TEMPO.CO, Jakarta - Taman Nasional Kelimutu adalah surga bagi pemerhati burung dan pecinta wisata alam. Taman nasional yang terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur, ini populer sebagai surga kicauan burung.
Peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Lingungan Hidup dan Kehutanan Kupang, Oki Hidayat, mengatakan Taman Nasional Kelimutu memiliki potensi untuk menjadi tempat pengamatan burung. "Ada sekitar 50 jenis burung yang sudah teridentifikasi. Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya merupakan jenis endemik dan terancam punah," ujar Oki dalam bincang daring tentang Taman Nasional Kelimutu di Channel Youtube Kelimutu Taman Nasional pada Rabu, 22 Juli 2020.
Salah satu jenis burung yang ada di Taman Nasional Kelimutu adalah burung Garugiwa atau burung Kancilan Flores. Burung tersebut memiliki suara yang keras dan sifatnya pemalu. Dengan begitu, burung ini sulit dilihat kendati kicauannya begitu keras.
Menurut Oki Hidayat, penduduk setempat percaya burung Garugiwa adalah titisan dari arwah penjaga Danau Kelimutu. "Burung Garugiwa ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Sulit menemukan jenis burung ini di tempat lain. Tapi di Taman Nasional Kelimutu, ada beberapa titik teritori Garugiwa di jalur wisata,” katanya.
Upacara Pati Ka yang dilakukan masyarakat adat di Taman Nasional Kelimutu. Foto: Situs Taman Nasional Kelimutu
Wisatawan dapat mengamati burung-burung malam atau nokturnal yang terdapat di Taman Nasional Kelimutu. Beberapa burung nokturnal yang telah teridentifikasi antara lain Burung Celepuk Maluku, Celepuk Wallacea, dan Celepuk Flores. Sama seperti Burung Garugiwa, teritorial ketiga burung nokturnal tersebut ada di beberapa titik jalur wisata.
Bagi pengamat burung raptor atau pemangsa, ada beberapa jenis yang dapat ditemui di Taman Nasional Kelimutu, yakni Elang Boneli, Elang Perut Karat, Elang Ular Jari Pendek, dan Elang Florest. "Menurut catatan, burung-burung pemangsa tersebut sering terlihat di sekitaran Danau Kelimutu," ujar Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Kelimutu, Aditya Kuspriyangga.
Selain memiliki kekayaan alam, salah satu daya tarik di Taman Nasional Kelimutu adalah aktivitas masyarakat setempat yang kerap mengadakan upacara tradisi untuk menghormati leluhur. Wisatawan tak hanya mengamati burung dan menikmati keindahan alam, sekaligus memahami kearifan masyarakat lokal.
MUHAMMAD AMINULLAH