TEMPO.CO, Yogyakarta - Destinasi wisata Candi Prambanan dihadapkan pada dua rekomendasi yang berbeda terkait kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Pulau Jawa dan Pulau Bali atau PPKM Jawa Bali. Kebijakan tersebut mulai diterapkan pada 11 - 25 Januari 2021.
Candi Prambanan terletak di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mengizinkan destinasi wisata termasuk Candi Prambanan beroperasi dengan waktu operasional terbatas selama PPKM Jawa Bali.
Di sisi lain, pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyarankan agar destinasi wisata itu tutup sementara selama periode PPKM Jawa Bali. "Kami bingung juga karena kebetulan lokasi Candi Prambanan berada di perbatasan dua wilayah itu," ujar General Manager PT. Taman Wisata Candi atau PT TWC Unit Prambanan, Aryono Hendro Malyanto pada Jumat, 8 Januari 2021.
Lantaran perbedaan kebijakan yang diterapkan pemerintah Yogyakarta dan Pemerintah Jawa Tengah terkait PPKM Jawa Bali, Aryono menuturkan, belum ada keputusan apakah Candi Prambanan akan beroperasi secara terbatas atau tutup sementara selama masa PPKM nanti. "Kami masih menunggu arahan dari Satgas Covid-19 Candi Prambanan untuk menyikapi kondisi ini," kata Aryono.
Wisatawan mengunjungi kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 1 Juli 2020. PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko membuka kembali kunjungan wisata Candi Prambanan pada Rabu (1/7/2020) dengan menerapkan protokol kesehatan ketat serta pembatasan jumlah pengunjung setelah tutup selama tiga bulan akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Pengelola Candi Prambanan berharap tetap dapat buka di masa PPKM Jawa Bali, meski dengan pembatasan waktu operasional. Menurut Aryono, dengan tetap beroperasinya candi yang menjadi ikon wisata itu akan menjadi informasi bagi masyarakat bahwa destinasi wisata selama PPKM Jawa Bali tetap dapat dikunjungi dengan protokol kesehatan ketat.
"Jadi tetap beroperasi bukan untuk mengejar kunjungan wisatawan, namun sebagai informasi dan semangat kepada masyarakat bahwa destinasi wisata itu di masa pandemi Covid-19 ini masih buka dengan protokol kesehatan yang lebih diperketat," ujar Aryono. Pihaknya juga belum bisa berharap banyak wisatawan yang datang karena kasus Covid-19 masih tinggi di awal 2021 ini.
Bercermin pada kunjungan wisatawan selama libur Natal dan Tahun Baru 2021, jumlah pengunjung Candi Prambanan hanya 10 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak mulai beroperasi kembali pada pertengahan Juli 2020, Candi Prambanan merujuk pada kebijakan Pemerintah DI Yogyakarta, yakni membatasi jumlah kunjungan maksimal 3.500 wisatawan per hari. Dan kenyataannya rata-rata hanya 1.000 wisatawan yang datang setiap hari. Jumlah wisatawan terbanyak umumnya terjadi pada akhir pekan. Di hari Sabtu dan Minggu, pelancong yang datang bisa mencapai 1.500 orang per hari.
Seorang petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Candi Prambanan di Jawa Tengah, 17 Maret 2020. Sebanyak 55 kasus terkonfirmasi baru COVID-19 dilaporkan di Indonesia, sehingga jumlah totalnya menjadi 227. (Xinhua/Mardi)
Mengenaai kewajiban memeriksa surat keterangan rapid test antigen kepada wisatawan dari luar Yogyakarta, Aryono mengatakan pemeriksaan terus berjalan secara acak. Musababnya, sebagian besar wisatawan yang datang akhir-akhir ini berasal dari wilayah di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Kami memprioritaskan pemeriksaan rapid test antigen kepada wisatawan dari Jakarta dan sekitarnya," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo menyatakan Pemerintah DI Yogyakarta tidak menutup destinasi wisata selama masa PPKM Jawa Bali. "Hanya memberlakukan pembatasan waktu operasional dan kapasitas pengunjung," kata dia. "Wisatawan dari luar Yogyakarta tetap harus menyertakan hasil rapid test antigen atau swab PCR."
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad mengatakan tingginya lonjakan kasus Covid-19 pada awal 2021 bukan disebabkan mobilitas wisata selama libur akhir tahun. "Libur akhir tahun tidak berkontribusi signifikan pada kenaikan kasus Covid-19 karena penularan memang sudah meluas di DI Yogyakarta," ujar Riris.
Saat ini kasus Covid-19 di Yogyakarta mencapai 14. 346 kasus. Sebanyak 9.521 pasien Covid-19 sembuh dan 308 orang meninggal karena Covid-19.