Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelisik Pengaruh Kesultan Ternate-Tidore di Raja Ampat

image-gnews
Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Dari pelabuhan Waisai yang merupakan pusat Administrasi Kabupaten Raja Ampat, perjalanan ke Pianemo bisa ditempuh sekitar 23 jam tergantung keadaan cuaca dengan speedboat atau kapal. TEMPO/Hariandi Hafid
Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Dari pelabuhan Waisai yang merupakan pusat Administrasi Kabupaten Raja Ampat, perjalanan ke Pianemo bisa ditempuh sekitar 23 jam tergantung keadaan cuaca dengan speedboat atau kapal. TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan dari berbagai penjuru yang ingin mengunjungi Raja Ampat, umumnya singgag di Kota Sorong. Dari kota di bibir pantai itu, perjalanan bisa melalui laut atau dengan pesawat terbang kecil ke Waisai, ibu kota Raja Ampat.

Jadi, saat Raja Ampat tumbuh sebagai destinasi utama di Indonesia timur, Sorong menikmati pertumbuhan ekonomi dari pariwisata. Nama Sorong berasal dari kata soren, yang dalam bahasa Biak Numfor berarti laut dalam dan bergelombang. Memang perairan sekitar Sorong kodisinya dalam dan sangat sesuai untuk pelabuhan.

Sorong tak hanya memiliki ikatan kuat dalam hal ekonomi dengan Raja Ampat, namun juga ikatan emosional, “Suku Biak Numfor pada zaman dulu, mereka dengan perahu menjelajahi lautan dari Teluk Cenderawasih ke arah barat, dari satu pulau ke pulau lain, hingga kemudian menetap di Raja Ampat,” ujar arekolog Hari Suroto.

Suku Biak Numfor dulu kala dikenal sebagai penjelajah lautan yang ulung, sehingga dikenal juga sebagai Viking dari Papua.

Bila wisatawan bersantai di pinggiran pantai kota, bakal melihat Maladum atau Pulau Dum, sebuah pulau kecil di lepas Pantai Sorong, yang oleh orang-orang Biak Numfor sebagai soren – asal usul kata Sorong. Pulau Dum, juga menjadi tempat bersantai wisatawan.

Pengunjung berfoto saat matahari terbenam di pantai Tembok Berlin, Sorong, Papua Barat, 2 November 2014. Pantai ini menjadi tempat favorit warga menyaksikan matahari terbenam. TEMPO/Eko Siswono

Pulau Dum menjadi tempat wisata dengan pantai pasir putihnya yang indah. Sebelum Perang Pasifik, oleh pemerintah kolonial Belanda, tahun 1935 wilayah Sorong dijadikan pangkalan Bataafse Petroleum Maatschappij, dengan pusat pemerintahan di Pulau Dum. Tak heran, jauh sebelum Sorong ramai, Pulau Dum terlebih dahulu menjadi kota dengan infrastruktur yang komplit.

Baca: Sabar, Ini Sebab Raja Ampat Baru Dibuka Desember 2020

Saat Jepang menguasai Pulau Dum, mereka membangun gua yang saling terhubung sebagai bunker pertahanan. Bahkan, ada yang bunker yang langsung menghadap ke Bandar Udara Jeffman, Sorong.

Pulau Dum juga sangat berbeda dari sisi arsitektur perumahan. Bila rumah tradisional Papua, pada umumnya berbentuk honai, panggung, atau gubuk kayu, kawasan Pulau Dum, memiliki rumah-rumah khas Belanda dengan konstruksi beton.

Di Sorong, umumnya wisatawan tak berlama-lama. Mereka menginap sehari dua hari lalu menuju Raja Ampat. Raja Ampat merupakan kabupaten kepulauan, dengan empat pulau utama yaitu Waigeo, Salawati, Batanta dan Misool.

Sesuai dengan kondisi geografinya, 80 persen wilayah Kepulauan Raja Ampat adalah perairan laut, yang kaya biota laut, dengan berbagai jenis ikan, penyu, mutiara, teripang, terumbu karang dan rumput laut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain perairannya, hutan di Kepulauan Raja Ampat juga memiliki fauna endemik, berupa burung cenderawasih. Kekayaan alam inilah yang memainkan peranan penting dalam perdagangan antar pulau pada masa lalu.

“Dalam sejarahnya, diperkirakan agama Islam di Raja Ampat diperkenalkan oleh kesultanan-kesultanan Maluku Utara tidak lama setelah agama Islam diterima di Maluku Utara pada masa terbentuknya sistem kesultanan pertama di Ternate oleh Sultan Zainal Abidin pada akhir abad ke-15,” ulas Hari Suroto.

