Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hutan Tesso Nilo Riau Kian Tergerus, Ratusan Flora-Fauna Terancam

Reporter

image-gnews
Perkebunan kelapa sawit dan permukiman terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Hasil penelitian terbaru Walhi menunjukkan lahan gambut seluas 914.067 hektare hilang dalam tiga tahun selama kebijakan moratorium kehutanan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro
Perkebunan kelapa sawit dan permukiman terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Hasil penelitian terbaru Walhi menunjukkan lahan gambut seluas 914.067 hektare hilang dalam tiga tahun selama kebijakan moratorium kehutanan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro
Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Harmoni, gajah mungil berusia sekitar satu bulan itu riang bermain di sela-sela kaki induknya, bernama Ria. Beberapa kali anak gajah itu terlihat menggoda nakal Ria, yang sedang lahap mengunyah batang pisang.

Harmoni Rimbo, begitu nama lengkapnya tidak menghiraukan beberapa awak media yang "gemas" memotret tingkah lucunya, pekan lalu. Gajah jantan mungil itu terus menerus melakukan ekspresi lucu seolah sadar sedang menjadi pusat perhatian.

Bersama Ria, 40 tahun, keduanya dirawat dengan baik di salah satu pusat pelatihan gajah Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau.

Harmoni dan Ria merupakan bagian dari populasi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang diperkirakan mencapai 100 hingga 110 ekor. Gajah-gajah itu menempati kawasan TNTN seluas lebih dari 83 ribu hektare.Harrison Ford di Taman Nasional Tesso Nilo. WWF/Des Syafrizal

Namun masa depan hewan berbelalai tersebut terancam oleh aksi perambahan hutan di kawasan taman nasional selama beberapa tahun terakhir. Hingga akhir 2017 ini, tercatat hanya 19-20 ribu hektare kawasan hutan yang tersisa di TNTN.

Sementara sekebihnya telah disulap menjadi permukiman ribuan warga, perkebunan sawit dan lahan kosong yang hanya menyisakan semak belukar. Lahan kosong itu sewaktu-waktu dengan cepat menjadi perkebunan baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

" Tugas besar kami adalah menyelamatkan hutan tersisa," kata Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai TNTN, Taufiq Haryadi, pekan lalu.

Tugas Taufik memang berat. Sebab, Harmoni, Ria dan ratusan gajah lainnya membutuhkan tempat untuk hidup dan berkembang.  Tidak hanya Harmoni, aneka ragam satwa lainnya seperti Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), 114 jenis burung, 50 jenis ikan, primata hingga 360 jenis flora juga membutuhkan lingkungan hutan.

Jika penggerusan hutan tak dapat ditangkal, hidup fauna-fauna  dalam ancaman besar.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uni Eropa Larang Impor Terkait Deforestasi, Indonesia Terdampak?

7 Desember 2022

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Uni Eropa Larang Impor Terkait Deforestasi, Indonesia Terdampak?

Uni Eropa pada hari Selasa menyetujui undang-undang baru untuk mencegah perusahaan menjual kopi, minyak sawit terkait deforestasi.


Ratusan Warga Menjadi Korban Banjir Bandang di Gorontalo

6 November 2021

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memantau banjir di Desa Tolongio Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat. ANTARA/HO-Kominfo
Ratusan Warga Menjadi Korban Banjir Bandang di Gorontalo

Gubernur Gorontalo menduga banjir bandang terjadi akibat banyak lereng bukit yang sudah gundul setelah ditanami jagung.


Greenpeace: Penggundulan Hutan Jadi Akar Masalah Banjir Kalsel

30 Januari 2021

Foto udara kondisi Sungai Hantakan pascabanjir bandang di Desa Alat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu, 20 Januari 2021. ANTARA/Muhammad Nova
Greenpeace: Penggundulan Hutan Jadi Akar Masalah Banjir Kalsel

Greenpeace Indonesia menyayangkan pemerintah yang menganggap bencana banjir Kalsel, murni karena cuaca buruk. Ada problem penggundulan hutan.


Peneliti UNS: Penggundulan Hutan Pengaruhi Asupan Iodium Tubuh

15 Oktober 2019

Wahyu  (10 tahun) siswa SD Desa Kalimati, Kecamatan Brebes diketahui menderita gondok setelah diperiksa di Puskesmas pada 21 Agustus 2017. TEMPO/MUHAMMAD IRSYAM FAIZ
Peneliti UNS: Penggundulan Hutan Pengaruhi Asupan Iodium Tubuh

Penggundulan hutan, curah hujan tinggi dan erosi berkaitan erat dengan kasus kekurangan iodium, sebuah penelitian di Karanganyar.


Greenpeace Hentikan Kerja Sama dengan APP dan Sinar Mas

12 Juni 2018

Aktivis Greenpeace melakukan aksi menolak penebangan hutan di pengolahan bubur kertas milik Grup Sinar Mas di Perawang, Riau, Rabu (25/11). Aksi hingga saat ini masih berlangsung. Foto: Greenpeace/Robert Heinecken
Greenpeace Hentikan Kerja Sama dengan APP dan Sinar Mas

Greenpeace menyetop semua keterlibatan dengan Asia Pulp & Paper (APP) serta Grup Sinar Mas karena keterkaitan dua perusahaan itu dengan deforestasi.


Penggundulan Hutan Gunung Salak, Bencana Naik di DAS Cisadane

2 April 2018

Banjir yang merendam pemukiman kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (25/3). Banjir disebabkan oleh meluapnya sungai Cisadane akibat air kiriman dari Bogor serta alih fungsi hutan lindung menjadi villa di hulu Cisadane kawasan Gunung Salak. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Penggundulan Hutan Gunung Salak, Bencana Naik di DAS Cisadane

Penggundulan hutan terjadi di Gunung Salak, lebih dari separuh luas daerah aliran sungai Cisadane rawan diterjang banjir dan longsor.


Penggundulan Hutan Mengancam Kehidupan Laut Raja Ampat

21 Maret 2018

Greenpeace mengangkat isu terumbu karang di Raja Ampat. Kredit: Greenpeace
Penggundulan Hutan Mengancam Kehidupan Laut Raja Ampat

Tidak hanya isu mengenai terumbu karang, Raja Ampat juga memiliki ancaman deforestasi, yang berdampak pada kehidupan laut.


Greenpeace: Industri Gagal Menghentikan Penggundulan Hutan

20 Maret 2018

Aktivis berkostum orang utan menjadi simbol kerusakan hutan akibat kerusakan hutan dalam aksi Greenpeace di Jakarta, 9 Februari 2017. TEMPO/Ilham Fikri
Greenpeace: Industri Gagal Menghentikan Penggundulan Hutan

Data analisis Greenpeace menunjukkan bahwa Indonesia telah kehilangan 24 juta hektare hutan hujan antara tahun 1990 dan 2015.


Ada Jenderal dan Pengacara Kuasai Hutan Lindung 370 Ha di Puncak

5 Maret 2018

Lahan konservasi 370 ha yang dikuasai sejumlah jenderal, pengusaha, dan pengacara di Blok Cisadon atau kawasan Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung-Megamendung dan RPH Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Foto: Avit Hidayat].
Ada Jenderal dan Pengacara Kuasai Hutan Lindung 370 Ha di Puncak

Hutan lindung di Kawasan Puncak itu telah berubah menjadi vila, perkebunan, dan area berburu.


Aceh Darurat Ekologi, 26 Ribu Hektare Hutan Hilang Setiap Tahun

8 Januari 2018

Suasana kebakaran lahan gambut di kawasan hutan Desa Peunia, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, 23 Oktober 2017. ANTARA FOTO
Aceh Darurat Ekologi, 26 Ribu Hektare Hutan Hilang Setiap Tahun

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf berjanji akan menindak perusahaan yang melakukan pembalakan liar di wilayahnya.