Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minum Jamu Gratis di Yogyakarta, Ini Khasiatnya

image-gnews
Calon Presiden dari PDIP Joko Widodo (tengah) bersama Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla minum segelas jamu beras kencur dari pedagang jamu gendong setelah menjalani pemeriksaan kesehatan selama 10 Jam, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (22/5). Pemeriksaan tes kesehatan ini merupakan salah satu syarat bagi pasangan bakal Capres dan Cawapres setelah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). TEMPO/Imam Sukamto
Calon Presiden dari PDIP Joko Widodo (tengah) bersama Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla minum segelas jamu beras kencur dari pedagang jamu gendong setelah menjalani pemeriksaan kesehatan selama 10 Jam, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (22/5). Pemeriksaan tes kesehatan ini merupakan salah satu syarat bagi pasangan bakal Capres dan Cawapres setelah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO - Yogyakarta - Festival minum jamu dengan 2.500 gelas gratis digelar di Plaza Ngasem Yogyakarta, Sabtu, 17 Februari 2018. Tak hanya beraneka ragam jamu tradisional, masyarakat juga bisa pijat gratis.

Plaza Ngasem merupakan bekas pasar burung yang legendaris. Letaknya ada di utara situs Tamansari Kraton Yogyakarta. Festival ini juga untuk memeriahkan Hadeging Nagari Ngyogyakarta Hadiningrat yang ke 271 tahun.

Baca juga: Sarapan Jajanan Pasar di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Acara ini bakal dimeriahkan oleh artis yang sedang digandrungi, Mikha Tambayong. “Dia pakai pakaian seperti penjual jamu tradisional pada umumnya, ya seperi penjual jamu zaman now lah,” kata ketua panitia Festival Minum Jamu, Widihasto Wasana Putra, Jumat, 16 Februari 2018.

Keseruan dari acara yang digelar pengurus daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah disediakan 18 macam jamu. Jamu yang spesial itu akan disajikan oleh para penjual jamu dari Gabungan Pengusaha Jamu dan Paguyuban Jamu Gendong Yogyakarta.

Jamu tradisional yang disediakan antara lain temulawak, secang, beras kencur, pahitan, semelak, jamu sehat pria, jamu galian singset, bir pletok, jamu terlambat bulan, serbat, dan jamu pegal linu. Juga ada jamu kunyit asem, gula asem hingga cabe kutang.

Jamu-jamu ini memiliki beragam khasiat. Antara lain mengatasi berbagai gangguan penyakit, menjaga daya tahan tubuh, menambah nafsu makan, menjaga vitalitas tubuh, memperlancar peredaran darah, dan menjaga organ dalam manusia. Minum jamu juga dapat merawat pita suara, meredakan batuk, menghilangkan pegal-pegal, memperlancar haid, serta memperlancar ASI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai hiburan, ada penampilan wahana interaksi satwa dari Kebun Binatang Gembira Loka seperti burung makao, nuri, reptil iguana merah, dan ular phyton albino.

Sejumlah atraksi seni pertunjukan juga menjamu wisatawan seperti pentas jathilan klasik Kridha Budaya, aksi Power Princes Violin, tari kontemporer Kinari Dance asuhan Kinanti Sekar Rahina dan grup musik pelantun lagu-lagu Koes Plus yakni Kranggan Band.

Menurut ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia DIY Gusti Kanjeng Ratu Bendara, kawasan yang digunakan untuk festival ini merupakan situs sejarah. Ada 55 produsen jamu yang berasal dari Gabungan Pengusaha Jamu dan Paguyuban Jamu Gendong Yogyakarta. Mereka juga bakal demo membuat jamu tradisional. Termasuk memberi penjelasan khasiat masing-masing jenis jamu.

MUH SYAIFULLAH

Artikel Lain: 4 Pilihan Menu Sarapan Murah Meriah Khas Bangkalan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

2 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo saat memberi sambutan dalam acara Deklarasi Gerakan Perempuan Pro-Birokrasi Bersih dan Melayani (GPP-BBM) di Menteng, Jakarta, (24/07). Gerakan ini merupakan bentuk perwujudan dan pelaksanaan reformasi birokrasi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.


Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

2 hari lalu

Mooryati Soedibyo. TEMPO/Tony Hartawan
Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.


Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

44 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

49 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

52 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

25 Februari 2024

Budaya Jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini. Shutterstock
Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia


BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

1 Februari 2024

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

BI terus berinovasi agar pasarnya lebih berkembang.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.