TEMPO.CO, Jakarta - Hong Kong dan Singapura telah sepakat untuk membuat travel bubble atau koridor perjalanan antara kedua negara. Hal tersebut diumumkan pemerintah Hong Kong pada Kamis, 15 Oktober 2020.
Dengan kesepakatan travel bubble itu, warga dari kedua negara itu bisa melakukan perjalanan, lewat mekanisme air travel bubble, untuk alasan apa pun dan tidak perlu karantina. Namun tetap diwajibkan untuk menunjukkan bukti tes PCR Covid-19 dengan hasil negatif yang diakui kedua negara.
Rencananya, akan ada penerbangan khusus yang dijadwalkan untuk melayani pelancong khusus travel bubble. Penumpang yang tidak termasuk dalam travel bubble tidak akan diizinkan naik.
"Kedua kota kami memiliki insiden Covid-19 yang rendah dan kami telah menerapkan mekanisme yang kuat untuk mengelola dan mengendalikan Covid-19. Ini telah memberi kami kepercayaan diri untuk saling membuka perbatasan satu sama lain dan secara progresif," kata Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung seperti dikutip dari Travel and Leisure. "Ini adalah langkah maju yang aman, hati-hati, tetapi signifikan untuk menghidupkan kembali perjalanan udara, dan memberikan model untuk kolaborasi masa depan dengan bagian lain dunia."
Sementara itu, Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong Edward Yau, menyebut travel bubble sebagai tonggak penting kedua negara untuk melanjutkan keadaan normal sambil berjuang melawan pertempuran Covid-19 yang berkepanjangan.
Secara total, Singapura telah melaporkan lebih dari 57.890 kasus Covid-19. Sedangkan Hong Kong melaporkan lebih dari 5.200 kasus.
Gagasan tentang ragam skema koridor perjalanan ini semakin populer dilakukan sejumlah negara karena Covid-19 terus menghalangi perjalanan ke seluruh dunia. Pada hari Jumat, wisatawan Selandia Baru akan dapat terbang ke kota Sydney dan Darwin di Australia tanpa perlu karantina sebagai bagian dari Trans-Tasman Bubble. Saat ini, koridor perjalanan tersebut berfungsi satu arah, dan warga Australia belum dapat menggunakannya untuk bepergian ke Selandia Baru.
Koridor perjalanan antara New York City dan London juga sedang dipertimbangkan pada waktu liburan. Indonesia dan Singapura juga sudah menyepakati koridor perjalanan namun hanya dikhususkan untuk perjalanan bisnis dan diplomatik.
TRAVEL AND LEISURE