TEMPO.CO, Jakarta - Bertandang ke Dhaka, ibu kota Bangladesh, kunjungilah Kota Tua Dhaka yang memiliki perkampungan bangsa Armenia, Armanitola. Di perkampungan orang-orang Eropa Timur itu, terdapat Gereja Armenia yang melegenda.
Sementara 300-an meter di sebelah utara gereja itu, berdiri Masjid Tara peninggalan Kesultanan Mogul atau Mughal -- yang pernah menguasai Pakistan, India, dan Bangladesh.
Masjid Tara disebut juga Star Mosque karena ornamen bintangnya yang ikonik. Dinukil dari situs Nijhoom, bagian luar dan dalam masjid tersebut didekorasi dengan keramik. Bagian luar masjid dihiasi dengan motif Gunung Fuji yang dibuat di atas keramik, lalu terdapat bentuk-bentuk bintang dan bulan sabit.
Sejak awal dibangun pada 1860 dengan teknik daur ulang, pada 1926 para pengusaha di Dhaka menambahkan dekorasi keramik dari Jepang. Sebelumnya, pecahan-pecahan keramik yang digunakan untuk membangunnya hanya berasal dari Cina.
Namun secara keseluruhan, desain Masjid Tara merupakan desain era Kesultanan Mogul, dengan kubah besar yang diapit dua kubah yang lebih kecil di setiap sisi. Selama bertahun-tahun, penambahan bangunan dan interiornya dilakukan – meskipun dikritik karena mengikis kepekaan arsitektur gaya Mogul.
Menurut Atlas Obscura, desain lama pada Masjid Tara sudah tak tampak lagi. Tapi daya tarik utama masjid adalah mosaik yang menghiasinya, tak pernah dilupakan wisatawan. Para pengrajin yang menciptakan pola-pola pada dinding menggunakan teknik yang disebut Chinitikri, yang menggunakan pecahan porselen Cina sebagai potongan mosaik.
Bahkan potongan-potongan pecahan botol juga digunakan untuk menggantikan keramik berwarna yang mahal. Ukuran potongan bervariasi dari setengah inci hingga 2,5 inci, dan bentuk yang disukai adalah rhomboid dan segitiga.
Masjid Tara menggunakan teknik Chinitikri yakni penggunaan limbah keramik dari Cina, Jepang, dan Inggris. Foto: The Daily Star
Masjid ini sekarang adalah salah satu dari sedikit contoh karya arsitektur yang dihiasi dengan mosaik bergaya Chinitikri. Dan yang paling menonjol adalah motif bintang biru Chinitikri yang memberi struktur nama populernya, Masjid Bintang. Ratusan bintang berwarna biru menghiasi kubah marmer putih, dan tema bintang ini digaungkan oleh mosaik-mosaik bunga dan mawar yang ditemukan pada fasad dan interior masjid.