Geopark Tambora di Pulau Sumbawa merupakan satu wujud pembangunan berkelanjutan untuk melindungi situs geologi dan keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan masyarakat.
Geopark merupakan program UNESCO yang terbukti berhasil di banyak negara, melalui pembangunan secara holistik dengan melibatkan partisipasi masyarakat di sekitar kawasan. Sehingga tercapai pembangunan yang berkelanjutan, baik secara lingkungan maupun kebudayaan.
Geopark Tambora memiliki keunikan dibanding Geopark Rinjani. Sepanjang perjalanan berkeliling geosite-geosite di Geopark Tambora, wisatawan disuguhi pemandangan padang savana. Angin kering yang berhembus dari benua Australia menyebabkan padang savana ini memiliki rumput berwarna kekuningan dan menjadikan ciri khas kawasan ini.
Berkunjung ke Geopark Tambora merupakan wujud kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan untuk melindungi situs geologi dan keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan masyarakat sekitar.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Taman Nasional Tambora Deny Rahardi yang semula memegang jabatan Pengendali Eko Sistem Hutan di sana menjelaskan bahwa Tambora dengan bentang lahan yang sangat luas, memiliki keragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi. Sebaran tumbuhan tersebut tersebar kedalam tiga tipe ekosistem hutan mulai dari hutan musim, hutan hujan tropis dan hutan savana.
Kondisi tutupan vegetasi yang rapat membentuk ekosistem yang membuat kawasan Taman Nasional Tambora memiliki peran strategis, sebagai sistem penyangga kehidupan untuk menjamin keberlangsungan fungsi ekologi pada kawasan tersebut.
Selain potensi tumbuhan kawasan Taman Nasional Tambora juga merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa mulai dari klas primata seperti kera abu-abu, reptil, rusa timor, kakatua kecil jambul kuning, nuri dan berbagai satwa endemik lainnya.
Doro Ncanga merupakan tempat melepaskan diri dari rutinitas yang sempurna. Ribuan hewan ternak di padang savana keindahannya dapat dinikmati sambil camping. Foto: @rasadompu
Jenis burung yang telah teridentifikasi pada tahun 2012 sebanyak 43 jenis, yang beberapa jenis di antaranya merupakan jenis dilindungi dan satu jenis burung endemik Nusa Tenggara Barat. Tahun 2015 atas kerjasama Balai Taman Nasional Tambora dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dilaksanakan kegiatan eksplorasi flora dan fauna Taman Nasional Tambora.
Dari hasil kegiatan tersebut, diketahui jenis burung yang berhasil teridentifikasi sebanyak 70 jenis dengan indek keragaman jenis terkategori sedang (H = 2,567). SUPRIYANTHO KHAFID