TEMPO.CO, Lumajang - Pada 7-8 April 2018, Tempo berkesempatan melakukan perjalanan menyusuri jalur pendakian Gunung Semeru menuju Ranu Kumbolo. Saat itu adalah tepat tiga hari setelah dibukanya kembali jalur pendakian oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pendakian dilakukan bersama dengan rombongan wartawan Forum Pariwisata.
Tujuan pendakian adalah Ranu Kumbolo, danau di ketinggian 2.400 mdpl dan berada di pos 4 jalur pendakian Semeru. Danau yang memiliki luas 15 hektare ini acap menjadi persinggahan para pendaki untuk membuka camp atau tenda sebelum melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir Semeru.
Perjalanan dimulai di Desa Ranu Pane. Mula-mula, pendaki bakal melewati perkebunan warga. Tampak tanaman kol mulai mekar dengan ukuran dua kali kepalan tangan.
Ada pula gundukan tanah yang berbaris rapi sepanjang jalur. Tanah itu berisi bibit kentang yang mulai masuk bulan ketiga masa penanaman.
Melintasi perkebunan sebelum masuk jalan setapak, rombongan bertemu dengan belasan turis Cina yang telah kelar melakoni pendakian. Mereka hendak menuju pos pelaporan. Warga setempat, Thomas, yang ditemui di desa terakhir pendakian Semeru, mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, warga Cina mulai banyak ditemui di jalur aktivitas pendakian.
"Dulu kebanyakan turis Eropa, sekarang (pendaki) dari Cina mulai banyak terlihat," kata Thomas.
Setelah lepas rute ini, kami memasuki kawasan hutan. Pendaki-pendaki lokal pun mulai banyak ditemui. Semisal di jalur perhentian pos. Tampang-tampang pendaki usia belasan hingga 20-an pun lebih mendominasi.
Sepanjang jalur menuju Ranu Kumbolo, pendaki disuguhi panorama pepohonan dengan tunas-tunas daun baru berwarna hijau muda. Sejumlah rerumputan hutan juga tumbuh lebat melintang di sisi kanan-kiri jalan setapak.Seorang pendaki sedang melintas di jalur pendakian Semeru dengan sisi kanan yang longsor pada Minggu, 7 April 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Di beberapa titik, rumput-rumput ini menjulang setinggi lebih dari 1 meter. Kadang-kadang, badan akan cobar-cabir oleh rerumputan. Karena itu, pendaki disarankan memakai baju lengan panjang untuk menghindari goresan.
Di pos kedua menuju ketiga, juga ketiga menuju keempat, terdapat beberapa titik longsor. Ini akibat curah hujan di kawasan Semeru masih cukup tinggi. Hampir setiap hari terjadi hujan.
Namun tak perlu cemas dengan kondisi demikian. Titik longsor telah diberi tanda. Pihak TNBTS menandainya dengan garis rescue. Meski demikian, pendaki sebaiknya tak lengah dan abai dengan titik lain yang masih berpotensi longsor. Sebab, menjelang sore, jalur pendakian Semeru acap dilanda hujan.
Pada titik pendakian lainnya, misalnya di pos ketiga menuju keempat, terdapat tanjakan dengan elevasi yang lumayan. Jalurnya yang berupa tanah dan batu masih licin, bahkan beberapa trek berlumut lantaran musim hujan belum berakhir.
Setelah lebih-kurang empat jam melintasi pos pertama sampai keempat, pendaki akan dibuat terpukau dengan panorama Danau Ranu Kumbolo. Danau itu diapit oleh perbukitan berumput hijau. Letaknya seperti basin atau cekungan, sedangkan keberadaannya bak oase.
Di samping danau ini berjajar tenda-tenda dom beragam warna milik pendaki. Di sinilah perjalanan melintasi jalur Gunung Semeru menuju Ranu Kumbolo berakhir. Setelah menempuh jalur yang baru mentas dari masa perawatan ekosistem, lanskap danau yang eksotis akan membayar kelelahan.
Artikel lain: Dalam Pameran Spa, Demo Pijat Jawa Kuno Memikat Publik Paris