Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjelajahi Nain Kecil, Pulau Tak Berpenghuni dekat Bunaken

image-gnews
Panorama bibir pantai di Pulau Nain Kecil, Sulawesi Utara. Tempo/Francisca Christy Rosana
Panorama bibir pantai di Pulau Nain Kecil, Sulawesi Utara. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mesin kapal tiba-tiba mati. Daeng, si nakhoda, langsung buru-buru mengengkol diesel. “Kayaknya menabrak sesuatu,” katanya, menjawab ekspresi panik saya yang tak sabar menanyakan musababnya. Saat itu kami tengah berada di perairan Celebes, Sulawesi Utara, menuru Pulai Nain Kecil.

Baca juga: Di Pulau-pulau Kecil, Jumlah Komodo Cenderung akan Naik

Pulau Nain Kecil, secara administrasi masih termasuk kawasan Taman Nasional Bunaken, Kecamatan Wori, Minahasa. Nama pulau ini memang hampir tak terdengar gaungnya. Konon, pulau ini sepi lantaran tak berpenghuni. Justru itulah saya tertarik ingin mendatangi.

Di atas kapal itu cuma ada kami berempat: saya, Andi (rekan jalan dari Jakarta), Daeng, dan seorang awak kapal didikan Daeng. Kami terombang-ambing gelombang yang sedang pasang di perairan Celebes, Sulawesi Utara. Air laut masuk seketika, setelah kapal oleng ke kanan, ke kiri, tanpa henti.

Awak kapal Daeng mengambil galah untuk mengukur kedalaman air. “Tak sampai 3 meter,” katanya. Baru kami tahu kalau kapal itu telah menabrak pasir timbul yang akan membentuk pulau ketika air surut.

“Ini tandanya kita sudah dekat. Itu Pulau Nain Kecil sudah kelihatan,” ucapnya agak berteriak, tersaru deru mesin yang baru saja menyala.

Menurut pengakuan Daeng, jarang ada wisatawan minta diantar ke Nain Kecil. Kalau pun ada, biasanya cuma turis asing. Jumlahnya pun segelintir. “Makanya saya kaget ketika kamu minta diantar ke Nain Kecil.”

Nain Kecil cukup jauh dari daratan Manado. Waktu tempuhnya kira-kira 3 jam dengan kondisi gelombang tak tentu. Kalau diukur, waktu perjalanannya tentu lebih lama dibanding pelayaran menuju Bunaken, yang cuma 30 menit dari kota.

Namun, selama berlayar, suguhan pemandangan pulau-pulau yang dilalui kapal tak habis membuat napas ditarik panjang. Ada Pulau Bunaken, Siladen, Manadotua, dan Montehage yang membuat lanskap berwarna. Menuju Nain Kecil, kapal juga sempat diikuti lumba-lumba. Mereka berperan seperti penunjuk arah.

Kapal kami tiba-tiba sudah menepi di Nain Kecil, tak lama setelah menabrak pasir timbul. Ada perasaan asing ketika saya mendekat. Pulau itu kosong, sepi, dan tak ada aktivitas apa pun. Paling-paling ramai suara ombak memecah karang atau derik serangga.

Nain tak punya pantai yang luas. Tapi pasirnya putih dan lembut, selembut bubuk susu. Beberapa sisi berkarang dan berbatu. Bebatunnya mirip yang bisa dijumpai di Pulau Lengkuas, Belitung. Hanya, luas daratan Nain Kecil jauh lebih kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di serambi pulau itu, tumbuh tanaman bakau yang subur. Sedangkan di bagian dalam, hanya ada karang-karang padas dan beberapa pohon. Di sisi sayap hingga punggung pulau, terdapat rumah-rumah panggung. Kabarnya, rumah ini dibangun oleh nelayan sebagai tempat singgah saat mereka memanen rumput laut.

Saya mencoba memanjat panggung-panggung kayu itu, dan lantas masuk ke salah satu rumah. Beberapa penampang lapuk ketika diinjak.

Rumah-rumah ini tak punya daun pintu. Di dalamnya pun tak ada perabotan barang satu-dua pecah-belah. Namun ada beberapa kaus dan celana yang diletakkan tak tentu. Dari jendela rumah, saya menatap ke arah laut.

Di seberang, terlihat pulau yang ukurannya jauh lebih besar. Besarnya hampir berpuluh kali lipat. “Itu Nain Besar, tempat saya lahir,” tutur Daeng. Nain Besar adalah pulau berpenduduk padat. Ada tiga kampung utama di dalamnya: Bajo-Siau, Tampi, dan Tarente. Mayoritas berasal dari suku Bajo atau Bajau.

Hampir sore dan Nain Kecil makin sunyi. Beberapa gagak mondar-mandir di atas pulau. Ombak makin petang juga makin meninggi. Meski enak untuk menyepi, pulau ini tak nyaman disinggahi sendiri. Juga tak cocok untuk bermalam.

Wisatawan yang mau berkunjung ke pulau ini harus mengeluarkan kocek lebih dalam dibanding bila ingin ke Bunaken. Harga sewa kapalnya berkisar Rp 1-1,5 juta, hampir dua kali lipat dibanding ke Bunaken.

Untuk menyewa kapal, wisatawan bisa datang langsung ke Pelabuhan Calaca. Lokasinya tepat di depan Pasar 45, dekat pusat perdagangan Manado tempo dulu. Harga sewa bisa lebih murah bila bernegosiasi langsung dengan empunya kapal.

