Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Jauh Demi Bersua Hiu Paus di Teluk Cenderawasih

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Seorang turis wanita menyelam dekat Hiu Paus di Teluk Cenderawasih, Papua, pada Oktober 2013. Nelayan lokal menyebutnya ikan hantu Kwatisore, karena kerap tiba-tiba muncul di samping perahu dan menggesek-gesekkan tubuhnya ke badan perahu. TEMPO/Rully Kesuma
Seorang turis wanita menyelam dekat Hiu Paus di Teluk Cenderawasih, Papua, pada Oktober 2013. Nelayan lokal menyebutnya ikan hantu Kwatisore, karena kerap tiba-tiba muncul di samping perahu dan menggesek-gesekkan tubuhnya ke badan perahu. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Artis Raline Shah terkejut luar biasa, saat snorkeling di Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire. Saat selam permukaan, tetiba ia berpapasan dengan dua ekor hiu paus. Kejadian itu, ia unggah di akun Instagramnya, @ralineshah.

Para penyelam dunia mendamba bertemu paus hiu, setidaknya itulah pengakuan Eric Rosen, penyelam yang menulis pengalamannya bertemu hiu paus di Teluk Cenderawasih. Ia menuliskannya di Travel and Leisure, “Di Teluk Cenderawasih terdapat lusinan hiu paus, yang membuat perjalanan ke Indonesia menjadi perjalanan paling berharga dalam hidup saya,” tulis Rosen, yang saat menyelam baru saja memperoleh sertifikat scuba.

Menurutnya, selama beberapa kali penyelaman, ia melihat lebih dari selusin hiu paus mulai dari remaja sepanjang 4,5 meter. Sementara hiu paus dewasa panjangnya mencapai nyaris 10 meter. Meskipun termasuk ikan raksasa, dengan berat mencapai 20 ton – seberat bus sekolah -- hiu paus termasuk satwa jinak.

Meskipun mereka memiliki ratusan gigi kecil di mulut, raksasa lembut ini makan dengan cara menyaring plankton dan ikan kecil. Ikan soliter ini, bermigrasi dan muncul secara musiman di   Australia, Belize, Meksiko, dan Filipina. Namun di beberapa perairan Flores, Nusa Tenggara Timur dan Teluk Cenderawasih, hiu paus hampir selalu bisa ditemui. Selain di Teluk Cenderawih, hiu paus juga kerap muncul di Teluk Tomini, Gorontalo.

Rosen, pelancong wisata bahari itu menggarisbawahi, hiu paus sulit diprediksi posisinya. Namun ia menjamin para penyelam bisa bertemu hiu paus sepanjang tahun, di Teluk Cenderawasih, Papua. Lokasi Teluk Cenderawasih berada sepanjang pantai utara Papua, atau sekitar 2.000 mil sebelah timur Jakarta. Kawasan lindung Taman Nasional Teluk Cenderawasih mencakup sekitar 5.400 mil persegi dan merupakan taman nasional laut terbesar di Indonesia.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih tak kalah indahnya dengan Raja Ampat. Keduanya merupakan segitiga terumbu karang dunia. Ukuran taman nasional yang gigantis itu, ternyata tak banyak dijelajahi wisatawan. Wilayah itu hanya memiliki beberapa desa kecil, yang penduduknya menangkap ikan dan bertani dengan cara tradisional.

Nelayan-nelayan ini, berlayar ke laut selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan di anjungan terapung tradisional yang disebut bagan. Mereka membentuk hubungan simbiotik dengan hiu paus. Hubungan antara nelayan dan hiu paus, mencegah penangkapan ikan komersial yang mendorong tumbuhnya pariwisata berbasis konservasi.

Seorang penyelam berenang bersama dua ikan hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kwatisore, Nabire, Papua, Senin (14/10). TEMPO/Rully Kesuma

Hiu-hiu umumnya berkumpul di Desa Kwatisore di sepanjang semenanjung di tepi barat daya teluk. Para nelayan pemilik bagan sudah lama menganggap hiu paus itu menguntungkan, karena dianggap menjauhkan pemangsa dan hiu lain dari bagan. Dalam bahasa lokal, nama untuk mereka adalah gurano bintang, yang berarti "bintang hiu" berkat bintik-bintik khas mereka – yang fungsinya seperti tanda pengenal atau sidik jari.

