TEMPO.CO, Jakarta - Bila virus corona menular lewat droplet atau percikan cairan, bisa melalui bersin atau batuk. Selain itu, aktivitas yang menimbulkan droplet, seperti berkaraoke tentu rentan terpapar virus corona.
Inilah yang membuat penggemar karaoke di Jepang libur berbulan-bulan. Namun sebagaimana dinukil ANTARA, penggemar karaoke di Tokyo, Jepang, bisa kembali menikmati hiburan karaoke dalam fase normal baru.
Dilansir Kyodo, Senin, 15 Juni 2020, para konsumen di Karaoke Manekineko dekat stasiun Shinjuku mulai beroperasi. Para warga yang ingin berkaraoke, harus diperiksa suhu tubuhnya oleh mesin dengan kecerdasan buatan (AI) di pintu masuk.
Mikrofon yang dipakai oleh konsumen pun dilapisi kain dan dilengkapi dengan penghalang plastik. Tempat karaoke yang dibuka pada Kamis, pekan lalu didatangi oleh sejumlah konsumen sejak pagi.
Tempat karaoke yang ditutup selama lebih dari dua bulan membatasi jumlah tamu yang datang, tergantung ukuran ruangan dan ventilasi. Para staf memakai masker dan penutup wajah dan secara rutin membersihkan ruangan-ruangan. Tersedia pula sarung tangan untuk tamu yang ingin memakainya saat bernyanyi.
Bisnis karaoke di Jepang, menurut laporan Japan Times, mulai diperbolehkan beroperasi kembali pada Jumat, 12 Juni 2020, menyusul penurunan dalam kasus virus corona baru.
Pelanggan di ruang Karaoke Manekineko dekat Stasiun Shinjuku, mewajibkan pelanggan tetap memakai masker, “Saya datang ke karaoke untuk pertama kalinya dalam empat bulan. Saya sangat senang," kata seorang wanita berusia 18 tahun yang mengunjungi seorang teman.
Seorang mahasiswa berusia 21 tahun berpendapat bahwa tindakan pencegahan dengan membungkus mikrofon dengan plastik dan kain, merupakan tindakan tepat dan bertanggung jawab. "Saya bisa menggunakan fasilitas itu dengan nyaman berkat langkah-langkah pengeloka," katanya.
Seorang karyawan berusia 20 tahun, berharap terus bisa bekerja, karena ia senang berinteraksi dengan para pengunjung, “Virus corona tidak hilang. Kami harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk membuat pelanggan dapat merasa aman dan agar mereka dapat bersenang-senang,” katanya.
Tempat karaoke di Jepang, biasanya terdiri dari beberapa kamar dalam berbagai ukuran yang dilengkapi dengan mesin bernyanyi. Kini pengunjung tak bisa menikmati ruang karaoke seperti dulu lagi. Pasalnya, pemerintah Jepang memberlakukan 3C: confined spaces (ruang terbatas), crowded places (dilarang di tempat ramai) dan close contact (dilarang berdekatan).
Seorang pegawai di tempat karaoke menunjukkan mikrofon yang dibungkus plastik dan kain, untuk mencegah droplet. Foto: Kyodo
3C jadi syarat untuk menghindari dan mencegah penyebaran virus, "Kami mengakui bahwa pelanggan memiliki kecemasan," kata Masahiko Komuro, kepala kantor investor dan hubungan masyarakat di Koshidaka Holdings Co., yang grupnya mengelola 509 tempat karaoke Manekineko di seluruh negeri, termasuk 73 di Tokyo.
"Jika kami menemukan langkah yang baik untuk diambil, kami ingin memperkenalkannya kepada pelanggan," kata Komuro.
ANTARA | JAPAN TIMES