TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah wisatawan yang tengah berlibur di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dikabarkan mengungsi di bukit belakang perkampungan pulau itu, Minggu, 5 Agustus 2018, akibat gempa Lombok. Wisatawan berupaya menghindari bibir pantai lantaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengaktivasi peringatan tsunami. Peringatan tersebut dicabut beberapa jam kemudian.
Menurut warga setempat, Nyoman Febri, yang juga bekerja sebagai karyawan salah satu hotel di Gili Trawangan, mengatakan wisatawan masih tampak berbondong-bondong menuju bukit sejak gempa Lombok terjadi pukul 18.46 WIB. "Saat ini bukit dipenuhi warga dan wisatawan yang mengungsi," kata Nyoman kepada Tempo saat dihubungi pada Minggu malam, 5 Agustus.
Nyoman juga menyaksikan beberapa hotel mengalami kerusakan sesaat setelah gempa Lombok terjadi. Imbas gempa ini membuat listrik di semua wilayah di Gili Trawangan padam.
Adapun Kepala Biro Komunikasi Publik sekaligus Tim Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan sampai saat ini pihak kementerian tengah monitor perkembangan yang terjadi. Termasuk pemantauan terhadap negara-negara yang berpotensi mengeluarkan travel advice.
"Sampai saat ini belum ada negara yang mengeluarkan travel advice. Namun memang sudah banyak foto, video, dan audio yang beredar," tutur Guntur yang dihubungi pada Minggu malam, 5 Agustus. Guntur menyarankan wisatawan mengikuti imbauan rersmi yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Sebelumnya, gempa bumi dengan kekuatan 7 skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu, 5 Agustus 2018. BMKG melaporkan, gempa tersebut berpusat di kedalaman pada kedalaman 15 kilometer. Pusat gempa berada di 18 kilometer barat laut Lombok Timur.