TEMPO.CO, Michigan, Amerika Serikat - Salju pertama turun pada malam perayaan Halloween di Michigan, Amerika Serikat, pada Kamis malam, 31 Oktober 2019. Kegembiraan merayakan Halloween tak surut meski suhu di luar mencapai 1 derajat celcius.
Sebagian besar masyarakat Amerika Serikat merayakan Halloween dengan berbagai aktivitas menarik. Ada pesta kostum, pemutaran film, sampai aktivitas anak-anak mengetuk pintu dari rumah ke rumah sambil berkata 'trick or treat'. Kegembiraan menyambut Halloween bahkan sudah dirasakan sejak awal Oktober dengan mengukir labu menjadi gambar wajah yang seram dan mencari kostum yang tepat untuk dipakai ke pesta.
Di East Lansing, Michigan, Amerika Serikat, anak-anak merayakan Halloween dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah. Seperti tradisi Halloween pada umumnya, mereka mengetuk pintu dan berteriak 'trick or treat' atau dalam Bahasa Indonesia berarti 'main tebak-tebakan atau memberi camilan'. Tak berapa lama, pintu pun terbuka. Tuan rumah menyambut dengan senyum dan memperlihatkan cokelat dan permen. Camilan lezat itu pun berpindah dari tangan si tuan rumah ke keranjang yang dibawa anak-anak.
Di antara anak-anak yang merayakan Halloween, ada kakak beradik Feeza Triwibowo, 8 tahun, dan Delisha Triwibowo, 10 tahun, yang berasal dari Indonesia. Mereka memakai kostum bernuansa Halloween. Feeza mengenakan busana penyihir dan Delisha menjadi Hermione, tokoh penyihir cerdas dalam film Harry Potter.
Dengan mengendarai mobil, orang tua Feeza dan Delisha mengantar mereka ke sebuah kompleks perumahan dekat sekolah yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari apartemen mereka. Jam menunjukkan pukul 19.10. Salju pertama baru turun tadi sore di East Lansing. "Dingin sekali. Halloween tahun lalu enggak sedingin ini," kata Delisha. Tempo kemudian mengikuti kakak beradik ini berkeliling merayakan Halloween.
Kakak beradik Feeza Triwibowo, 8 tahun, dan Delisha Triwibowo, 10 tahun, merayakan Halloween dengan memakai kostum ala penyihir. TEMPO | Indri Maulidar
Seusai parkir, Feeza dan Delisha bertemu teman-teman mereka untuk bersama-sama keliling ke rumah-rumah. Ada yang berkostum Batgirl, ada pula yang tak mencerminkan karakter apapun karena tubuhnya tertutup jaket tebal dan topi rajut. Mungkin cuaca yang kurang bersahabat membuat kostum yang telah dipersiapkan dari jauh hari urung dikenakan.
Perlu diketahui kalau tidak semua rumah boleh diketuk pada malam Halloween. Ada aturan tidak tertulis karena mayoritas rumah di Amerika tak berpagar. Rumah yang diberi dekorasi seram dengan hiasan labu di depan, serta lampu teras menyala boleh diketok. Artinya, si pemilik rumah menyediakan permen dan cokelat untuk dibagikan. Sementara rumah yang tidak menyalakan lampu dan tanpa hiasan, biasanya tak ingin diganggu.
Feeza, Delisha, dan teman-temannya sudah mengetuk pintu belasan rumah. Waktu menunjukkan pukul 19.40. Keranjang jajanan sudah hampir penuh. Salju pun kian deras dan mulai menyelimuti rumput di depan rumah yang mereka ketuk. Saat bertemu kelompok anak lain yang turut merayakan Halloween, mereka kompak bersorak 'Happy Halloween' sebagai salam tegur sapa.
Bagi Delisha, ini tahun keenam dia merayakan Halloween di Amerika Serikat. "Aku senang pakai kostum dan mendapat banyak permen," kata dia. Kostum Hermione Delisha adalah lungsuran dari seorang teman. Sementara Feeza memakai kostum tahun lalu.
Setiap orang tua biasanya punya trik hemat merayakan Halloween. "Kostum tahun depan dibeli saat Halloween tahun ini selesai. Biasanya ada banyak diskon," kata Elin Triwibowo, ibu Delisha dan Feeza. Ada juga orang tua yang membuat kostum sendiri untuk anak-anak mereka.
Trik lainnya agar anak-anak senang keranjang permen mereka penuh: mainlah ke kompleks perumahan yang dihuni oleh orang-orang Amerika yang berkecukupan. Biasanya cokelat dan permen di rumah-rumah tersebut melimpah.
Malam Halloween hampir selesai. Di keranjang kakak beradik itu ada permen Kitkat, Snickers, Almondjoy, Starburst, dan lain-lain. Tak semua dimakan malam ini. Kebahagiaan malam Halloween harus disimpan selama salju menutup Michigan.