Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyusuri Jalur Pendakian Gunung Semeru Setelah Ditutup 3 Bulan

image-gnews
Sejumlah pendaki mendaki Gunung Semeru dengan latar Gunung Bromo di Gunung Semeru, Malang, Jawa Timur, Minggu (31/7). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa dan menjadi salah satu destinasi favorit bagi para pendaki gunung baik dalam negeri maupun mancanegara. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Sejumlah pendaki mendaki Gunung Semeru dengan latar Gunung Bromo di Gunung Semeru, Malang, Jawa Timur, Minggu (31/7). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa dan menjadi salah satu destinasi favorit bagi para pendaki gunung baik dalam negeri maupun mancanegara. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Lumajang - Pada 7-8 April 2018, Tempo berkesempatan melakukan perjalanan menyusuri jalur pendakian Gunung Semeru menuju Ranu Kumbolo. Saat itu adalah tepat tiga hari setelah dibukanya kembali jalur pendakian oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pendakian dilakukan bersama dengan rombongan wartawan Forum Pariwisata.

Tujuan pendakian adalah Ranu Kumbolo, danau di ketinggian 2.400 mdpl dan berada di pos 4 jalur pendakian Semeru. Danau yang memiliki luas 15 hektare ini acap menjadi persinggahan para pendaki untuk membuka camp atau tenda sebelum melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir Semeru.

Perjalanan dimulai di Desa Ranu Pane. Mula-mula, pendaki bakal melewati perkebunan warga. Tampak tanaman kol mulai mekar dengan ukuran dua kali kepalan tangan.

Ada pula gundukan tanah yang berbaris rapi sepanjang jalur. Tanah itu berisi bibit kentang yang mulai masuk bulan ketiga masa penanaman.

Melintasi perkebunan sebelum masuk jalan setapak, rombongan bertemu dengan belasan turis Cina yang telah kelar melakoni pendakian. Mereka hendak menuju pos pelaporan. Warga setempat, Thomas, yang ditemui di desa terakhir pendakian Semeru, mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, warga Cina mulai banyak ditemui di jalur aktivitas pendakian.

"Dulu kebanyakan turis Eropa, sekarang (pendaki) dari Cina mulai banyak terlihat," kata Thomas.

Setelah lepas rute ini, kami memasuki kawasan hutan. Pendaki-pendaki lokal pun mulai banyak ditemui. Semisal di jalur perhentian pos. Tampang-tampang pendaki usia belasan hingga 20-an pun lebih mendominasi.

Sepanjang jalur menuju Ranu Kumbolo, pendaki disuguhi panorama pepohonan dengan tunas-tunas daun baru berwarna hijau muda. Sejumlah rerumputan hutan juga tumbuh lebat melintang di sisi kanan-kiri jalan setapak.Seorang pendaki sedang melintas di jalur pendakian Semeru dengan sisi kanan yang longsor pada Minggu, 7 April 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

Di beberapa titik, rumput-rumput ini menjulang setinggi lebih dari 1 meter. Kadang-kadang, badan akan cobar-cabir oleh rerumputan. Karena itu, pendaki disarankan memakai baju lengan panjang untuk menghindari goresan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di pos kedua menuju ketiga, juga ketiga menuju keempat, terdapat beberapa titik longsor. Ini akibat curah hujan di kawasan Semeru masih cukup tinggi. Hampir setiap hari terjadi hujan.

Namun tak perlu cemas dengan kondisi demikian. Titik longsor telah diberi tanda. Pihak TNBTS menandainya dengan garis rescue. Meski demikian, pendaki sebaiknya tak lengah dan abai dengan titik lain yang masih berpotensi longsor. Sebab, menjelang sore, jalur pendakian Semeru acap dilanda hujan.

Pada titik pendakian lainnya, misalnya di pos ketiga menuju keempat, terdapat tanjakan dengan elevasi yang lumayan. Jalurnya yang berupa tanah dan batu masih licin, bahkan beberapa trek berlumut lantaran musim hujan belum berakhir.

Setelah lebih-kurang empat jam melintasi pos pertama sampai keempat, pendaki akan dibuat terpukau dengan panorama Danau Ranu Kumbolo. Danau itu diapit oleh perbukitan berumput hijau. Letaknya seperti basin atau cekungan, sedangkan keberadaannya bak oase.

Di samping danau ini berjajar tenda-tenda dom beragam warna milik pendaki. Di sinilah perjalanan melintasi jalur Gunung Semeru menuju Ranu Kumbolo berakhir. Setelah menempuh jalur yang baru mentas dari masa perawatan ekosistem, lanskap danau yang eksotis akan membayar kelelahan.

Artikel lain: Dalam Pameran Spa, Demo Pijat Jawa Kuno Memikat Publik Paris

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

5 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

5 hari lalu

Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4), menetapkan masa tanggap darurat bencana hingga 2 Mei mengacu pada potensi cuaca buruk di kawasan lereng Gunung Semeru.
Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.


3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

5 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru


Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

6 hari lalu

Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Kamis (18/4/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.


Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

6 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.


Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

7 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.


Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

7 hari lalu

Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat, 7 Juli 2023. ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.


Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

9 hari lalu

Gunung Semeru erupsi terpantau dari CCTV pada Sabtu, 23 Maret 2024, pukul 23.00 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)
Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.


Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

9 hari lalu

Asap vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2024. Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pengamatan Jumat (16/2) pukul 06.00-12.00 WIB Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dengan 19 kali gempa letusan atau erupsi amplitudo 10-22mm selama 83-130 detik, 7 kali gempa Awan Panas Guguran (APG) amplitudo 3-8mm selama 39-51detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.


Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

21 hari lalu

Sejumlah wisatawan melihat suasana Gunung Bromo di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 1 Januari 2024. Bedasarkan data Balai Besar TNBTS pada Minggu (31/12), kunjungan wisatawan di wilayah tersebut mencapai 5.000 orang saat malam pergantian tahun 2024 . ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

Hingga sekarang belum ada peraturan mengenai penanganan sampah di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.