TEMPO.CO, Jakarta - Singapura menduduki peringkat pertama sebagai tempat terbaik selama pandemi Covid-19 menurut Bloomberg. Negara kepulauan Asia Tenggara itu mengalahkan Selandia Baru dari posisi teratas dalam Peringkat Ketahanan Covid Bloomberg pekan ini.
Peringat tersebut utamanya diraih berkat upaya vaksinasi di Singapura yang telah mencakup hampir 20 persen dari 5,7 juta populasinya, menurut Bloomberg. Sedangkan Selandia Baru yang dipuji karena keberhasilannya menangani pandemi baru memvaksinasi sekitar 1,9 persen dari populasinya.
Australia, yang menempati peringkat ketiga dalam Covid Resilience Ranking telah memvaksinasi sekitar 3,7 persen populasinya. Israel, Taiwan dan Korea Selatan juga berada di antara 10 peringkat teratas.
Peringkat menurut Bloomberg itu melihat beberapa faktor antara lain kasus Covid-19 di masyarakat, tingkat kematian dan persentase populasi yang tercakup oleh vaksin. Penilaian juga mempertimbangkan faktor kualitas hidup seperti tingkat keparahan lockdown, pergerakan orang di ruang ritel dan kantor dan cakupan perawatan kesehatan.
Bloomberg mengatakan tiga negara peringkat teratas, yaitu Singapura, Selandia Baru dan Australia, memberikan "kualitas hidup pra-pandemi" kepada penduduk mereka dengan pengecualian perjalanan internasional. Perbatasan ketiga negara telah ditutup untuk sebagian besar turis asing selama lebih dari setahun, tetapi masing-masing negara dengan hati-hati ingin membuka pariwisata dengan negara lain yang telah mengendalikan virus.
Awal bulan ini, Selandia Baru dan Australia membuka travel bubble bebas karantina antara kedua negara selama tidak ada laporan wabah virus baru dan Singapura mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan meluncurkan travel bubble yang telah lama tertunda dengan Hong Kong pada 26 Mei. Australia sedang dalam pembicaraan dengan Singapura untuk menerapkan kebijakan serupa.
Singapura mengambil tindakan cepat musim semi lalu ketika virus mulai menyebar ke seluruh wilayah. Pada Maret 2020, Singapura menutup perbatasannya untuk turis asing dan menerapkan karantina wajib selama 14 hari untuk penduduk yang kembali.
Bulan berikutnya, Singapura memberlakukan lockdown ketat selama dua bulan yang disebut sebagai pemutus penularan. Sejak berakhirnya lockdown pada bulan Juni, kehidupan di Singapura berangsur-angsur kembali ke keadaan normal.
Pada bulan Juni dan Juli, Singapura mulai mengizinkan pembukaan kembali bisnis ritel, hotel, bioskop dan tempat ibadah dengan kapasitas terbatas. Pada bulan November, jalur pelayaran mulai menawarkan kapal pesiar tanpa tujuan bagi penduduk Singapura, yang dimulai dan diakhiri di Singapura tanpa ada perhentian di antaranya.
INSIDER
Baca juga: Travel Bubble Singapura dan Hong Kong Dibuka Mei 2021