TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata mulai penataan untuk menciptakan ruang publik. Ruang-ruang tersebut ditujukan menaikkan minat kunjungan wisatawan dari kelompok milenial.
Awal tahun ini, dua titik baru ruang publik mulai digarap, yakni area halaman Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta yang berada di Jalan Suroto Kotabaru, serta lantai empat Pasar Prawirotaman Kota Yogyakarta.
“Penataan dan penciptaaan ruang publik baru menjadi salah satu aspek pendukung pengembangan konsep pariwisata perkotaan,” ujar Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin, 2 Maret 2020.
Sehingga, titik-titik potensial yang sudah ada dan kurang dimanfaatkan, disulap menjadi ruang publik baru yang lebih menarik.
Untuk halaman Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta misalnya, dijadikan lokasi creative space yang menggabungkan co-working space dan public space, yang disebut Suroto Publik Space.
Heroe menyebut creative space tersebut fokusnya untuk memfasilitasi anak muda berkegiatan. Selain menjadi ajang srawung berbagai komunitas, juga untuk mempertemukan para insan kreatif dengan pemerintah, “Sebenarnya pelaku industri kreatif sudah berjalan. Tapi jika berjalan bersama tentu lebih bagus,” ujar Heroe.
Selain itu, lanjutnya creative space ini, juga dapat memberikan peluang bagi anak muda untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Tidak dalam bentuk seminar, namun berupa diskusi aktif. Tujuannya untuk mempertemukan ide para pelaku industri kreatif dengan kebijakan pemerintah. Termasuk memayungi ekonomi kreatif dalam aturan baku pemerintah.
“Pertemuan ini jadi ajang saling membuka diri. Kira-kira apa yang bisa dilakukan Pemkot Yogyakarta untuk mengembangkan industri kreatif. Goal-nya industri tersebut jadi penyokong kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Creative space juga menjadi upaya pemetaan. Ini karena potensi tidak hanya didominasi satu sektor. Dinas Pariwisata Kota Yogya memetakan setidaknya ada 16 subsektor industri kreatif. Mulai dari potensi kuliner, kerajinan tangan, fashion, seni hingga potensi teknologi informasi.
“Seperti pengembangan software dan gim itu sangat potensial sekali. Saat ini semua sudah tertata, maka akan menciptakan ekosistem. Tidak menutup kemungkinan adanya kolaborasi antarpotensi dan menciptakan ide baru,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogya, Maryustion Tonang menjelaskan adanya konsep terintegrasi dan kolaborasi bersama para pelaku ekonomi kreatif setempat.
“Suroto Public Space ini konsepnya menghidupkan interaksi komunitas, kampung, korporat, kampus dan pemerintah kota. Intensitas forum group discussion untuk melahirkan sebuah ide,” ujarnya.
Adapun di titik lantai empat Pasar Prawirotaman kini digarap sebagai rumah kreatif baru, menyusul renovasi yang tengah berlangung, “Rumah kretif diharapkan bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta bagian selatan,” ujar Wakil Walikota Heroe Poerwadi.
Para milenial bersantai di kafe Tempo Gelato, Jalan Prawirotaman, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Heroe menuturkan pihaknya berharap rumah kreatif di Pasar Prawirotaman yang masuk bagian selatan Yogyakarta itu, terintegrasi dengan Suroto Publik Space yang ada di utara Yogyakarta.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menuturkan dengan semakin terintegrasinya sektor-sektor pariwisata, menjadi modal penting agar mulai tahun 2021 sektor itu efektif mendorong perekonomian.
PRIBADI WICAKSONO