Waktu terbaik datang ke pulau ini adalah pada saat kemarau. Sebab, gelombang tak terlalu tinggi dan pemandangan matahari terbit serta terbenam pun tak bakal tertutup mendung.

Artikel lain: Restoran Por Que No, Makan Malam Romantis Saat Valentine

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Strategi Sulawesi Utara Kejar Target 1 Juta Kunjungan Wisatawan Cina pada 2023

13 Mei 2023

Wisatawan menyelam di kawasan gunung api bawah laut Banua Wuhu di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, 27 januari 2015. ANTARA/Andika Wahyu
Strategi Sulawesi Utara Kejar Target 1 Juta Kunjungan Wisatawan Cina pada 2023

Sebelum pandemi Covid-19, Sulut merupakan daerah tujuan terbesar kedua wisatawan Cina setelah Bali.


Ragam Aktivitas Seru yang Sayang Dilewatkan Wisatawan Saat ke Bunaken

24 Januari 2023

Minahasa Selatan memiliki pantai dengan pemandangan pepohonan kelapa dan bawah laut menawan, bagian dari Taman Nasional Bunaken. Foto: Koen McPollux/Flickr.com
Ragam Aktivitas Seru yang Sayang Dilewatkan Wisatawan Saat ke Bunaken

Bunaken yang merupakan kawasan konservasi ini yang memiliki potensi alam bawah laut yang indah.


Kunjungi Destinasi Super Prioritas Likupang, Jokowi Harap Pariwisata Indonesia Segera Pulih

19 Januari 2023

Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang masuk daftar lima Destinasi Super Prioritas, memiliki menawarkan keindahan pesisir pantai berpasir putih. Kawasan ini memiliki spot diving, salah satunya di sekitar Pulau Lihaga. Likupang disiapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), khususnya di Pantai Paal dan Pantai Pulisan. shutterstock.com
Kunjungi Destinasi Super Prioritas Likupang, Jokowi Harap Pariwisata Indonesia Segera Pulih

Jokowi juga optimistis kawasan Likupang akan ramai didatangi wisatawan mancanegara, baik dari Eropa maupun dari negara-negara Asia.


5 Keunikan Kota Manado

31 Agustus 2022

Dua orang warga mencari ikan di kawasan Pantai Kota Manado, (3/12). TEMPO/Hariandi Hafid
5 Keunikan Kota Manado

Kota Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota ini memiliki 11 kecamatan serta 87 kelurahan dan desa.


Tomohon International Flower Festival Siap Kembali Menyapa Dunia Tahun Ini

15 Mei 2022

Suasana Tomohon International Flower Festival di Tomohon, Sulawesi Utara pada 2016. (Pinterest.com)
Tomohon International Flower Festival Siap Kembali Menyapa Dunia Tahun Ini

Beragam rangkaian acara seru akan digelar untuk memeriahkan Tomohon International Flower Festival 2022.


Wisatawan Asing juga Bisa Manfaatkan Visa on Arrival di Bandara Sam Ratulangi

10 April 2022

Bandara Sam Ratulangi, Manado. samratulangi-airport.com
Wisatawan Asing juga Bisa Manfaatkan Visa on Arrival di Bandara Sam Ratulangi

Pergerakan penumpang internasional di Bandara Sam Ratulangi telah mengalami peningkatan hingga 58 persen pada Maret 2022.


Wisata Alam di Likupang, Bersantai di Pantai Hingga Susur Sungai Mangrove

27 November 2021

Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang masuk daftar lima Destinasi Super Prioritas, memiliki menawarkan keindahan pesisir pantai berpasir putih. Kawasan ini memiliki spot diving, salah satunya di sekitar Pulau Lihaga. Likupang disiapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), khususnya di Pantai Paal dan Pantai Pulisan. shutterstock.com
Wisata Alam di Likupang, Bersantai di Pantai Hingga Susur Sungai Mangrove

Mulai dari wisata bahari hingga pegunungan, Likupang menawarkan pengalaman bersantai di alam untuk melepas penat.


7 Kuliner Khas Likupang yang Patut Dicoba, untuk Sarapan hingga Cemilan

8 Maret 2021

Singkong goreng sambal roa salah satu menu di Kopi Oey Candra Naya, Jakarta, 16 November 2016. TEMPO/Nurdiansah
7 Kuliner Khas Likupang yang Patut Dicoba, untuk Sarapan hingga Cemilan

Kawasan Likupang yang akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus itu punya beragam kuliner yang nikmat.


Jelajah Wisata Sulawesi Mampir Menyapa Paus di Gorontalo

27 Februari 2020

Hiu paus di Teluk Saleh selalu ada di sekitar bagan. Menurut warga Labuan Jambu, wisata untuk melihat hiu paus ada sepanjang tahun. Namun pada saat musim angin barat, nelayan tak melaut karena kondisi cuaca yang sering buruk. Dok. Desa Labuan Jambu
Jelajah Wisata Sulawesi Mampir Menyapa Paus di Gorontalo

Peserta Jelajah Wisata Sulawesi akan beragkat ke Provinsi Sulawesi Utara pada Jumat, 28 Februari 2020.


Rute Jelajah Wisata Sulawesi, Keliling 4 Provinsi di Sulawesi

19 Februari 2020

Sejumlah wisatawan mengunjungi obyek wisata Pulau Saronde di Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Minggu, 18 Agustus 2019. ANTARA
Rute Jelajah Wisata Sulawesi, Keliling 4 Provinsi di Sulawesi

Jelajah Wisata Sulawesi akan terbagi menjadi delapan etape, dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, hingga Sulawesi Utara.