Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terjebak di Lord Howe Island, Para Backpacker Ini Malah Bahagia

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Suasana di dermaga Lord Howe Island. Foto: @jaxonark
Suasana di dermaga Lord Howe Island. Foto: @jaxonark
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat berbagai negara menerapkan karantina wilayah atau lockdown, tak sedikit wisatawan yang terjebak di negara lain. Para wisatawan yang berkunjung ke Lord Howe Island, sebuah pulau terpencil di negara Bagian New South Wales, Australia, tak bisa balik ke nagaranya karena pandemi virus corona.

Lord Howe Island, pulau berpasir putih dengan laut biru kristal itu, terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO. Nah, bagaimana nasib mereka? Para backpacker yang berjulah 350 orang itu, menurut ABC News, harus menutupi kebutuhan dengan biaya pribadi yang besar selama menunggu kepulangan mereka.

Kelompok itu memilih untuk tetap tinggal di pulau yang berlokasi di lepas pantai Port Macquarie di New South Wales, saat Australia menutup kunjungan wisatawan mancanegara. Persoalannya, lapangan kerja bagi wisatawan juga kian menipis.

Mauricio Auguin dan rekannya Paula Nas dari Chili, yang dijadwalkan meninggalkan pulau itu pada akhir Mei, telah memutuskan untuk tinggal sampai penerbangan repatriasi dapat diatur, "Bos kami menyediakan perumahan bagi kami, sehingga kami dapat tinggal di sini secara gratis. Kami bekerja dengan fasilitas akomodasi,” ujar Auguin.

Menurut mereka, kembali ke Chili sangat berisiko saat ini. Karena biaya perumahan dan makan akan lebih mahal. Selain biaya hidup relatif teratasi selama di Lord Howe Island, mereka mengakui penduduk setempat sangat akomodatif dan ramah, yang juga menjadi bagian dari daya tarik untuk tetap tinggal.

Suasana yang nyaman, asri, dan penduduk yang ramah membuat wisatawan betah di Lord Howe Island. Foto: @davidhuting

"Kami aman di sini dan orang-orang di sini sangat ramah dengan kami," kata Auguin. "Kami bukan orang Australia dan mereka melakukan hal-hal yang sangat baik dengan kami, jadi kami sangat berterima kasih untuk itu."

Sementara Nas mengaku gelisah bila harus terbang ke Chili, karena jadwal penerbangan yang tak menentu, "Kami merasa sedikit takut karena kami perlu tahu lebih dari tujuh hari sebelum penerbangan. Karena kami hanya memiliki satu penerbangan per minggu di pulau ini," katanya.

Covid-19 Memicu Eksodus Massal Wisatawan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Julia Donath, dari California, tiba di pulau itu pada bulan Februari dengan rencana berlatih selam selama empat bulan. Dua bulan setelah pelatihannya, pulau itu tiba-tiba “mati”, "Itu gila, terjebak sampai pada saat pulau itu benar-benar menutup perbatasannya," kata Donath. Mulanya ia hendak kembali ke Amerika Serikat, namun setelah berpikir selama dua hari, keinginannya itu ia batalkan.

"Ada banyak ketakutan di sekitar pulau dan banyak orang berkemas dan pergi," katanya. "Saya punya teman yang berkemas dalam kurun waktu 20 menit dan segera meninggalkan pulau itu - pasti akan membuat panik,” ujarnya. Menurutnya, saat pengumuman mengenai pandemi Covid-19, dalam sepekan terjadi eksodus wisatawan, yang menyisakan hanya 350 orang.

Meskipun Kedutaan Besar AS menyuruhnya pulang, Donath memutuskan untuk tinggal, "Aku ingin tinggal di pulau itu, senang berada di sini," katanya. Menurutnya, masyarakat sangat peduli dengan pendatang, itu membuat semuanya baik-baik saja.

Wisatawan yang lain, Leyton akhirnya memutuskan ingin tinggal di Australia dan dapat memperpanjang visa dan kemungkinan ingin tinggal secara permanen. "Kami tahu apa yang terjadi di sini berkaitan dengan virus corona, dan kami membandingkannya dengan apa yang terjadi di negara kami," kata Leyton kepada ABC.

Kepala kantor pos setempat dan operator sebuah kafe, Stephen Sia, mengatakan Lord Howe Island dianggap sebagai tujuan yang aman dari wabah. Pulau itu juga sangat pas untuk tujuan wisata bulan madu.

Destinasi sederhana ini terbiasa menerima kelompok kecil pelancong, dengan batas maksimum 400 wisatawan pada waktu tertentu. Menjadikannya menarik sebagai alternatif yang aman untuk tujuan perjalanan internasional.

Kondisi alam yang masih asri membuat ikan mudah dijumpai di pantai dan cenderung jinak dengan wisatawan. Foto: @scott.portelli

Karena alasan itu, penduduk setempat seperti Sia berharap pembatasan wilayah atau lockdown akan dicabut pada bulan September, tepat pada musim liburan tahun 2020, sehingga ekonomi pariwisata pulau itu dapat dengan mudah bangkit kembali.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

2 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

2 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

2 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

3 hari lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

3 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

3 hari lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.


Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

3 hari lalu

Polisi memasuki Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd  bersama seorang pendeta setelah serangan pisau terjadi saat kebaktian pada Senin malam, di Wakely, di Sydney, Australia, 17 April 2024. REUTERS/ Jaimi Joy
Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

3 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

3 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

5 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.