TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pelaku biro perjalanan wisata di Yogyakarta mewanti-wanti pemerintah, agar mengantisipasi dini serta memperhatikan hal-hal yang perlu dilakukan, untuk sektor pariwisata menyusul merebaknya virus Corona. Salah satunya dengan menyaring turis Cina.
Pelaku wisata Yogya yang juga mantan Chairman Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Yogyakarta Chapter, Edwin Ismedi Himna menuturkan, salah satu yang perlu dilakukan pemerintah adalah menyaring secara ketat masuknya turis asal Cina dan negara lain ke Yogyakarta. Terutama dari negara yang kemungkinan sudah terpapar virus corona untuk sementara waktu ke Yogyakarta.
"Pemerintah harus tegas untuk berani menunda masuknya mereka (turis dari negara terpapar) ke Yogya untuk sementara waktu," ujar Edwin kepada Tempo Ahad 26 Januari 2020.
Edwin menilai penyaringan kedatangan turis asal Cina saat ini dinilai perlu, karena potensi dampak negatifnya lebih dominan daripada positifnya. Pintu kunjungan wisata untuk turis Cina menurutnya bisa dibuka kembali jika kasus itu sudah dinyatakan terkendali.
Selaku pelaku biro perjalanan wisata, Edwin mengatakan sejak kasus virus corona mencuat sampai Sabtu (25/1), pihaknya masih mendapatkan informasi turis asal Cina tetap bisa masuk Indonesia juga Yogyakarta.
Wisatawan tengah mengabadikan para pemain karawitan di sela pembukaan pameran Sekaten di Keraton Yogyakarta, Jumat (1/11). TEMPO/Pribadi Wicaksono
"Belum ada pembatalan rencana perjalanan (dari Cina ke Indonesia), kami masih menunggu (kebijakan pemerintah) dalam 2-3 hari ini," ujar dia. Edwin mengatakan Yogyakarta sendiri tidak ada penerbangan langsung dari dan ke Cina.
"Kami tidak memiliki data konkrit berapa jumlah rata rata masuknya turis Cina ke Yogya karena gerbang masuknya lewat Bandara Adisumarmo Solo (charter flight)," ujarnya.
Namun, Edwin memastikan bahwa turis Cina termasuk dalam kategori 10 besar turis terbanyak yang menyambangi Yogyakarta tiap tahunnya.
Melansir data kunjungan wisatawan mancanegara dari Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2018, turis asal Cina menduduki peringkat ke 6 terbanyak menyambangi Yogya dengan jumlah mencapai 19.197 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan tajam sebesar 87 persen dibanding tahun 2017 di mana turis Cina yang berkunjung ke Yogya masih 10.449 orang.
Adapun kunjungan wisatawan mancanegara ke Yogyakarta terbanyak pada 2018 masih didominasi wisatawan asal Malaysia yang mencapai 54.262 orang, lalu peringkat dua wisatawan asal Singapura sebanyak 40.925 orang, disusul wisatawan asal Jepang sebanyak 40.686 orang.
Gerbang masuk destinasi Puri Matarm Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Destinasi ini memiliki 11 zona rekreasi berkonsep alam, yang membuat betah wisatawan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
"Kunjungan wisatawan asal Cina masih 10 besar dan ada kenaikan kunjungan dari tahun 2018 ke 2019 lalu," ujar Edwin. Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo belum merespon saat dikonfirmasi terkait langkah yang akan ditempuh Pemda DIY, mengantisipasi soal kasus virus corona ini.
PRIBADI WICAKSONO