Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tetirah di Masjid Tokyo, Tempat Reino Barack dan Syahrini Menikah

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Menara Masjid Jami Tokyo, di kawasan Yoyogi-Shibuya, Jepang. TEMPO/Elik Susanto
Menara Masjid Jami Tokyo, di kawasan Yoyogi-Shibuya, Jepang. TEMPO/Elik Susanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berita kepastian Reino Barack dan Syahrini menikah di Jepang, membuat banyak orang panasaran dengan Masjid Tokyo Camii . Yaitu lokasi di mana akad nikah itu berlangsung. TEMPO pernah menuliskan tentang Masjid Tokyo ini di KORAN TEMPO edis 26 Mei 2013. Simak pengalaman wartawannya yang pernah tetirah dari hawa dingin yang saat itu menyergap.

Baca juga: Intip Kemegahan Masjid Tokyo Camii, Tempat Reino Barack Menikah

Mass rapid transit (MRT) Chiyoda Line yang saya naiki berhenti di Stasiun Yoyogi-Uehara tepat pukul 13.45 waktu setempat. Siang itu, saya berencana mengunjungi Tokyo Camii (jami'), masjid terbesar di ibu kota Jepang itu. Menurut peta di smart phone, saya hanya perlu keluar lewat pintu selatan stasiun menuju barat daya untuk mencapai masjid tersebut.

Di luar stasiun, angin berembus dengan suhu 12 derajat Celsius. Pohon di sepanjang trotoar kering-kerontang. Saat itu awal Februari, bulan terbaik untuk mengunjungi metropolitan ini, karena tak ada hujan dan salju. Tapi tetap saja, bagi seorang yang lahir dan besar di negara tropis, saya harus memakai baju berlapis untuk melawan dingin yang menggigit.

Lima ratus meter dari stasiun, saya menemukan yang saya cari. Masjid bergaya Turki dengan kubah batu bundar saling menumpuk. Menaranya seperti pensil diraut tajam, menjulang tinggi. Camii dalam bahasa Turki berarti masjid, atau jami' dalam bahasa Arab dan Indonesia. Rumah ibadah ini dimiliki dan dibangun oleh Pusat Kebudayaan Turki di sana.

Sebagai muslim yang lahir dan besar di Indonesia, saya penasaran bagaimana muslim hidup sebagai minoritas. Di Tokyo, ada sejumlah masjid dan musala. Tapi Tokyo Camii yang terbesar.
Masjid Tokyo Camii. wikipedia.org
Di pintu samping masjid, saya melihat sepasang remaja berseragam sekolah mengobrol. Mereka sepertinya menimbang-nimbang akan masuk atau tidak, sebelum akhirnya masuk. Saya menyusul belakangan setelah puas memotret dari luar.

Hangat langsung menyergap. Lantai satu masjid ini aula, tempat pengurus masjid menggelar aktivitas. Hari itu, aula dijadikan museum mini yang menampilkan proses pembangunan dan aktivitas masjid ini. Ada juga ruang tamu yang diisi sofa bergorden khas Turki dan air mancur. "Saya ingin melihat-lihat," kata saya kepada pria Jepang berjanggut tipis yang ada di ruangan itu. Dia tak sempat menjawab karena segera mengangkat telepon yang berdering-dering.

Dari aula, saya masuk ke sebuah pintu dan menemukan ruang wudu. Sepasang remaja berbaju sekolah tadi sedang membasuh tangan, kaki, dan muka. Saya menuju tangga di ruangan itu, kemudian naik. Hawa dingin berembus. Angin rupanya masuk dari teras terbuka yang luas. Dari sana, saya harus melepas sepatu untuk masuk ke haram, ruangan salat.

Dua remaja berseragam sekolah tadi menyusul. Remaja perempuan, yang mungkin karena penasaran, langsung masuk ke haram, tanpa melepas sepatunya. "Sorry, you have to take off your shoes first," kata saya kepada remaja itu tepat sebelum sepatunya menjejak karpet haram.

Remaja pria, temannya, berbicara dalam bahasa Jepang. Si Pria menunjuk papan pengumuman di samping pintu. Saya tak paham bahasa atau tulisan Jepang, tapi sepertinya si remaja pria mengingatkan hal yang sama. Karena sejenak kemudian, remaja perempuan itu berkata "arigato!" kepada saya sembari membuka sepatunya.

Tampaknya mereka baru pertama kali masuk ke masjid. Sama seperti saya. Bertiga kami menikmati keindahan masjid ini dalam diam. Hening. Damai. Kubah batu bertumpuk yang saya lihat dari luar, ditopang oleh lengkungan berhias garis merah-putih. Kaligrafi surat Al-Ikhlas berwarna biru dan emas menghiasi interior kubah.

Di aula bawah, pria berjanggut tipis tadi menyapa dan bertanya kepada saya dalam bahasa Jepang. "Sorry, I can't speak Japanese," saya menjawab. Dia kemudian bertanya dari mana saya berasal. Kali ini dengan bahasa Inggris. "Indonesia? Banyak sekali orang Indonesia yang datang ke masjid ini. Anda mahasiswa?" dia bertanya lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lelaki ini bernama Shimoyama Shigeru. Dia wakil dewan masjid Tokyo Camii yang bisa ditemui di setiap hari kerja pukul 10.00-18.00. Shimoyama mengenakan jas dan celana setelan hitam. Dia juga memakai kacamata, dasi cokelat, serta kemeja putih.

