ujar Deddy, telah menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa kemarin. Program promo BTS Meal saat ini hanya dilayani drive thru saja sedangkan untuk pemesanan melalui aplikasi online ditutup.
"Sudah langsung ditutup aplikasinya begitu kemarin ada laporan viral dan kami berharap semuanya memiliki izin dari Satgas setempat, jangan sampai muncul klaster di hotel maupun restoran,” kata Deddy.
PHRI DIY telah meminta manajemen McDonald's di DIY dalam menggelar program apapun mengutamakan protokol kesehatan seperti membatasi jumlah pesanan secara online agar tidak menumpuk. Misalnya dibuat pembatasan per hari sekian porsi dan pesanan yang bisa dilayani per jam berapa banyak.
“Karena gerai McDonald's di DIY cukup banyak, promo bisa dilakukan dengan shift juga misalnya di salah satu gerai berlaku pukul 10.00-12.00, lalu gerai selanjutnya waktu berikutnya,” kata Deddy.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan kepolisian setempat sebenarnya sudah langsung mendatangi gerai-gerai McDonald's setelah muncul kerumunan. Sebab, program promo dari gerai tersebut tidak mendapatkan izin dari Satgas Covid-19. “Semua kegiatan yang berpotensi mengumpulkan massa harus mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 agar bisa terpantau protokolnya,” kata dia.
Baca juga: Saus Spesial BTS Meal, Begini Rasa dan Sejarah Saus Cajun