TEMPO.CO, Jakarta - Malang Flower Carnival (MFC) 2018 yang digelar hari Ahad, 16/9, akan tampil beda dibandingkan karnaval sejenis di daerah lain. Penggagas dan penyelenggara MFC Agus Sunandar mengatakan MFC tahun ini akan mengedepankan konsep karakter busana peserta.
Karakter itu harus ditunjukkan dengan ornamen bunga sebesar 75 persen. Bahannya harus terbuat dari materi daur ulang sebagai wujud kepedulian pelestarian lingkungan. "Bahan daur ulang bisa dengan mudah didapatkan di sekitar Malang," kata di dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, 4/9. Malang Flower Carnival akan digelar di sepanjang Jalan Ijen Kota Malang.
Agus berpendapat kejenuhan masyarakat akan kegiatan karnaval dapat ditepis dengan kreativitas dan inovasi. Juga dengan promosi yang terus-menerus. "Selain itu Malang Flower Carnival juga mengembangkan costume play bertema wayang berkonsep karnival sehingga benar-benar beda dengan yang lain," katanya.
Kegiatan ini didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang dan Kementerian Pariwisata sehingga bisa terus bergulir memasuki tahun ke-8. MFC 2018 mengangkat tema Eksotika Bunga Nusantara sebagai upaya branding Malang sebagai Kota Bunga.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, MFC 2018 masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun ini. "MFC merupakan satu di antara 8 event yang masuk dalam CoE 2018 mewakili Provinsi Jawa Timur," kata Esthy Reko Astuti.Sejumlah warga menyaksikan peserta beraksi dengan mengenakan kostum bunga saat berjalan di atas catwalk dalam gelaran Malang Flower Carnival (MFC) 2016 di Jl. Ijen, Malang, Jawa Timur, 4 September 2016. Malang Flower Carnival ke-7 yang mengusung tema Bunga Nusantara ini di ikuti oleh ratusan peserta dari sejumlah kota di Indonesia.TEMPO/Aris Novia Hidayat
Esthy mengatakan penyelenggaraan kegiatan adalah bagian penting dalam unsur 3A, yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesbilitas. Unsur 3A itu dalam rangka memajukan pariwisata yang memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
"Pada penyelenggaraan MFC 2017 yang lalu menurut laporan panitia diikuti 214 peserta dan mendatangkan lebih 5.000 pengunjung sehingga membawa dampak langsung pada ekonomi Kota Malang," katanya.
Kadis Budpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, jumlah peserta MFC 2018 diproyeksikan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Mereka berasal dari Kota Malang dan kota-kota lain di Jawa Timur seperti Surabaya, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Kediri, Nganjuk, dan Batu.
Peserta MFC 2018 dibagi dalam 2 kategori, yaitu kategori anak dan dewasa. Para peserta karnaval akan mengenakan busana berukuran besar dan berlenggang di sepanjang Jalan Ijen yang juga berfungsi sebagai catwalk.
"Selain diikutkan dalam parade yang indah dan megah, busana, dan gerakan tarian para peserta juga dilombakan," kata Ida Ayu Made Wahyuni.
Malang Flower Carnival ditujukan menjadi salah satu perhelatan unggulan Jawa Timur dan tercatat beberapa kali mendapat penghargaan di mancanegara. Beberapa di antaranya sebagai The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow tahun 2014, serta mendapat penghargaan Best National Costume, Miss Queen Tourism Ambassador International, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2016.
ANTARA