TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang menggandeng ahli kesehatan untuk memberikan penjelasan pentingnya menerapkan protokol kesehatan kepada para pekerja di tempat hiburan malam. Seorang ahli yang menyampaikan seruan itu adalah Shinya Iwamuro, urolog sekaligus advokat kesehatan masyarakat.
Shinya Iwamuro memberikan penjelasan protokol kesehatan kepada para pekerja hiburan malam di distrik Shinjuku, Tokyo, dan beberapa tempat lainnya. Kepada mereka, Shinya Iwamuro menyampaikan cara berinteraksi dengan pengunjung dan bagaimana memberikan 'hiburan' yang aman di masa pandemi Covid-19, ini.
Secara umum, Shinya Iwamuro mengatakan, semua pekerja di industri hiburan malam harus memakai masker, pelindung wajah atau face shield, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Khusus untuk pekerja di bar, mereka harus mengatur setiap meja agar para pengunjung tidak saling berdekatan.
"Tidak boleh berbagi tempat makan dan jika berbicara tidak boleh saling berhadapan untuk mengantisipasi terkena percikan," kata Shinya Iwamuro seperti dikutip dari Reuters. Bagi pekerja seks komersial, dia menyarankan tak berciuman. "Berciuman hanya boleh dengan pasangan, dan jangan melakukan French kiss."
Pemerintah Jepang menghadirkan ahli kesehatan untuk memberikan panduan protokol kesehatan di tempat-tempat hiburan malam karena terjadi peningkatan kasus Covid-19, terutama pada orang-orang berusia 20-30 tahun. Pemerintah Kota Tokyo menyatakan terjadi peningkatan kasus yang membuat kota itu menjadi cluster merah pada 15 Juli 2020. Di Tokyo, kasus corona mendekati 300 dalam sehari pada akhir pekan lalu.
Direktur virologi di National Institute of Infectious Diseases, Masayuki Saijo mengatakan seluruh lapisan masyarakat dari pekerjaan apapun harus mengetahui protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19. "Tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan di mana atau kapan mereka bekerja," kata dia. "Strategi untuk mengurangi infeksi dari manusia ke manusia adalah sama."