TEMPO.CO, Jakarta - Pariwisata Raja Ampat akan dibuka bertahap hingga Desember seiring terjadinya pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo, akan membuat pelatihan untuk menerima tamu dalam keadaan normal baru atau new normal.
"Pelatihan sedang kami rancang pekan depan secara virtual," katanya saat sesi bincang-bincang daring bertema Wisata Era New Normal, Kamis, 18 Juni 2020.
Dia menambahkan pelatihan itu untuk para pengelola homestay, kuliner, pemandu wisata, dan selam.
Yusdi menjelaskan setelah masa pelatihan, dia akan meninjau terkait penerapan protokol kesehatan atau tata cara pencegahan Covid-19.
"Kami tinjau menerapkan protokol kesehatan dan memahami betul adaptasi kebiasaan baru," ujarnya.
Menurut dia, sekarang protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari. Maka, ketika pariwsata perlahan-lahan mulai tumbuh, ia mengingatkan agar terus menjaga kedisiplinan.
"Saling mengingatkan orang lain. Kalau mau sabar memahami itu tidak susah untuk dilakukan sehari-hari," katanya.
Sedangkan untuk wisata menyelam, masih menunggu kebijakan pemerintah pusat untuk membuka penerbangan internasional. "Karena LOB (lini bisnis) 95 persen (turis) asing," kata dia.
Namun demikian, dia berpendapat beberapa hal bisa menjadi pertimbangan agar wisata selam masih berlanjut. Misalnya, kata dia, untuk turis domestik kelas atas.
"Sekarang pun mulai menyasar domestik bisa berkontribusi ke Raja Ampat. Saya pikir ini tergantung kreativitas teman-teman (pelaku pariwisata), mau adaptasi kondisi baru atau tidak," katanya.
Adapun untuk para pelaku bisnis homestay, menurut Yusdi, mereka sudah mengeluh. "Dari berbagai macam diskusi mereka mengeluh karena sudah tiga bulan tidak ada tamu," ujarnya. Dia menambahkan Raja Ampat memiliki 240 homestay.