"Ini menjadi peluang bagi NTB untuk mengembangkan inovasi jasa layanan dibidang kesehatan yang terpadu dan terintegrasi dengan pariwisata, yakni medical tourism," kata Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri, saat menyiapkan peresmian medical tourism oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang dijadwalkan 14 Desember 2019.
Rencananya, Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan Agus Putranto datang ke Mataram, Kamis 5 Desember 2019 pagi.
RSUD NTB ditunjang dengan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika sebagai destinasi super prioritas nasional. Apalagi pada tahun 2021 MotoGP akan digelar di Mandalika.
Untuk menjadi destinasi medical toursim atau wisata kesehatan, RSUD NTB dibekali alat medis tercanggih. Dok. Dinas Kominfotik NTB
Menurut Hamzi Fikri, RSUD NTB bersama rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta yang ada di NTB, sudah menyiapkan diri. Salah satunya melalui inovasi produk jasa layanan unggulan yang memikat pengunjung dari berbagai belahan dunia untuk berobat ke NTB.
"Di sela-sela pengobatannya itu, mereka juga disediakan pilihan paket-paket kunjungan rekreasi, yang dapat menambah semangat dan memotivasi untuk cepat pulih, sehat dan bahagia," ujarnya.
Menurutnya, RSUD NTB ]menawarkan produk unggulan berupa pengobatan radioterapi. Layanan radioterapi itu didukung peralatan canggih dengan kapasitas layanan bisa mencapai 80 pasien sehari. Bahkan CT scan simulator milik RSUD NTB tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Selain itu, pesawat sinar radioterapinya pun merupakan versi yang paling baru.
Tidak itu saja, rumah sakit lainnya di Lombok tidak mau kalah. Seperti Rumah Sakit Harapan Keluarga menawarkan produk jasa layanan unggulan berupa "treatment cuci darah". Demikian juga RS Risa Centra Medica dengan Baby SPA, dan produk kesehatan lainnya. Seluruhnya akan berkolaborasi dengan RSUD NTB sebagai fasilitator dalam program NTB Medical Tourism yang siap dipromosikan ke seluruh dunia ini.
Untuk itu, RSUD NTB serta RSUD Kota Mataram dan beberapa rumah sakit swasta lainnya di kota itu, berkolaborasi dan bersinergi dengan Dinas Pariwisata, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia ASITA, dan seluruh instansi pemerintah terkait bersiap-siap untuk launching wisata medis di NTB.
Menurut Hamzi, untuk produk medical tourism sudah siap 100 persen. Karena itu harus berani mengambil langkah besar untuk melansirnya pada 14 Desember mendatang. Tak hanya kesiapan produk medisnya saja, produk wisata yang ditawarkan juga telah siap dipasarkan. "Launching ini akan menjadi langkah awal. Kalau menunggu 100 persen siap seluruhnya, pasti tidak akan siap," ujarnya.
RSUD NTB dilengkapi pula dengan kamar untuk keluarga pasien. Dok. Dinas Kominfotik NTB
Hamzi menyebutkan rapat dan koordinasi telah dilakukan sebelumnya, bersama para pelaku usaha wisata yang tergabung dalam ASITA. Para guide medis pun akan dipersiapkan secara khusus untuk mendampingi para pasien medical tourism ini.
Dengan dibukanya medical tourism di NTB ini diharapkan NTB tak lagi hanya dikenal sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik di dunia. Tetapi juga mampu mengahadirkan warna baru di dunia medis nusantara.
SUPRIYANTHO KHAFID