TEMPO.CO, Jakarta - Di Jepang, jatah cuti yang tak terpakai mendapat penghormatan. Ritual yang berhubungan dengan Buddhisme itu bernama yukyu joka, yang diadakan pada Hari Pengucapan Syukur Buruh setiap 23 November.
Ritual yukyu joka itu ada kesamaan seperti ketika orang Jepang menghadiri upacara kuyo, menempatkan roh untuk beristirahat. Yukyu joka dimaksudkan untuk menjadi kuyo, karena jatah cuti yang tidak terpakai, seperti dilaporkan oleh Japan Today.
Saat upacara itu pendeta akan menampilkan kuyo yang dikelilingi oleh 300 lentera. Seluruh lentera itu dicetak dengan pesan singkat yang bertuliskan penyesalan tidak memakai jatah cuti.
Kontribusi dari publik yang ditampilkan pada lentera itu secara simbolis melambangkan roh dari cuti yang tidak digunakan. Kemudian akan diratapi dan dimurnikan melalui doa pemimpin ritual.
Pandangan hidup orang Jepang adalah kerja keras, namun kebiasaan itu telah merenggut korban. Kebiasaan kerja berlebihan kerap menjadi kasus kematian yang disebut karoshi.
Menurut Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang, tingkat perolehan cuti pekerja pada 2017 adalah 51,1 persen, peringkat terendah di dunia.
Peringkatnya Jepang berada jauh di bawah, bila dibandingkan Brasil, Prancis, Spanyol, Australia, Singapura, Meksiko, Amerika, Italia, India, dan Korea, sebagaimana dilaporkan SoraNews 24.
Selama tiga tahun, sejak 2016 hingga 2018, Jepang memiliki tingkat perolehan cuti berbayar paling rendah di antara berbagai negara maju.
Kebiasaan bekerja lembur dan tidak mengambil jatah cuti mungkin saja dianggap terlihat mengagumkan. Tetapi itu mengganggu kesehatan mental dan fisik orang. Kematian karena terlalu banyak bekerja adalah masalah.
Situasi itu membuat pemerintah Jepang mengeluarkan Undang-Undang Reformasi Gaya Kerja pada 2018. Amendemen penting terhadap undang-undang ketenagakerjaan yang ada, bertujuan untuk mereformasi kebiasaan kerja.
Undang-undang baru itu bertujuan untuk mengubah kebiasaan kerja. Melalui undang-undang baru itu karyawan diwajibkan mengambil cuti paling sedikit lima hari setiap tahun. Jatah itu jika lebih dari 10 hari cuti tahunan mereka tidak digunakan.
JAPAN TODAY | SORANEWS 24