Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisatawan Jangan Nekat Mendekati Gunung Merapi Yogyakarta, 3 Bahaya Mengintai

image-gnews
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 Maret 2021. Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Gunung Merapi mengalami 81 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 m ke arah barat daya. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 Maret 2021. Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Gunung Merapi mengalami 81 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 m ke arah barat daya. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang datang ke Yogyakarta dilarang mendekati kawasan Gunung Merapi, khususnya dalam area 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta hingga Minggu, 21 Maret 2021 masih mendeteksi aktivitas vulkanik di Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan setidaknya ada tiga bahaya mengintai jika wisatawan atau penduduk sekitar nekat beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. "Alasan pertama, status Gunung Merapi sekarang masih dalam level III atau Siaga," kata Hanik pada Minggu, 21 Maret 2021.

Status Gunung Merapi pasca-erupsi awal Januari 2021 hingga kini belum diturunkan karena masih intens mengeluarkan material vulkanik. BPPTKG merinci, dalam waktu kurang dari sehari pada Minggu, 21 Maret 2021, masih terjadi puluhan guguran lava pijar, meski lontaranya kurang dari 1.000 meter.

Baca juga:
Puncak Gunung Merapi Berpendar Merah Setiap Malam, Ini Penjelasannya

Dari rekap sepekan terakhir pada 12 – 18 Maret 2021, Gunung Merapi tiga kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter. Ada pula 211 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter.

Alasan kedua, Hanik melanjutkan, BPPTKG mengamati kawasan rawan bencana belum bisa dipersempit dari radius bahaya 5 kilometer dari Puncak Gunung Merapi tadi. Musababnya, dua kubah lava Gunung Merapi masih terus tumbuh. Pertumbuhan kubah lava disertai volume yang kian membesar.

Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu 27 Januari 2021. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Semakin besar volume kubah itu, maka tingkat ancamannya pun bertambah. "Terutama jangakauan awan panas yang bakal terjadi," kata Hanik. Volume kubah lava di tengah kawah puncak Gunung Merapi pada akhir pekan ini tercatat hampir 1 juta meter kubik atau persisnya 950 ribu meter kubik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Volume kubah lava di tengah kawah Gunung Merapi ini lebih besar dibandingkan dengan volume kubah lava di sisi barat daya gunung itu yang mencapai 840 ribu meter kubik. "Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sisi selatan - barat daya," kata Hanik.

Wilayah selatan - barat daya Gunung Merapi meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Dan di arah tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Artikel terkait:
Teka Teki Kerangka Manusia 1,5 Kilometer dari Puncak Gunung Merapi

Alasan ketiga, Hanik mengatakan, potensi bahaya lahar dingin Gunung Merapi akibat material yang dikeluarkannya terus bertumpuk, tingginya intensitas hujan, dan semakin seringnya hujan abu di kawasan lereng. "Masyarakat harus mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Hanik.

Penambangan di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana III juga belum direkomendasikan untuk berlanjut akibat tingginya potensi banjir lahar saat ini. BPPTKG mengamati terjadi aliran lahar dengan intensitas rendah pada 12 dan 17 Maret 2021 di Kali Boyong. "Kami mohon masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," kata Hanik.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Rahardjo mengatakan jika ada pelaku usaha wisata yang merencakanan aktivitas atau pembukaan destinasi wisata di kawasan lereng Gunung Merapi, harus berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Sleman dan BPPTKG. "Acuannya tetap rekomendasi BPPTKG, khususnya di kawasan lereng Gunung Merapi," kata Singgih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

1 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

1 hari lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

1 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

2 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

2 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

2 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

2 hari lalu

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.


5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

2 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

3 hari lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal