BBKSDA Riau telah mengirimkan dua tim untuk melakukan evkuasi harimau tersebut. Tim itu satu dari Rengat Kabupaten Indragiri Hulu dan satu tim lainnya dari Pekanbaru.
Tim dari Pekanbaru merupakan tim yang lebih lengkap karena terdiri dari tim medis dan tim bius. Namun, jarak dari Pekanbaru menuju lokasi kejadian cukup jauh dan membutuhkan waktu sedikitnya 10 jam perjalanan darat.
Saat ini tim gabungan TNI, Polri dan masyarakat telah melakukan sejumlah upaya agar harimau melarikan diri. "Di sana sudah dipasang jaring dan kayu untuk mencegah harimau melarikan diri," tutur Haryono.
Kabupaten Indragiri Hilir dalam setahun terakhir tak lepas dari berita kemunculan harimau. Bonita, harimau betina dewasa mengawali berita kemunculan si raja rimba itu di Indragiri Hilir awal Januari 2018 lalu.
Bonita menjadi perhatian publik setelah proses pencarian dan relokasinya memecah rekor sebagai proses terlama di Indonesia. Butuh waktu tiga bulan sebelum harimau itu benar-benar berhasil ditangkap tim gabungan BBKSDA Riau, TNI dan Polri. Selama proses pencarian itu Bonita telah menewaskan tiga orang.
Pada September 2018, harimau kembali muncul di Indragiri Hilir yang kala itu menerkam tiga ekor ternak warga. Tim gabungan langsung turun untuk memasang perangkap dan kamera pengintai. Tim patroli juga diturunkan namun tak kunjung membuahkan hasil.
Lalu Di Kabupaten Kuantan Singingi, atau kabupaten tetangga Indragiri Hilir pada akhir September 2018 lalu seekor harimau betina dalam keadaan bunting ditemukan mati terjerat.
ANTARA