Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Antarkota Bisa Ditempuh Jalan Kaki, Yogyakarta Sulit Awasi Larangan Mudik Lokal

image-gnews
Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Giwangan, Yogyakarta, Rabu, 5 Mei 2021. Terminal Giwangan tidak akan menerima kedatangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pada larangan mudik Lebaran mulai Kamis, 6 Mei 2021. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Giwangan, Yogyakarta, Rabu, 5 Mei 2021. Terminal Giwangan tidak akan menerima kedatangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pada larangan mudik Lebaran mulai Kamis, 6 Mei 2021. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan akan mengikuti pemerintah pusat yang kini memberlakukan larangan mudik lokal atau mobilitas dalam wilayah aglomerasi dalam upaya mencegah penularan Covid-19 pada masa libur Lebaran tahun ini.

Meski begitu, Pemerintah DIY memprediksi pengawasan untuk larangan mudik lokal ini kemungkinan akan relatif sulit mengingat banyaknya akses keluar masuk antar kabupaten/kota di DIY. "Jalan kaki saja bisa (keluar masuk kabupaten-kota di DIY), ya larangan mudik lokal ini mungkin agak sulit, namun akan kami ikuti," ujar Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji, Jumat, 7 Mei 2021.

Bukan rahasia lagi jika wilayah DIY yang tak terlalu luas itu memiliki batas-batas kabupaten/kota tak terlalu kentara. Khususnya di wilayah garis Kartamantul atau Kota Yogyakarta- Kabupaten Sleman-Kabupaten Bantul.

Hampir setiap hari, mobilitas warga yang bekerja dan berwisata di dalam wilayah Kartamantul itu selalu menembus batas-batas wilayah administratif karena jarak tempuhnya pendek dengan kendaraan bermotor. Misalnya warga Kota Yogyakarta jika hendak plesiran ke Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul, dia hanya butuh waktu kurang lebih 60 menit. Atau warga Kabupaten Sleman yang ada di lereng Gunung Merapi ingin plesiran ke Malioboro, hanya perlu waktu sekitar 60 menit bahkan bisa kurang.

Memang sedikit berbeda dengan Kabupaten Gunungkidul atau Kulon Progo. Untuk sampai ke Kota Yogyakarta harus melewati kabupaten Bantul atau Sleman dulu sehingga waktunya sedikit lebih lama. Namun tak akan sampai dua jam.

Aji menuturkan baru mengetahui kebijakan larangan mudik lokal itu hari ini dan akan mengonfirmasi detil kebijakan tersebut ke pemerintah pusat dan Satgas Covid-19. Sebab, DI Yogyakarta termasuk salah satu dari delapan wilayah aglomerasi skala kecil yang sebelumnya masih diizinkan untuk mudik lokal atau mudik dalam satu wilayah provinsi.

Hal itu mengacu pada Addendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau berpergian dalam wilayah aglomerasi ini tidak boleh, ya bagaimana cara kami membatasi orang dari Kabupaten Bantul ke kota Yogya, dalane ono piro (jalannya ada berapa banyak yang harus diawasi)," kata Aji.

Salah satu strategi untuk mengawasi larangan mudik lokal ini, menurut Aji, yakni pengetatan mobilitas lewat peran satgas tingkat rukun tetangga/rukun warga atau RT/RW. "Pengurus RT/RW kami minta mengingatkan kalau ada warganya yang hendak keluar, ada rambu-rambu tidak boleh keluar," kata Aji.

Aji mengatakan akan sulit jika pemerintah juga harus sampai melakukan penjagaan di pintu masuk- keluar antar kabupaten. "Antar kabupaten/kota hampir tak ada batasnya," kata dia.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan dengan larangan mudik lokal itu, Pemerintah DIY akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat. "Tidak mungkin tidak mengikuti, kami kan juga tidak punya dasar kalau pemerintah pusat mencabut (izin mudik lokal) itu" ujarnya.

Sultan menjelaskan meski Pemda DIY akan menjalankan kebijakan pusat, tetapi soal larangan mudik lokal di wilayah aglomerasi ini pihaknya masih perlu melakukan koordinasi. "Kami perlu atur lagi soal kebijakan itu, saat ini belum tahu teknisnya seperti apa," kata Sultan.

Baca juga: Larangan Mudik 2021, Wilayah Bandung Raya Sekat Kedatangan Orang Luar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

21 jam lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

4 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

4 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

5 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

5 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

6 hari lalu

Demo udara berbagai pesawat warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta Senin (22/4). Dok.Istimewa
Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

6 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.