TEMPO.CO, Jakarta - Berada di kota besar, penting sekali pemerintah menyediakan transportasi masal yang bisa memecah kemacetan. Hal itu yang dilakukan Pemerintah Kota Bangkok. Salah satu upaya mereka adalah menyediakan kendaraan bebas macet, yaitu Bangkok Mass Transit System (BTS) alias Skytrain, dan Moda Raya Terpadu (MRT)
Baca: Skytrain Bandara Soekarno - Hatta Segera Beroperasi Tanpa Awak
Baca Juga:
Ada beberapa perbedaan antara BTS dan MRT. Berada di area terbuka, suasana stasiun BTS Skytrain jauh lebih hingar-bingar ketimbang MRT yang tenang. Warna-warni menghiasi stasiun, iklan-iklan mencolok di tiap sudut, bahkan seluruh eksterior dan interior kereta merupakan iklan berjalan.
Jenis toko yang menghiasi bagian depan stasiun BTS Skytrain rata-rata serupa di semua tempat: kios restoran siap saji yang menjual camilan, kedai minuman seperti Thai Tea, salon kuku, kios penjual kaos kaki dan kosmetik sampai mesin penjual minuman. ATM dan tempat menukar uang juga lazim ditemui di stasiun BTS Skytrain.
Calon penumpang bisa menaiki tangga, eskalator atau elevator menuju loket BTS Skytrain. Pembelian tiket sekali jalan bisa dilakukan secara mandiri di mesin-mesin yang tersedia atau langsung di loket yang dijaga petugas.
Penumpang berada di dalam gerbong Bangkok mass Transit System (BTS) di Stasiun BTS Siam, Bangkok, Thailand, Sabtu 9 Februari 2019/ANTARA FOTO-SIGID KURNIAWAN
Turis yang tidak mengerti bahasa Thailand tetap bisa membeli tiket sendiri karena tersedia pilihan bahasa Inggris. Layar sentuh akan menunjukkan peta BTS Skytrain, cukup pilih stasiun tujuan dan mesin akan menunjukkan berapa jumlah uang yang harus dimasukkan.
Kebanyakan mesin hanya menerima uang logam, tapi di sebagian stasiun ada pula mesin yang menerima uang kertas. Mesin akan mengeluarkan selembar tiket dan uang kembalian jika ada.
Setelah melakukan "tap in" dan melewati palang tiket yang otomatis terbuka, ada seorang penjaga yang siap memeriksa bawaan penumpang. Namun proses ini tidak wajib dilewati. Kebanyakan calon penumpang langsung melewati petugas tanpa memperlihatkan isi bawaan mereka.
Proses serupa berlaku saat menaiki MRT. Alih-alih selembar tiket, yang keluar dari mesin tiket adalah token berwarna hitam. Token ini dipakai untuk membuka palang masuk dengan cara disentuhkan ke panel yang tersedia, lalu dimasukkan ke dalam lubang mirip lubang celengan saat keluar dari stasiun.
Secara keseluruhan, MRT terasa lebih tenang karena hingar bingar dunia luar teredam di bawah tanah. Pendingin udara menyejukkan kulit yang kepanasan akibat sengatan matahari Bangkok.
Ada bagian khusus yang diisi pertokoan di stasiun MRT, tepatnya satu lantai di atas peron. Di sana berjejer restoran-restoran berukuran sedang, mini market, sampai deretan meja dan kursi yang bisa dipakai untuk nongkrong. Suasananya mirip seperti mal dalam versi mini.
Baca: Tambah 3 Trainset, Skytrain Bandara Disuntik Rp 275 Miliar
Sama seperti kebiasaan penumpang BTS Skytrain, para penumpang selalu berbaris rapi menanti datangnya kereta yang jadwalnya tertera di layar dekat peron.