3. Pertempuran Surabaya dan Jembatan Merah
Tiga hari berikutnya, yakni pada 25 Oktober 1945, 6.000 prajurit Sekutu datang ke Surabaya. Para santri pun bergerak ke Surabaya hingga situasi kota pun memanas, karena Resolusi Jihad telah memompa pertempuran tiga hari di Surabaya pada 27-29 Oktober 1945.
Tentara Inggis pun kewalahan. Mereka mendatangkan Bung Karno ke Surabaya untuk melakukan gencatan senjata pada 30 Oktober. Namun, sorenya terjadi insiden Jembatan Merah yang menewaskan "orang pertama" Sekutu, Jenderal Mallaby, sehingga gencatan senjata pun berakhir.Santri memainkan toya api di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis malam, 18 Oktober 2018. Kegiatan di lingkungan pondok pesantren terbesar se-Jawa Timur itu dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. ANTARA/Prasetia Fauzani
Hal itu mendorong tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kepada masyarakat Surabaya untuk menyerahkan senjata paling lambat pada 10 November. Jika ultimatum itu tidak diindahkan, Surabaya akan dibumihanguskan.
4. Jalan Kombes Duriyat, Surabaya
Ultimatum itu membuat para santri dan pemuda Surabaya dari berbagai komponen marah. Seorang pemuda bernama Bung Tomo pun sowan ke K.H. Hasyim Asy'ari untuk menyiarkan Revolusi Jihad ke seluruh masyarakat Surabaya melalui radio di persimpangan Jalan Kombes Duriyat, Surabaya (Jalan Mawar Nomor 10 Kecamatan Tegalsari, Surabaya).
Orasi Bung Tomo melalui radio rakyat itu membuat Revolusi Jihad "membakar" semangat Arek-Arek Suroboyo hingga target Sekutu untuk menguasai Surabaya dalam tiga hari tidak terbukti. Bahkan, pada hari kedua pengganti Jenderal Mallaby yang juga jenderal senior pun terbunuh. Pertempuran di Surabaya akhirnya berlangsung cukup lama, yakni tiga minggu.
Konteks sejarah itulah yang di era modern ini kemudian diakui negara dengan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional sejak 2015. Hal itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2015 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 bertepatan dengan 9 Muharram 1437 Hijriah.
ANTARA