TEMPO.CO, Mataram - Jika menyebut Tambora, kebanyakan orang mengidentikkannya dengan kegiatan pendakian di salah satu puncak gunung api yang mengubah sejarah dunia ratusan tahun yang lalu.
Tapi banyak yang tidak mengetahui bahwa di sekitar kaki Gunung Tambora juga menyimpan berbagai destinasi menarik untuk dikunjungi. Dampak mega letusan Gunung Tambora pada 1815 meninggalkan jejak-jejak letusan, yang terekam oleh alam dan proses geologisnya masih berlangsung hingga sekarang.
Menurut General Manager Geopark Tambora Ridwan Syah, seluruh lanskap di kaki Gunung Tambora merupakan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi. ''Dan patut dilestarikan sebagai warisan Gunung Tambora bagi dunia,'' katanya kepada TEMPO, Jumat 4 Oktober 2019.
Tidak hanya itu, jejak sejarah, budaya dan keindahan alam di kawasan ini juga patut dijelajahi ketika berkunjung di kawasan yang memiliki status sebagai geopark nasional itu. Bahkan beberapa geosite - sebutan untuk situs di dalam geopark - memiliki keunikan alam yang khas dan langka di dunia.
Sebut saja Pulau Satonda yang terletak di sisi utara dari Gunung Tambora. Danau di tengah-tengah pulau ini diketahui sebagai satu dari 3 danau air asin di dunia.
Festival Pesona Tambora menghadirkan atraksi Takdir Cinta pada Kamis, 11 April 2019. TEMPO | Supriyantho Khafid
Danau ini merupakan danau kawah yang terbentuk akibat letusan yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu. Air laut memenuhi kawah dengan salinitas yang sangat tinggi, sehingga dapat tumbuh stromatolit.
Stromatolit berupa gundukan, kolom, dan batuan sedimen berbentuk lembaran berlapis. Pada awalnya dibentuk oleh pertumbuhan lapisan demi lapisan cyanobacteria, mikroba bersel satu yang dapat berfotosintesis.