Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nama Wamena Papua Bermula dari Spontanitas: Kisah Gadis, Pria Belanda, Anak Babi

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Honai atau rumah tradisional  dengan latar belakang kawasan karst pegunungan Jayawijaya di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua, 11 Agustus 2017. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Tempo/Rully Kesuma
Honai atau rumah tradisional dengan latar belakang kawasan karst pegunungan Jayawijaya di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua, 11 Agustus 2017. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wamena adalah nama ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua. Wamena terletak di Lembah Baliem dengan ketinggian 1.650 meter di atas permukaan laut. Suasana di sana begitu dingin dengan kondisi cuaca yang kerap hujan di sore hari.

Satu-satunya sarana transportasi untuk sampai ke Wamena adalah dengan menggunakan pesawat dari Bandara Sentani, Jayapura. Wamena menjadi daerah penghubung ke kabupaten-kabupaten di pegunungan tengah Papua. Sebab hanya di Wamena terdapat bandara dengan landasan pacu yang memadai buat pesawat berbadan lebar.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan asal-usul nama Wamena dari cerita masyarakat Suku Dani. Dahulu kala, ada sebuah tempat bernama Ahgamua di Pegunungan Jayawijaya. "Kawasan Ahgamua ini berupa lembah yang luas, subur, dan indah," kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 13 Desember 2020.

Ahgamua merupakan tempat yang sangat dingin, sering berkabut, dikelilingi gunung, dan dilintasi Sungai Baliem berarus deras. Rumah-rumah penduduk Ahgamua beratap alang-alang. Mereka menyebutnya honai. Suku Dani tinggal di Ahgamua. Lantaran tanah yang subur, mereka tidak kekurangan bahan pangan. Ada buah merah, pisang, tebu, keladi, sayur lilin, dan ubi jalar.

Suasana Sungai Baliem yang tenang dan berair dingin. Foto: @rolanddaniello

Mata pencarian Suku Dani di Ahgamua adalah berkebun dan beternak babi. Babi menjadi binatang peliharaan sekaligus aset masyarakat setempat. Babi merupakan simbol adat untuk menyelesaikan persoalan sampai urusan maskawin. Hingga satu hari, sekelompok gadis Suku Dani hendak mandi di Sungai Baliem.

Saat itu, tiba-tiba datang seorang pria asing berkulit putih di pinggir sungai. Para gadis pun terkejut. ""Eye... eye... eye... Ap molah! Ap molah!" teriak perempuan itu. Ap molah adalah sebutan untuk orang asing berkulit putih. Lantaran takut, para gadis ini pergi dari sungai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya satu perempuan yang tidak takut kepada ap molah. Pria tadi memberikan salam dengan bahasa isyarat. Dia menggerak-gerakkan tangan dan berkata dalam bahasa Belanda, "wees niet bang!". Artinya, jangan takut. Tapi gadis pemberani itu tidak mengerti.

Pria tadi lantas mendekati perempuan itu dan bertanya, "Hoe heet dit plek (apa nama tempat ini)?". Tepat saat si pria bertanya, muncul seekor anak babi di pinggir sungai. Sang gadis sontak berteriak, "Wamena!" Dalam bahasa Suku Dani, Wamena berarti anak babi peliharaan. Asal katanya 'wam' yang berarti babi dan 'ena' berarti anak peliharaan.

Seorang ibu menggendong anak babi peliharaannya di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 10 Agustus 2017. Ibu-ibu Wamena Papua menyayangi anak babi miliknya sama seperti mereka menyayangi anaknya. Tempo/Rully Kesuma

Perempuan ini sejatinya berkata 'wamena' kepada teman-temannya. Memberitahu mereka kalau ada anak babi peliharaan yang terlepas. Namun pria asing tadi justru menegaskan dengan berkata, "zijn naam (namanya) Wamena." Sama-sama tak paham dengan apa yang terjadi, sang gadis pergi begitu saja dan pria tersebut melanjutkan perjalanan ke arah timur Ahgamua.

Beberapa waktu kemudian banyak orang Belanda yang terbang dari Sentani tiba di lapangan terbang Ahgamua. Mereka menetap di sekitar lapangan terbang dan membangun rumah beratap seng.

Orang-orang Belanda yang datang menyebut tempat itu dengan nama Wamena, bukan Ahgamua. "Hingga kini, Ahgamua dikenal dengan nama Wamena," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

18 jam lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

2 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.


Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

4 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.


TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

5 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

5 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

5 hari lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

5 hari lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

5 hari lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

6 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

6 hari lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.