Setiap malam, para nelayan menurunkan jaring yang sangat besar untuk menangkap ikan, seringkali mendapatkan banyak ikan kecil. Ikan kecil-kecil itu, biasanya gunakan untuk memancing ikan yang lebih besar. Lambat laun, mereka memperhatikan bahwa hiu paus tertarik pula untuk memakan ikan-ikan kecil itu -- yang membuat jala kusut ataupun robek.

Para pemilik bagan, akhirnya berbagi. Tangkapan berupa ikan kecil-kecil diberikan kepada hiu paus, sehingga tak merusak jala lagi. Hal itu mereka lakukan sebelum datangnya organisasi lingkungan dunia ataupun para pelancong.

Konservasi Hiu Paus

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, warga lokal dapat terus memancing seperti biasa, tetapi juga mendapatkan uang dari pengunjung yang datang untuk snorkeling dan menyelam bersama hiu paus. Kegiatan wisata itu tentu tak dilakukan sembarangan, ulas Rosen. Ada Conservation International dan World Wildlife Fund (WWF) yang sangat aktif di daerah tersebut. Mereka bahkan mengamati dan mempelajari hiu paus secara lebih rinci.

WWF juga bekerja dengan pemantau dari pemerintah Indonesia, untuk secara bertanggung jawab mengembangkan strategi pariwisata dan kode etik -- untuk kegiatan yang melibatkan hiu paus.

Hingga saat itu, meskipun pengunjung dapat menyelam dengan hiu - yang tidak terjadi di sebagian besar tempat-tempat lain di mana mereka ditemukan - penyelam diberi penjelasan singkat mengenai aturan berenang dengan hiu paus.

“Itu termasuk tidak ada sentuhan, tidak ada flash fotografi, menjaga jarak penuh hormat, membatasi jumlah penyelam di air pada saat tertentu, dan hanya menghabiskan waktu singkat di dalam air bersama mereka setiap hari,” tulis Rosen.

Mengingat lokasi Teluk Cenderawasih yang terpencil, pemerintah Indonesia menerapkan pariwisata berkelanjutan di perairan tersebut. Namun tak melarang penangkapan ikan di wilayah lain, di luar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Cara Mengunjungi Teluk Cenderawasih

Perjalanan ke Teluk Cenderawasih membutuhkan serangkaian penerbangan pendek di Indonesia. Wisatawan bisa memulainya di Jakarta, Bali, atau Surabaya. Lalu terbang ke Makassar kemudian ke Biak. Perjalanan masih dilanjutkan naik pesawat kecil ke Nabire atau Manokwari. Dari dua kota itu, terdapat pelayaran reguler ke Teluk Cenderawasih.

Kapal pesiar pinisi Alila Purnama yang melayari Taman Nasional Teluk Cenderawasih pada Maret-Mei, namun juga bisa disewa di luar waktu itu. Dok. Alila Hotels

Sebagian besar orang mengunjungi daerah itu selama sekitar satu minggu di atas kapal (life on board), beberapa di antaranya khusus untuk penyelam, sementara yang lain melayani semua jenis wisatawan.

Banyak yang singgah di dekat Desa Kwatisore untuk melihat hiu paus selama satu atau dua hari. Lalu dilanjutkan menyelam di beberapa lokasi. Kapal pesiar tradisional Alila Purnama dengan lima kabin yang mewah, memiliki jadwal berlayar di Teluk cenderwasih dari Maret hingga Mei setiap tahun. Kapal mirip pinisi ini, bisa pula disewa pada waktu lain. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

20 jam lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.


Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

4 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.


TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

5 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

5 hari lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

5 hari lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

6 hari lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

6 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

6 hari lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

7 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

7 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.