TEMPO.CO, Jakarta - Jarak kota Makassar dengan Parepare sekitar 150-an km atau setara perjalanan 3 jam. Kota yang menghadap Selat Kalimantan ini berada di teluk yang tenang. Komoditas barang dari Sulawesi Selatan dikirim dari Pelabuhan Parepare. Walhasil, sebagai kota dagang, Parepare memiliki fasilitas wisata kota yang komplit, salah satunya tempat yang asyik untuk menghabiskan sore bersama keluarga. Inilah lokasi nongkrong yang asyik di kota kelahiran BJ Habibie.
Pales Teduh
Pales Teduh terbilang kafe yang didirikan dengan kesadaran melestarikan lingkungan. Pendirinya Andi Pallemmui, Kepala Sekolah SMAN 3 Parepare. Ia mendirikan kafe tanpa membabat pepohonan di sekitarnya. Justru pepohonan itu menjadi peneduh, sebagai ganti bangunan, Pallemmui membangun pondok dari bambu.
Pepohonan itu juga dimanfaatkan sebagai meja kursi, sehingga pengunjung bisa bersantai di bawah pepohonan. Lokasinya hanya 3 km di belakang Kantor Wali Kota Parepare atau tepatnya dekat jalanan masuk SMAN 5 Unggulan Parepare.
Pales Teduh cafe yang memanfaatkan ruang hijau, tanpa memangkas pepohonan di sekitarnya. @wiwwiu
Tonrangeng River Side
Tonrangeng River Side merupakan ruang terbuka hijau di sekitar jembatan yang melintasi Sungai Tonrangeng. Jembatan Sumpang ini mulanya merupakan jembantan yang menghubungkan Rumah Sakit Umum Tipe B Plus Pendidikan Hasri Ainun Habibie dengan jalan utama. Namun, kemudian ditata sedemikian rupa sehingga bisa menarik minat masyarakat untuk bersantai dan diberi nama Tongrangeng Riverside.
Di sekitar jembatan, ada ruang terbuka hijau yang nyaman untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Ketika malam hari pun, lampu-lampu di sekitar jembatan menyala dan menambah keelokan Kecamatan Bacukiki Barat ini. Tonrangen Riverside digadang-gadang mampu mendukung konsep wisata medical tourism. Di sisi selatan jembatan terdapat ruang hijau, sementara di sisi utara terdapat fasilitas wisata kuliner tradisional dengan restoran terapung.
D’daenk Cafe House
Semakin banyak pilihan tempat nongkrong, nge-warkop, atau sekadar menghabiskan akhir pekan di Parepare. Namun tidak semuanya menawarkan minuman segar, makanan enak, sekaligus view indah nan menawan.
Jika ingin merasakan semuanya, mengunjungi D’daenk Cafe House bisa menjadi pilihan pas untuk anda. Cafe ini terletak di Jalan Jenderal Sudirman, persis dibelakang Kantor Disnaker Parepare. Cafe ini menyediakan ruang terbuka, yang membuat pengunjungnya bisa menikmati suasana sore hingga malam. Bahkan pemandangan senja Pantai Mattirotasi dan kesibukan kota dari ketinggian, bisa ditangkap dengan sempurna oleh pengunjung.
Lokasinya yang sempurna itu, sangat pas untuk meeting, acara keluarga, korporat, bahkan pre-wedding. D’daenk menyediakan 25 jenis minuman, termasuk kopi dengan berbagai variannya. Serta 12 jenis makanan yang siap memanjakan lidah Anda. Salah satu menu terbarunya, adalah sup ayam Kediri yang sudah diselaraskan dengan selera lokal.
Paputo Beach
Pantai Pasir Putih Tonrangeng atau dikenal dengan singkatan Paputo, kini menjadi salah satu tempat wisata baru di Kelurahan Lumpu, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare. Pasir pantainya yang berwarna putih, dengan udara yang sejuk memanjakan pengunjung yang ingin bersantai di gazebo. Pantai ini juga ramah anak-anak, dengan taman bermain yang dikhususkan bagi anak-anak.
Paputo dibuka pada awal Desember 2017 lalu. Dahulu Pantai yang dikenal dengan nama Pantai Tonrangeng ini terkenal jorok dan menjadi tempat mesum. Lalu diubah menjadi ruang terbuka hijau, yang dilengkapi dengan Café New D’Carlos.
Pantai Paputo yang mulanya kumuh disulap menjadi wisata kota. Foto: @meilanidwiastuti
Kebun Raya Jompie
Parepare juga memiliki hutan kota, Kebun Raya Jompie. Taman hutan kota ini memiliki menara pantau yang sekaligus jadi spot foto pengunjung. Di Indonesia, hanya ada dua kota yang memiliki hutan kota alami: Bogor dan Parepare. Kebun botani Bogor, Jawa Barat luasnya mencapai 87 hektare dengan 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Sementara Kebun Raya Jompie memiliki hutan kota seluas 13,5 hektare. Keduanya menjadi pusat koleksi dan konservasi tumbuhan kawasan pesisir Wallacea, dengan menonjolkan konsep keanekaragaman tumbuhan obat, tumbuhan adat, dan ethobotani