TEMPO.CO, Jakarta - Industri pariwisata menghadapi tantangan ketika wabah virus corona baru atau COVID-19 merebak di berbagai negara. Angka kunjungan wisatawan mancanegara merosot tajam, beberapa agenda wisata bertaraf internasional dibatalkan, tingkat okupansi hotel dan penginapan jeblok, dan geliat usaha mikro, kecil, menengah yang lekat dengan aktivitas pariwisata lesu.
Dari berbagai kondisi itu, masih ada penyelamat pariwisata. Mereka adalah wisatawan domestik. "Strateginya wisatawan domestik sebagai bantalan krisis," kata Leonardo A.A. Teguh Sambodo, Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas saat menghadiri acara Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat, 6 Maret 2020.
Teguh menjelaskan, wisatawan domestik memiliki kontribusi yang cukup besar untuk pariwisata Indonesia. "Cuma memang banyak sekali pandangan yang mengarahkan kita untuk mempromosikan pariwisata kepada wisatawan asing," ujarnya. Kecenderungan itu, menurut Teguh, terjadi lantaran pemangku pariwisata membandingkan jumlah kunjungan turis mancanegara ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Sejumlah seniman bersama wisatawan asing pemerhati seni budaya mengikuti kirab Ruwat Rawat Borobudur di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad, 9 Februari 2020. Tradisi Ruwat Rawat Borobudur dilaksanakan oleh masyarakat seniman komunitas Brayat Panangkaran Borobudur. ANTARA/Anis Efizudin
Kontribusi turis domestik terkait pengeluaran saat berwisata, kata Teguh, tak terlalu jauh berbeda dengan pelancong dari luar negeri. "Yang rutin itu, wisatawan domestik pergi karena rapat, beli oleh-oleh, kemudian mampir beberapa jam atau satu hari. Itu yang sebenarnya membuat lebih banyak," tuturnya. Ihwal perbedaan uang yang dibelanjakan saat berwisata, Teguh mengatakan wistawan mancanegara mengeluarkan rata-rata USD 1.220 per kunjungan, sedangkan wisatawan domestik USD 980.
Mengenai cara pemerintah mengantisipasi wabah virus corona yang mempengaruhi tingkat kepercayaan wisatawan asing untuk datang ke Indonesia, Teguh optimistis persepsi itu lambat laun akan mengarah positif. "Orang-orang akan melihat dan belajar bagaimana kita menangani virus corona. Responsnya akan lebih baik," ucapnya.