TEMPO.CO, Bandung - Pantai Pangandaran adalah salah satu objek wisata yang diminati wisatawan lokal dan luar negeri. Besarnya potensi wisata itu membuat Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan Pemerintah Provinsi Jawa barat Jawa Barat menata pantai agar bisa menjadi objek wisata kelas dunia.
Langkah ambisius itu telah dirintis sejak Jawa Barat dipimpin oleh Ahmad Heryawan alias Aher (2013-2018). Pada awal 2018, Aher berhasil membersihkan pantai di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, ini dari kerumunan pedagang kaki-lima. Dengan demikian, pengunjung kini dapat leluasa menikmati matahari terbit dan terbenam dari bibir pantai.
Berikut lima hal yang mesti diperhatikan untuk menjadikan Pangandaran ke pentas internaisonal.
1. Pembersihan Pedagang Kakilima
Pada awal 2018 Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Pangandaran berhasil membuat bibir Pantai Barat dan Timur Pangandaran bebas pedagang kaki lima. Para pedagang kini tak lagi menghalangi bibir pantai.Matahari terbit di Pantai Timur Pananjung, Pangandaran, Jawa Barat, 2 Februari 2016. Pantai timur yang terkenal dengan panorama matahari terbitnya masih jadi andalan Kabupaten Pangandaran untuk menarik wisatawan. TEMPO/Prima Mulia
Gubernur Aher mengatakan kebijakan tersebut selaras dengan keinginannya menjadikan Pangandaran sebagai wisata kelas dunia. “Sekaligus menjadi lebih menarik dan setara dengan objek wisata pantai populer, seperti yang berada di Bali,” kata dia.
2. Mewujudkan Pangandaran sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
Pemprov Jawa Barat di bawah kepemimpinan M Ridwan Kamil (2018-2023) melanjutkan mimpi Aher tersebut. Ridwan Kamil mengajak semua pihak terkait untuk mewujudkan Pangandaran sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pertama di Jawa Barat. Hal itu dia sampaikan dalam acara Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona di Kabupaten Pangandaran, Rabu, 28/11.
3. Didesain seperti pantai Hawaii
Lewat unggahannya di akun media sosial instagram miliknya @ridwankamil, Kang Emil, sapaan akrabnya, akan mendesain Pantai Pangandaran seperti pantai di Hawaii.
4. Dukungan tiga program Seorang anak menjaga keseimbangan di tengah gulungan ombak saat berlatih selancar di Pantai Batu Karas, Pangandaran, Jawa Barat, 7 Desember 2014. Tempo/Aris Andrianto
Gubernur Emil memprioritaskan tiga program untuk membangun sektor industri pariwisata di Kabupaten Pangandaran. Ketiga program itu adalah, pertama, meminta pemerintah pusat mengabulkan pelebaran jalan darat dari Kota Banjar sampai Pangandaran.
Kedua, mengaktifkan jalur kereta api Bandung-Pangandaran yang sudah lama tidak beroperasi. Lalu, ketiga, pengembangan Bandar Udara Nusawiru agar jalur pendaratannya lebih panjang sehingga bisa digunakan pesawat komersial. Bandara Nusawiru akan memudahkan wisatawan dari Jakarta menuju Pangandaran dengan jarak tempuh lebih cepat dibandingkan jalur darat.
5. Memenuhi syarat tiga A dan tiga C
Menteri Pariwisata RI Arief Yahya menekankan untuk menjadikan Pangandaran sebagai tujuan wisata kelas dunia, persyaratan tiga A harus dipenuhi dalam level dunia juga. Hal itu dia sampaikan di Media Gathering 2018 yang digelar Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat di Pantai Indah Timur Resort, Kabupaten Pangandaran, Rabu, 26/11.
Tiga A tersebut adalah atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Perinciannya, atraksi meliputi objek wisata berupa wisata alam, budaya, dan buatan yang menarik. Aksesibilitas, yaitu infrastruktur menuju kawasan wisata dan infrastruktur pendukung objek wisata, seperti bandara kelas internasional.
Sedang amenitas, adalah ketersediaan fasilitas umum bintang lima, mulai dari hotel, restoran, toko cinderamata, taman hingga fasilitas kesehatan dan fasilitas umum lainnya.
Selain itu, lanjut Menpar, ada tiga C yang diperlukan dalam mentransformasi sebuah kawasan wisata, yaitu CEO commitment, change agent, dan competence.
ANTARA