Masyarakat Raja Ampat menarikan suling tambur di Pantai Waisai Tercinta saat pembukaan KPDT Expo yang bertajuk Jelajah Raja Ampat, Gelar Seni Budaya dan Potensi Daerah Tertinggal 2012 di Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, (1/6). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Berdasarkan sumber laporan-laporan pelaut Portugis pada abad ke-16, diketahui terdapat beberapa perkampungan Islam di Kepulaun Raja Ampat sekitar tahun 1500-an, meski jumlahnya tidak begitu banyak. Perkampungan muslim pertama di Raja Ampat diperkirakan didirikan sekitar tahun 1512 di Pulau Misool.

Pengaruh kesultanan Ternate, Tidore dan Bacan di Raja Ampat selain agama Islam juga dapat dilihat pada struktur kemasyarakatan di Kepulauan Raja Ampat adalah kepemimpinan raja. Secara turun temurun di Raja Ampat mengenal tingkatan-tingkatan seperti raja, bangsawan dan orang biasa.

Gelar-gelar di Raja Ampat yang mendapat pengaruh dari sultan-sultan Maluku Utara, seperti kapita laut, dumlaha, mirino, jojau, ukum, korano, dan sangaji.

Selain gelar-gelar yang digunakan dalam struktur pemerintahan di Raja Ampat, pengaruh sultan-sultan Maluku Utara juga terlihat terlihat atribut pakaian para pegawai raja berupa kain surban, selendang dan sepasang kain. Atribut-atribut ini pada masa lalu digunakan untuk membedakan seorang pegawai raja dengan rakyat biasa. Pengaruh budaya Islam di Raja Ampat juga terlihat penggunaan rebana sebagai alat musik.

Perkampungan muslim di Raja Ampat juga dapat diketahui dari masyarakatnya yang memelihara kambing, kambing ini sangat berperan dalam perayaan Idhul Adha maupun tradisi Islam lainnya.

Hubungan yang terjadi antara Raja Ampat dan sultan-sultan Maluku Utara pada masa lalu lebih mengarah pada hubungan persaudaraan, layaknya hubungan kakak beradik.

Masyarakat Raja Ampat menarikan Suling Tambur di Pantai Waisai Tercinta (WTC)  TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Pada waktu itu rakyat Raja Ampat memberikan penghormatan sekaligus berbagi hadiah kepada Sultan Tidore dan sebaliknya mereka oleh Sultan Tidore diberikan gelar dan hak istimewa serta berbagai jenis kain, perkakas besi, manik-manik dan keramik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

8 hari lalu

Suasana di Kota Sorong saat TNI AL bentrok dengan Brimob Polri. TEMPO/Istimewa
Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

Mabes Polri bungkam untuk penjelasan berikutnya perihal proses hukum terhadap anggota Brimob yang terlibat bentrok.


Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

8 hari lalu

Kapolda Papua Barat bersama pimpinan TNI memberikan keterangan pres terkait kasus bentrok antara personel TNI AL dan anggota Brimob di Polresta Sorong Kota, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu
Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

Pasca-bentrokan antara Brimob dan TNI AL di Pelabuhan Sorong, diketahui sebelumnya di beberapa daerah di Indonesia, konflik serupa pernah terjadi.


Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

8 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.


Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

9 hari lalu

Suasana di Kota Sorong saat TNI AL bentrok dengan Brimob Polri. TEMPO/Istimewa
Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.


Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

10 hari lalu

Suasana di Kota Sorong saat TNI AL bentrok dengan Brimob Polri. TEMPO/Istimewa
Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan


TNI AL dan Brimob Bentrok di Sorong, Komisi I DPR Minta Pemerintah Lakukan Penyelidikan

11 hari lalu

Suasana di Kota Sorong saat TNI AL bentrok dengan Brimob Polri. TEMPO/Istimewa
TNI AL dan Brimob Bentrok di Sorong, Komisi I DPR Minta Pemerintah Lakukan Penyelidikan

Bentrok TNI AL dan Brimob seperti yang terjadi di Kota Sorong kemarin seharusnya tidak boleh terjadi.


Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

11 hari lalu

Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Polisi Johnny Eddizon Isir saat konferensi pers di Manokwari. Foto: ANTARA/Fransiskus Salu Weking
Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong


Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

11 hari lalu

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kanan) berangkulan saat ditanya awak media perihal bentrok anggota TNI AL dan Brimob Polda Papua Barat di Sorong. Keduanya juga bersalaman saat ditemui di Kantor Jasa Marga KM 70 Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Senin, 15 April 2024. Foto: ANTARA/Fath Putra Mulya
Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong


Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

11 hari lalu

Kapolda Papua Barat bersama pimpinan TNI memberikan keterangan pres terkait kasus bentrok antara personel TNI AL dan anggota Brimob di Polresta Sorong Kota, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu
Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.


Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

11 hari lalu

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko memberikan keterangan pers di lingkungan Markas Besar Polri pada Rabu, 6 Maret 2024. Tempo/ Adil Al Hasan
Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.