TEMPO.CO, Jakarta - Batu giok merupakan salah satu batu mulia yang banyak diburu untuk koleksi. Jika umumnya orang menyimpan batu giok di dalam lemari perhiasan, menguncinya, dan hanya memakai di saat-saat istimewa, di masjid ini batu giok justru terhampar luas.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya Aceh memasang lantai yang terbuat dari batu giok di Masjid Agung Baitul A'la atau Masjid Agung Nagan Raya di Kompleks Perkantoran Suka Makmue. Lantai masjid yang terbuat dari batu giok itu seluas 7.000 meter persegi dan terdapat di lantai satu dan dua.
Baca Juga:
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Tamarlan mengatakan pada tahap pertama jumlah batu giok yang akan dipasang seluas 800 meter persegi. "Kami harap lantai dari batu giok ini akan menampung jemaah salat sampai 13 shaf," kata Tamarlan di Suka Makmue pada Kamis, 24 September 2020.
Pemerintah mengalokasikan dana Rp 7,9 miliar untuk memasang lantai batu giok dan merehabilitasi beberapa tiang beton masjid. Tamarlan mengatakan pemasangan lantai batu giok ini ditargetkan rampung pada 2022.
Proses pemasangan lantai batu giok di Masjid Agung Nagan Raya Aceh. Foto: Antaranews
Adalah asosiasi perajin batu Kabupaten Tulung Agung yang membuat lantai batu giok di Masjid Agung Nagan Raya. Ketua Asosiasi Perajin Batu Kabupaten Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur, Sumaji mengatakan 5.000 meter persegi batu giok akan dipasang di lantai dan 2.700 meter persegi batu giok dipasang untuk menara masjid.
"Kualitas batu giok di Nagan Raya Aceh ini sudah melebihi granit karena tingkat kekerasan sangat tinggi," kata Sumaji di lokasi pabrik kawasan Desa Blang Sapek, Kecamatan Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya, Jumat 25 September 2020. "Kami menggunakan pisau pembelah batu dengan kualitas intan atau diamond untuk membelah batu giok ini."
Sumaji dan rekan-rekannya membuat lantai batu giok dengan ukuran 60 x 150 sentimeter. Waktu yang mereka butuhkan untuk memotong sebuah batu hingga menjadi lantai sekitar 1 jam 10 menit.