TEMPO.CO, Sapporo - Sapporo, ibu kota Hokkaido berdiri salah satunya atas jasa warga Amerika Serikat, yang membangun permukiman di wilayah itu. Kini, bekas-bekas kota itu dijadikan Hokkaido Historical Village Museum, sebuah museum luar ruangan yang berbentuk kota.
Lokasinya berada di pinggiran Sapporo, yang dikelilingi pertanian dan desa nelayan. Hokkaido Historical Village Museum terdiri atas 52 bangunan itu tak berfungsi lagi. Bangunan-bangunan memamerkan arsitektur bangunan pada masa perintisan Hokkaido: Kaitaku no Mura (Hokkaido Historical Village).
Jejak kota berarsitektur Amerika Serikat itu, bisa ditelusuri pada 1869, saat era Meiji. Mengutip Okinawa Stripes, Kantor Kaitakushi (kantor Kolonisasi Hokkaido) ditugaskan untuk mengembangkan dan mengisi perbatasan Hokkaido yang kaya sumber daya itu – saat itu Hokkaido masih terpencil.
Untuk melakukan itu, Kaitakushi mempekerjakan para ahli dari Amerika Serikat (AS). Para pejabat saat itu mengakui kepiawaian orang-orang Amerika yang mampu membangun kota-kota di wilayah terpencil dan memiliki cuaca ekstrem. Selain itu, orang-orang Amerika dianggap tak memiliki ambisi menjajah Timur Jauh sebagaimana negara-negara Eropa – yang bisa jadi malah mencaplok Hokkaido untuk kepentingan sendiri.
Rumah-rumah bergaya Amerika ini, rangka-rangkanya didatangkan dari Illionis dan Ohio. TEMPO/Suseno
Lalu, didatangkanlah warga AS untuk membuka permukiman pertama di Hokkaido. Mereka membangun Midwest Amerika-Jepang, lengkap dengan peternakan sapi perah, memelihara sapi untuk daging sapi, dan membuat pabrik bir; industri yang hampir tidak ada di tempat lain di Jepang.
Mereka juga dipersenjatai dan membangun permukiman berarsitektur Amerika yang dapat menahan musim dingin yang brutal -- jauh lebih baik daripada kebanyakan rumah-rumah Jepang. Arsitektur Eropa memang populer pada era Meiji (1868-1912) di Honshu, Kyushu dan Shikoku, yang didasarkan pada model Inggris, Jerman, dan Prancis. Walhasil Hokkaido menjadi pengecualian yang unik, dalam periode sejarah arsitektur Jepang.
Baber shop ala Amerika, dibawa oleh orang-orang Amerika ke Sapporo pada abad 19. TEMPO/Suseno
Kaitaku no Mura adalah sisa-sisa fisik perumahan dari Hokkaido yang di-Amerikanisasi ini. Orang-orang Amerika juga membangun stasiun, dan menjadi spot yang menarik di Hokkaido Historical Village. Stasiun berdindikng kayu itu, memiliki atap sirap berwarna kemerahan. Inilah cikal bakal Stasiun Sapporo, sebelum dipindahkan di tengah Kota Sapporo modern.
Orang-orang Amerika membangun kota tua Hokkaido dengan perencanaan yang luar biasa. Terdapat boulevard besar yang berjajar pohon-pohon. Di kiri kanan itu, berdiri kantor-kantor pemerintah dan perumahan. Rangka-rangka rumah itu didatangkan langsung dari Ohio dan Illinois. Di jalan lapang itupula gedung kapitol Kaitakushi.
Boneka pengrajin kayu Jepang, menunjukkan kehidupan di kota yang dibangun oleh orang-orang Amerika. TEMPO/Suseno
Eksterior yang menawan itu juga diimbangi interior yang menggugah wisatawan. Di dalamnya terdapat patung-patung seukuran manusia, yang menggambarkan kehidupan masa itu. Diorama itu dilengkapi dengan perabot, perkakas, dan pernak-pernik kecil yang ada pada masa itu.
Bila seharian berada di Kaitaku no Mura, wisatawan bisa berkunjung ke kafetaria, untuk menikmati kudapan khas Hokkaido.