Shimoyama adalah satu dari sedikit warga Jepang yang memeluk Islam. Menurut dia, penduduk Islam di negeri itu hanya sekitar 100 ribu orang. Dari jumlah itu, hanya 10 persen yang berkewarganegaraan Jepang.

Shimoyama menuturkan, banyak orang Jepang memiliki persepsi keliru tentang Islam. "Mereka anggap Islam dekat dengan terorisme. Padahal Islam itu mengajarkan perdamaian. Inilah tugas kami, menjelaskan seperti apa Islam yang sebenarnya," ucapnya.

Shimoyama menjelaskan apa itu Islam kepada setiap nonmuslim yang datang, termasuk kepada sepasang remaja yang tadi melihat-lihat masjid. "Saya minta mereka membasuh kaki, tangan, dan muka, karena masjid adalah tempat yang suci."

Beberapa saat kemudian, Shimoyama memperkenalkan saya kepada mahasiswa perempuan asal Turki. Namanya Katya. Rambutnya cokelat keriting sebahu, matanya biru abu. Katya berkuliah di kota ini. Dia mengambil jurusan sastra Jepang. Bahasa Jepangnya bagus dan lancar. Benar-benar membikin iri.

Pada dasarnya, orang Tokyo cukup ramah dan membantu. Hanya, persoalan bahasa kerap menjadi halangan. Entah pengucapan bahasa Inggris mereka yang tak saya pahami atau karena mereka menjawab dengan bahasa Jepang tiap kali saya bertanya. Belum lama mengobrol, Katya pamit. Ada orang dari Kedutaan Besar Turki yang hendak dia temui.

Shimoyama berbagi tentang bagaimana hidup sebagai muslim di kota ini. Azan bebas berkumandang, tapi tanpa pengeras suara. Jadi, salat berjemaah dan salat Jumat di masjid mengandalkan ketepatan waktu. Tokyo Camii juga menggelar buka puasa bersama saban Ramadan. Muslim dari berbagai tempat berkumpul, berbagi dan makan bersama di aula. Ramadan bisa menjadi bulan yang berat karena Tokyo berlokasi di subtropis, "Ada kalanya siang lebih panjang," ucapnya.

Persoalan makan, menurut Shimoyama, juga kerap dikeluhkan oleh muslim di Tokyo. "Banyak orang kesulitan cari makanan halal di Tokyo," katanya.

Shimoyama menuturkan, muslim Jepang membeli bahan makanan di toko kelontong halal dan memasaknya di rumah. "Restoran halal ada, tapi biasanya lebih mahal."

Baca juga: Menjadi Pilihan Tempat Pernikahan, Apa yang Menarik di Jepang?

Saya pamit dari Tokyo Camii setelah saling bertukar kartu nama dengan Shimoyama. Di luar, suhu udara kian turun, saya pun bergegas menuju stasiun.


AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | KORAN TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

20 jam lalu

Timnas Jepang AFC U23 2024 di Qatar. (AFP/KARIM JAAFAR)
Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

Timnas Jepang U-23 mengalahkan tuan rumah, Qatar, pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 lewat perpanjangan waktu.


Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

1 hari lalu

Kilang LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. ANTARA/HO-BP Tangguh
Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.


Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

1 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.


Menhub Budi Karya Tawarkan Investasi Pembangunan TOD MRT Jakarta ke Jepang

1 hari lalu

Warga berjalan di kawasan integrasi terpadu Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Januari 2022. Penataan kawasan yang mencakup revitalisasi halte Transjakarta, pembuatan taman, dan peletakan papan petunjuk jalan atau 'wayfinding signage' itu untuk mewujudkan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral yang nantinya diintegrasikan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD) agar pergerakan masyarakat lebih efektif dan efisien. TEMPO/Muhammad Hidayat
Menhub Budi Karya Tawarkan Investasi Pembangunan TOD MRT Jakarta ke Jepang

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menawarkan investasi pembangunan Transit Oriented Development atau TOD di sepanjang jalur MRT Jakarta.


Menhub Targetkan Groundbreaking Proyek MRT Jakarta pada Agustus 2024

1 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Menhub Targetkan Groundbreaking Proyek MRT Jakarta pada Agustus 2024

Menhub Budi mengatakan bahwa proyek MRT Jakarta hingga saat ini berjalan sesuai rencana.


Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

1 hari lalu

Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia yang didirikannya di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@ivan_gunawan
Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.


Preview Timnas U-23 Qatar vs Jepang di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Duel Qatar vs Jepang akan tersaji di babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Preview Timnas U-23 Qatar vs Jepang di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Qatar vs Jepang akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hammad pada Kamis, 25 April 2024.


8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

2 hari lalu

Shopping street Ueno Ameyokocho di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Nichika Yoshida
8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

Di antara lebih dari 2.400 shotengai atau shopping street di Tokyo, berikut ini yang terbaik untuk wisata belanja


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

2 hari lalu

Ilustrasi belanja atau pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Cosmin Serban
Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli