TEMPO.CO, Jakarta - Suriah seakan tak pernah diberi kesempatan menata diri. Pada 13 April Amerika Serikat dan sekutunya menyerang negara itu sebagai respon atas apa yang mereka sebut sebagai serangan senjata kimia ke Kota Douma, pada 7 April 2018. Perang Suriah seperti akan memasuki babak baru.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghindari setiap tindakan yang hanya akan memperburuk situasi di Suriah. Selain rakyat yang menjadi korban, bukan tak mungkian perang juga akan terus memporak-porandakan tempat-tempat bersejarah di Suriah.
Jauh sebelum ini, sejak perang meletus pada 2011, berbagai kawasan sejarah di Suriah sudah luluh lantak. Berikut beberapa diantaranya.
- Dua Makam Kuno di Palmyra
Militan ISIS meledakkan dua makam kuno yang merupakan situs Islam bersejarah di Kota Palmyra, Suriah. Yang pertama adalah makam Muhammad bin Ali, salah satu keturunan Ali bin Abi Talib, keponakan Nabi Muhammad. Dan satunya adalah kuil Shagaf, atau Abu Behaeddine, seorang tokoh agama dari Palmyra yang berusia hampir 500 tahun.
Seperti dilaporkan oleh CNN.com, pemerintah Suriah mengkonfirmasi peristiwa tersebut sebagai lanjutan dari berbagai rangkaian tindakan vandalisme yang dilakukan ISIS terhadap berbagai peninggalan bersejarah di Kota Palmyra. ISIS mengambil alih Kota Palmyra, sebuah kota warisan budaya dunia UNESCO yang berusia 2.000 tahun, pada Mei 2015 lalu dan menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan berbagai situs kuno di kota tersebut.
Sebelum pecahnya konflik pada tahun 2011, Palmyra merupakan destinasi wisata yang terkenal di Suriah. Pengunjung dari berbagai belahan dunia datang ke Palmyra untuk menyaksikan berbagai keindahan peninggalan kebudayaan kuno Islam dan Romawi, demikian dijelaskan dalam laman situs National Geographic.
Kota Palmyra berada di timur laut Damaskus. Reruntuhan Romawi di kota tersebut menggabungkan seni Yunani-Romawi dengan pengaruh Persia. Karena penggabungan itu, UNESCO sampai menasbihkan reruntuhan tersebut sebagai salah satu pusat kebudayaan paling penting dari dunia kuno.
- Museum Arch of Triumph
Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menghancurkan museum Arch of Triumph yang didirikan 2.000 tahun di kota tua Palmyra, Suriah. Menurut keterangan kepala benda purbakala Suriah kepada media massa, Senin, 5 Oktober 2015, Arch adalah salah satu situs kuno yang sangat terkenal di Palmyra sekaligus pusat kota bangsa Suriah dengan sebutan "Bride of the Desert". Kawasan bersejarah itu dikuasai ISIS sejak Mei 2015.
Kota ini penuh dengan monumen seni melengkung berdiri di sepanjang jalan kota tua yang memiliki gabungan budaya kekaisaran Romawi, Persia, dan Timur.
Adapun Arch of Triumph dikenal sebagai "Mutiara Padang Padang Pasir", sebuah oasis tua di Kota Palmyra terletak di sekitar 201 kilometer sebelah timur laut Damaskus sangat populer menjadi tempat pemberhentian bagi para pelaju yang melakukan perjalanan pada Jalur Sutera.
Tempat ini juga dimasukkan ke dalam daftar warisan dunia UNESCO. Sebelum perang saudara Suriah berkecamuk, sekitar 150 ribu wisatawan mendatangi Palmyra setiap tahun.
- Kota Kuno Allepo
Citra satelit menunjukkan kerusakan luas dialami situs kuno di Aleppo pada 2014. Pantauan sebelum dan sesudah analisis selama 2011-2014 juga menunjukkan kerusakan di beberapa masjid bersejarah di Suriah, seperti Masjid Agung Aleppo, Souq al-Madina, Hammam Yalbough an-Nasry, dan Khusruwiye. Banyak sekolah al-Quran dan bangunan bersejarah lainnya di selatan dan utara Suriah rusak lantaran mortir perang.
- Peninggalan Raja Abad 13-19 M
Kerusakan parah juga dialami di selatan Suriah. Di daerah tersebut banyak bangunan peninggalan raja dari abad 13-19 Masehi. Teater Romawi kuno di Kota Bosra pun tak lepas dari dampak perang. Pangkalan militer baru dibangun di atas situs arkeologi ini.)
- Situs Crac des Chevaliers
Situs lainnya yang hancur adalah Crac des Chevaliers, benteng yang dibangun Tentara Salib. Benteng ini mengalami kerusakan besar pada bangunan utama dan menara di tenggara benteng. UNESCO pun menempatkan enam situs warisan dunia tersebut pada “Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya” pada 2013 saat perang Suriah telah menewaskan 100 ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi. “Dari kontak dengan beberapa sumber di Suriah, kami mengetahui bahwa ada kerusakan di beberapa situs di Suriah. Tapi kami tak menyangka kerusakannya sebesar ini,” ujar Direktur Penelitian dan Program, Penn Cultural Heritage Center, University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology, Brian Daniels.
CNN | NATIONAL GEOGRAPHIC | RADITYA PRADIPTA | AMRI MAHBUB