TEMPO.CO, Jakarta - Pariwisata dunia mengalami kerugian besar. Ketika pandemi virus corona melumpuhkan perjalanan global, arus turis hampir berkurang setengahnya dalam empat bulan pertama tahun 2020. Begitu menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) sebagaimana diberitakan RT.
Alih-alih menjadi musim pariwisata yang berkembang pesat, April yang memasuki musim panas berubah menjadi bencana, dengan kedatangan internasional turun 97 persen, menurut perkiraan UNWTO. Kunjungan wisatawan global turun 40 persen lebih dibanding Maret.
Baca: UNWTO: 96 Persen Destinasi Seluruh Dunia Ditutup Sebab Covid-19
"Antara Januari dan April 2020, kedatangan wisatawan internasional turun 44 persen, yang berarti hilangnya sekitar US$195 miliar (Rp2.798,5 triliun) dalam penerimaan pariwisata internasional," kata agensi itu.
Mengevaluasi kemungkinan kejatuhan ekonomi dari pandemi, UNWTO sebelumnya mengatakan bahwa pembatasan perjalanan dapat menghapus antara US$ 910 miliar hingga US$ 1,2 triliun pendapatan untuk sektor pariwisata dan menempatkan hingga 120 juta pekerjaan berisiko.
Ketika UNWTO menyusun tiga skenario yang mungkin, bahkan menurut yang terbaik dari mereka, pariwisata internasional diperkirakan akan turun 58 persen tahun-ke-tahun.
“Turunnya jumlah wisatawan secara tiba-tiba dan besar-besaran mengancam pekerjaan dan ekonomi. Karena itu, sangat penting untuk memulai kembali pariwisata menjadi prioritas dan dikelola secara bertanggung jawab,” kata Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili.
Dalam laporan lain yang dirilis pada hari Selasa pekan lalu, badan PBB tersebut mencatat bahwa sementara krisis masih jauh dari selesai. Sektor pariwisata yang bermasalah perlahan-lahan mulai kembali, karena negara-negara mengangkat atau setidaknya mengurangi pembatasan.
Menurut data, jumlah tujuan di seluruh dunia kurang lebih tersedia untuk perjalanan mencapai 22 persen pada pertengahan Juni, dari hanya tiga persen sebulan sebelumnya.