TEMPO.CO, Jakarta - Dalam Focus Group Discusstion (FGD) Millennial Tourism yang berlangsung di Jakarta, Kamis , 18/10, Rhenald Kasali mengatakan ciri utama turis milenial adalah mereka mampu melakukan dirupsi (disruption) ekonomi pariwisata.
“Turis milenial (millenials) mampu membuat dirupsi di pariwisata dengan menggunakan teknologi, sehingga membuat cara-cara lama tidak dipakai lagi. Milinial dan teknologinya bisa menyebabkan harga tidak naik meskipun rupiah turun,” kata Rhenald Kasali.
Dia menegaskan turis milenial tiap negara memiliki kekhasan yang dilatarbelakangai oleh budaya dan lingkungan. Berikut cicir-ciri turis milenial tiap negara menurut Rhenald Kasali.
1. Turis milenial Amerika Serikat
Mereka memiliki moto work hard play hard . Jadi mereka lebih suka mengumpulkan uang demi liburan yang berkualitas.
2. Turis milenial Eropa
Turis Eropa dikenal memiliki budget conscious sehingga bisa 3 kali traveling dalam setahun. “Mereka juga lebih menyukai personal guide.”
3. Turis milenial Asia
Wisatawan milenial setahun traveling maksimal 2 kali dengan jarak kurang dari 4 jam dan menggunaan paket tour standar.
4. Turis milenial China
Pelancong China dikenal mempunyai pengeluaran besar saat traveling . Mereka menggunakan paket tour dan lebih suka mencari destinasi populer. “Selera wisatawan milenial China terjadi peningkatan khususnya dalam menggunakan hotel berbintang dari bintang tiga ke bintang 4,” kata Rhenald Kasali.
5. Turis milenial India
Orang India lebih suka traveling dengan bujet paket tour dan family trip. “Wisatawan India agak pelit terutama dalam bayaran dan ngasih tip wisata,” katanya.
6. Turis milenial Indonesia
Wisatawan milenial Indonesia dominan memilih traveling di dalam negeri atau domestik ataupun destinasi di kawasan Asia Tenggara. "Destinasi di dalam region yang anti-mainstream sangat disukai wisatawan melinial Indonesia,” papar Ronald Kasali.
Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, tahun 2019 lebih dari 50 persen dari tiap pasar pariwisata Indonesia sudah merupakan milenial. “Wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama,” kata Rizki Handayani.