TEMPO.CO, Jakarta -Sebagian orang enggan melakukan aktivitas naik gunung saat bulan puasa karena khawatir dehidrasi dan tak kuat fisik. Itu sebabnya jalur-jalur pendakian saat Ramadan sepi.
Namun justru saat-saat seperti inilah yang dimanfaatkan sebagian pendaki untuk menikmati gunung yang sunyi, tak banyak orang. Seperti yang dilakukan oleh travel blogger Satya Winnie.
Satya, melalui akun Instagram-nya, pada awal Ramadan kemarin, mengunggah video berisi suasana yang nyenyat di jalur pendakian Gunung Semeru. Hanya tampak dia dan belasan pendaki lainnya di puncak Mahameru. Mereka tampak menikmati suasana gunung tertinggi Jawa yang tak seramai biasanya.
Bila Anda ingin menikmati suasana demikian, perlu tip khusus. Utamanya untuk yang sedang puasa. Sejumlah pendaki yang pernah melakuakan aktivitas pendakian saat bulan puasa berbagi tipnya melalui akun Instagram Tempo Travel, yakni @tempowisata. Berikut ini tip yang dibagikan warganet.
- Membuat rencana operasi perjalanan (ROP)
Ari Pratama yang pernah mendaki Gunung Rinjani saat bulan puasa 2015 lalu menyarankan pendaki membuat ROP khusus saat sedang puasa. ROP kudu dibuat supaya pendaki dapat memanajemen perjalanan dengan tepat. Dengan ROP, energi akan terbuang lebih efisien.
- Pemanasan fisik
Ari juga menyarankan pendaki melakukan pemanasan jauh-jauh hari sebelumnya. Ini dilakukan supaya badan tidak kaget dan lemas. Pemanasan bisa dengan jogging, work out, atau fitness. Bisa juga latihan mendaki di gunung-gunung yang pendek untuk melemaskan otot.
- Asupan bergizi saat sahur
Adapun Rega Larosa, yang pernah mendaki Gunung Merapi saat puasa pada 2016 lalu menyarankan pendaki menyiapkan sahur dengan asupan yang bergizi. “Tidak perlu makan terlalu banyak, yang penting cukup,” katanya. Saat sahur, ia juga menyarankan pendaki banyak minum air putih untuk mengganti cairan tubuh yang berkurang, serta minum madu untuk kekuatan.
Pitra Wati, yang pernah melakukan pendakian saat puasa tahun 2017, menyarankan pendaki menghindari asupan mi instan. “Karena mi instan menyerap banyak cairan dalam tubuh dengan cepat sehingga menyebabkan cepat haus,” ujarnya. Pendaki sebaiknya mengganti asupan tersebut dengan sayur-sayuran, buah, dan susu.
- Mendaki malam hari
Melakukan perjalanan saat petang atau malam hari juga menjadi salah satu alternatif untuk mendaki saat puasa. Saat mendaki malam hari, tubuh tidak merasa lelah dan minim dehidrasi. Sepanjang perjalanan naik gunung tentu saja Anda dapat minum atau makan seperti biasa. Namun, Anda harus lebih jeli mengamati jalur karena dikhawatirkan ada lubang atau jurang yang tak tampak.
Artikel lain: Kuliner Terpilih, 4 Warung Penyet untuk Buka Puasa